Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Periode
- periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2016
dan 2015 Tidak Diaudit Dan
untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2015, 2014 ,
dan 2013 Angka-angka
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
- 27 -
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan
konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut
tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:
a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas
keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif
yang dapat diverifikasi seperti nilai tukar, suku bunga, sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 23. b. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan dan Cadangan Persediaan Usang
Grup membentuk cadangan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau terdapat kemungkinan
persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan
keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah
beban cadangan penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, jumlah cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dan cadangan persediaan usang masing-masing sebesar Rp 3.368,
Rp 3.363, Rp 3.363 dan Rp 3.368. c. Revaluasi Aset Tetap
Grup mengukur mesin pada nilai revaluasi, dan perubahan nilai wajar aset tersebut. Asumsi- asumsi utama yang digunakan untuk menentukan nilai wajar mesin diungkapkan dalam
Catatan 13. Perubahan nilai wajar aset revaluasian akan berdampak pada jumlah penyusutan yang diakui di laba rugi.
d. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Tetap yang Tidak Digunakan, serta Masa Menghasilkan Tanaman Perkebunan
Masa manfaat dari aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, serta masa menghasilkan tanaman perkebunan Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan
tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi
masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial
serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan
dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap, aset tetap
yang tidak digunakan dan masa menghasilkan tanaman perkebunan akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset.
Nilai tercatat tanaman perkebunan, aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, diungkapkan masing-masing pada Catatan 12 dan 13.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Periode
- periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2016
dan 2015 Tidak Diaudit Dan
untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2015, 2014 ,
dan 2013 Angka-angka
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
- 28 - e. Imbalan Kerja Jangka Panjang
Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan
dalam Catatan 33 dan mencakup, antara lain, tingkat kenaikan gaji, dan tingkat diskonto yang ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas
tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang pembayaran imbalan dan memiliki jangka waktu yang mendekati estimasi jangka waktu liabilitas imbalan kerja jangka panjang tersebut.
Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup dibukukan pada penghasilan komprehensif lain dan dengan demikian, berdampak pada jumlah penghasilan komprehensif lain yang diakui dan
liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil
aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang.
Saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 diungkapkan pada Catatan 33.
f. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan
liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika kemungkinan besar jumlah laba kena pajak akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi
manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa
mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, saldo aset pajak tangguhan masing-masing sebesar
Rp 6.794, Rp 10.524, Rp 9.024 dan Rp 13.360 Catatan 34.
g. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu.
Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam
asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material
pada hasil operasi Grup.
Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
2015 2014
2013 Tanaman perkebunan
1.616.629 1.551.254
1.401.845 1.194.889
Aset tetap 4.847.509
4.442.482 2.843.234
2.321.196 Jumlah
6.464.138 5.993.736
4.245.079 3.516.085
31 Desember