Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Kruskal-Wallis

tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna optimal. Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna dari suatu komoditas yaitu secara kardinal dengan menggunakan pendekatan nilai absolut dan secara ordinal dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, atau ranking. Dalam pendekatan kardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya, Sugiarto, 2010.

2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sugiyono 2006: 67, berpendapat bahwa instrumen kuesioner harus diuji. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan penyataan reseponden terhadap informasi dalam kuesioner. Perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program Statistical product and Service Solution SPSS. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Menurut Sugiyono 2006:220, “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Hassan Suryono dalam bukunya yang berjudul ”Statistik Pedoman, Teori dan Aplikasi ” 2009 menyatakan teknik korelasi ini digunakan untuk meneliti tingkat kesesuaian antara rangking yang diberikan oleh beberapa perangking terhadap beberapa rangking. Dengan kata lain, digunakan untuk meneliti tingkat reliabilitas rangking. Universitas Sumatera Utara

2.6 Uji Kruskal-Wallis

Metode ini merupakan metode nonparametrik dengan menpergunakan teknik rank urutan. Uji ini digunakan untuk menguji asumsi pertama yang menjelaskan adanya sifat kenormalan dari distribusi data. Uji ini digunakan untuk membandingkan rata- rata tiga sample atau lebih. Uji H atau Kruskal-Wallis adalah suatu uji statiska yang dipergunakan untuk menetukan apakah k sample independen berasal dari populasi yang sama ataukah berbeda. Sampel-sampel yang diambil dari populasi dapat berbeda, hal ini dapat terjadi karena populasi yang berbeda atau populasi yang sama. Apabila populasi yang sama, maka perbedaan itu hanyalah karena faktor kebetulan saja. Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis ini adalah: 1. Data terdri atas k sampel acak. 2. Sampel yang diambil dari populasinya bersifat saling bebas atau independen. 3. Skala pengukuran minimal Ordinal. Secara manual, uji Kruskal-Wallis nilai H dapat dihitung dengan rumus = 12 +1 � 2 − 3 + 1 =1 2.1 di mana: n = Jumlah data 1 , 2 , 3 , … , � = Jumlah ranking pada kelompok j = Jumlah data tiap kolom j Hipotesis yang diajukan adalah : Sampel berasal dari populasi yang sama � 1 = � 2 = … = � 1 : Sampel berasal dari populasi yang berbeda � = � Kreteria pengambilan keputusan : diterima jika � �; −1 2 1 : diterima jika � �; −1 2 Universitas Sumatera Utara Secara umum, rumus yang digunakan dalam uji kruskal-wallis menggunakan persamaan 2.1. Pembuktian persamaan 2.1 adalah sebagai berikut: =1 = 1 2 + 1 2 =1 = 1 6 + 1 2 + 1 Untuk rata-rata dan variance n adalah 1 2 + 1 � 1 12 2 − 1 ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Di mana � = +1 2 = +1 2 = 1 2 + 1 dan Var n = � 2 − � 2 = +1 2 +1 6 − 1 4 + 1 2 = 2 +1 2 +1 −3 +1 2 12 = 2 2 2 + +2 +1 −3 2 +6+3 12 = 4 2 + 6 + 2 − 3 2 − 6 − 3 12 = 1 12 2 − 1 = � 2 − −1 untuk � 2 = 1 12 2 − 1 � � 2 = 2 − 1 12 − − 1 = + 1 − 1 − 12 − 1 = + 1 − 12 Untuk � � = +1 − 12 di mana � = � yaitu ranking rata-rata = � − � � = � 1 2 + 1 + 1 − 12 = � 1 2 + 1 2 . 12 + 1 − 2 = � 1 2 + 1 2 . 12 + 1 − = � 2 2 − � + 1 2 + + 1 2 4 12 + 1 − = � 2 2 12 + 1 − − � + 1 2 12 + 1 − + + 1 2 4 12 + 1 − Universitas Sumatera Utara = � 2 − + 1 � + + 1 2 4 12 + 1 − Dapat ditulis dengan: � − +1 2 2 12 +1 − dimana = 1 + 2 + … + − = � − +1 2 2 12 +1 = 12 + 1 � 2 − 3 + 1

2.7 Analisis Konjoin