tempat. Dengan demikian permintaan konsumen akan produk sepeda motor saat ini semakin lama semakin meningkat. Sejak ditemukannya hingga sekarang
perkembangan sepeda motor semakin cepat dan meningkat terutama jumlah penggunanya. Begitu efisien dan praktis ketika dapat bepergian dengan menggunakan
kendaraan sepeda motor. Kepemilikan sepeda motor di Indonesia berkembang sangat pesat Nugroho, 2010, sosok yang menarik, mesin yang andal dan mudah dirawat,
serta persaingan membuat sepeda motor asal Jepang, yakni Honda, Suzuki, Yamaha, sangat populer dan sampai kini mendominasi pasar sepeda motor dunia. Dengan
ketatnya persaingan, perusahan-perusahan sepeda motor perlu mengukur sikap konsumen terhadap suatu produk, serta mengetahui atribut apa saja yang paling
mempengaruhi konsumen dalam memilih sepeda motor, khususnya di kalangan mahasiswa.
Sepeda motor memiliki nilai ekonomis dan praktis. Nilai ekonomis dapat dilihat dengan harga sepeda motor yang relatif terjangkau oleh masyarakat dengan
ekonomi menengah dan penggunaan bahan bakar yang relatif lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan bermotor roda empat, dan nilai kepraktisan dapat
dilihat dengan lincahnya kendaraan bermotor roda dua bila digunakan pada jalan raya yang padat, seperti kota Medan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis memilih judul penelitian
“Analisis Atribut yang Mempengaruhi Mahasiswa USU Memilih Sepeda Motor dengan
Metode Kruskal- Wallis dan Analsis Konjoin”.
1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Ada atau tidak perbedaan ranking kualitas atribut menurut responden. 2. Bagaimana minat mahasiswa terhadap 8 atribut yang berkaitan dengan
sepeda motor dan akan dilibatkan dalam mengevaluasi produk dengan analisis konjoin.
1.3 Batasan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Objek penelitian adalah mahasiswa USU yang masih aktif.
2. Produk objek penelitian dibatasi untuk sepeda motor dengan merek Honda, Yamaha, dan Suzuki.
3. Atribut yang diteliti yaitu merek, kapasitas tangki, jenis sepeda motor, ban, harga, roda, warna, dan daya mesin.
4. Masa pemakaian sepeda motor lebih dari 6 bulan. 1.4 Tinjauan Pustaka
Tavi Supriana dan Ria nti Barus dalam bukunya yang berjudul ”Statistik
Nonparametrik Aplikasi dalam Bidang Sosial Ekonomi Pertanian” 2010 menyatakan uji kruskal-wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan
tiga atau lebih kelompok data sampel.
Andi Supa ngat dalam bukunya yang berjudul “Statistika dalam Kajian
Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik” 2008 menyatakan uji kruskal-wallis ini digunakan untuk membandingkan dua atau lebih nilai rata-rata populasi secara
bersama-sama. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melihat apakah ada kesamaan nilai variansi dari populasi.
Para pelaku riset pemasaran menduga bahwa kata “conjoint” diambil dari kata
“Considered Jointly”. Dalam kenyataannya kata sifat conjoint diturunkan dari kata “to conjoint” yang berarti “joined together” atau bekerja sama.
Prof. Paul Green tepat sebelum 1970 memperkenalkan artikel Luce dan Turkey 1964 yaitu analisis pengukuran konjoin yang diterbitkan di jurnal non-
marketing. Artikel ini dapat diterapkan dalam memecahkan masalah pemasaran, seperti memahami bagaimana para pembeli mengambil keputusan pembelian, untuk
memilih atribut yang penting dalam pilihan pembelian produk dan untuk meramalkan perilaku pembeli. Analisis konjoin full-profile yang diperkenalkan terlebih dahulu
merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap, setiap kartu berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, di mana tiap kartu
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan profil tiap produk. Responden mengevaluasi masing-masing kartu dan mengurutkannya dalam urutan dari yang terbaik sampai yang paling buruk atau
sebaliknya. Peneliti secara statistik dapat mengetahui, untuk masing –masing individu,
mana yang menunjukan paling utama dan tingkatan yang paling disukai.
Dalam prosesnya analisis konjoin mencoba untuk menentukan kepentingan relatif yang dikaitkan pelanggan pada atribut dan utility dikaitkan pada level atribut
Supranto, 2010. Tujuan penggunaan analisis konjoin dalam riset pemasaran yaitu untuk mengetahui minat konsumen terhadap suatu produk. Oleh karena itu,
penggunaan metode analisis konjoin sangat membantu penelitian dalam pemasaran. Terutama untuk mengetahui penting atau tidak suatu atribut beserta level pada produk
sepeda motor.
Supranto 2010, prosedur konjoin mencoba untuk memberikan nilai pada tingkatan atau level dari setiap atribut, sehingga nilai yang dihasilkan atau utilitas
yang dikaitkan pada stimulus cocok atau sedekat mungkin dengan evaluasi input yang diberikan oleh responden. Asumsi yang mendasari ialah bahwa setiap stimulus,
seperti produk, merek, atau toko dievaluasi sebagai perangkat atribut atau a bundle of atribute.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan penilaian yang dilakukan responden terhadap atribut-atribut sepeda motor.
2. Mengetahui minat mahasiswa terhadap suatu atribut yang memiliki level tertentu.
3. Mengetahui konsep produk sepeda motor yang ideal yang paling disukai mahasiswa.
1.6 Kontribusi Penelitian