Obesitas Diabetes Mellitus Gambar 5.1. Diagram

Serum albumin tidak menurun secara bermakna dengan meningkatnya usia pada lanjut usia sehat. Kadar albumin sering dipakai sebagai petunjuk dalam menentukan malnutrisi protein, tapi bukan marker yang baik untuk melihat perubahan status protein dalam jangka panjang. Penurunan kadar serum albumin dapat mengarah pada kondisi fisik yang sangat buruk. Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh penyakit GIT, penyakit hati, hipotiroid, decompensasi cordis, infeksi, defisiensi Zn. Faktor – faktor yang mempengaruhi konsentrasi kadar serum albumin selain defisiensi asupan makanan adalah stres, infeksi, gangguan absorpsi, overhidrasi, sintesis yang inadekuat pada penyakit hati yang kuat dan sindrom nefrotik. ≤ 11 mg menunjukkan adanya malnutrisi. 2. Hb Hb dipakai untuk mendeteksi anemia gizi yang berhubungan dengan malnutrisi. Hipohemoglobinemia dapat disebabkan proses menua, defisiensi nutrien dan penyakit kronik. Pria 12 gr dan wanita 11gr menunjukkan adanya anemia. 3. Transferin Penurunan kadar transferin merupakan petunjuk yang lebih spesifik dalam menentukan malnutrisi protein dibandingkan dengan kadar serum albumin. 4. Kolesterol Kadar kolesterol yang sangat rendah mungkin terlihat pada keadaan malnutrisi berat.  Penatalaksanaan : Dilakukan oleh tim yang terdiri atas : geriatrician, dietician, perawat, pekerja sosial, psikolog, pharmacist, occupational theurapist.  Formulasi gizi Beberapa formulasi gizi dalam bentuk hiperosmolar dan berhubungan dengan diare. Diare yang terjadi pada pasien yang menerima formulasi gizi biasanya disebabkan karena infeksi atau obat-obatan.  Nutrisi parenteral Biasanya ditujukan kepada pasien dengan kondisi kesehatan yang lebih parah termasuk gangguan fungsi saluran pencernaan.  Program pelatihan Lanjut usia yang mengalami isolasi sosial dapat dilatih melalui program-program seperti adult day health centers, senior center dan meals on weels yang dapat mengarahkan pasien tersebut menjadi lebih mandiri.

B. Obesitas

Kegemukan pada lanjut usia harus dikonsultasikan guna pengaturan gizi yang bertujuan untuk mengurangi berat badan dan meminimalkan resiko. Kegemukan obesitas ditentukan dari 20 berat badan ideal dan menimbulkan konsekuensi klinis yang penting antara lain : 1. Peningkatan insiden penyakit kardiovaskuler, DM, hipertensi. 2. Penurunan fungsi tubuh 3. Peningkatan resiko terjadinya tromboemboli. Data statistik yang diteliti oleh maskapai asuransi kesehatan membuktikan bahwa orang yang mempunyai berat badan berlebihan overweight mempunyai usia relatif lebih pendek. Salah satu penyebab dari obesitas pada lanjut usia adalah karena waktu Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 201 kegiatan yang berkurang, justru kalori makanannya tidak dikurangi, sehingga menumpuk sebagai lemak dibawah kulit. Hal ini dapat dihitung dengan rumus Body Mass Index.

C. Diabetes Mellitus Gambar 5.1. Diagram

Penderita Diabetes Mellitus umur 20-69 1988-1992. Seperti diketahui bahwa dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa pada lanjut usia berkaitan dengan : - obesitas - aktivitas fisik yang berkurang - kurangnya massa otot - penyakit penyerta - penggunaan obat-obatan - penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin Keluhan umum untuk pasien DM seperti poliuria, polifagia dan polidipsi. Sebaliknya yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah akibat komplikasi degenerasi kronik pada pembuluh darah dan saraf, misalnya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. 20-50 DM lanjut usia dapat dikendalikan dengan baik hanya dengan diet saja. Perencanaan makan : Susunan makanan yang baik pada penderita mengandung jumlah kalori yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara anjuran makanan sehat untuk orang biasa dengan penderita DM, yaitu gizi seimbang. Susunan makanan yang baik bagi penderita DM, yaitu : Komposisi makanan : 10-15 protein 20-25 lemak 60-70 karbohidrat  Harus cukup kalori Kalori adalah satuan energi yang sangat penting untuk semua aktivitas kehidupan sel. Semua orang termasuk penderita DM harus cukup makan agar kebutuhan kalorinya terpenuhi. Kebutuhan kalori ini sangat individual sifatnya, tergantung dari aktivitas fisik, keadaan patologik seperti infeksi, pasca trauma, operasi. Kalori yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Harris Benedict. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 202 Makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber karbohidrat kompleks lebih baik dikonsumsi daripada karbohidrat sederhana yang refined, karena karbohidrat kompleks dicerna dan diserap didalam tubuh lebih lama daripada karbohidrat sederhana sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks orang tidak segera merasa lapar.

D. Hipertensi