Transaksi Sewa Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Periode
- periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2016
dan 2015 Tidak Diaudit Dan
untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2015, 2014 ,
dan 2013 Angka-angka
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
- 26 - Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih
diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai.
Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang periode. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah
cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
Nilai tercatat aset keuangan Group dalam kategori pinjaman diberikan dan piutang Grup tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
2015 2014
2013 Kas
226.432 295.969
519.690 647.928
Piutang usaha 918.925
797.163 711.155
415.980 Piutang lain-lain
28.987 22.018
23.197 7.673
Aset lancar lain-lain 24.844
32.917 48.934
49.125 Piutang pihak berelasi
25.853 19.697
14.887 1.384
Jumlah 1.225.041
1.167.764 1.317.863
1.122.090 31 Desember
d. Komitmen Sewa Komitmen sewa operasi
– Grup sebagai lessee
Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan
manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.
Komitmen sewa operasi –
Grup sebagai lessor Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kapal tongkang dan kapal motortunda baja
tug boat. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.
Komitmen sewa pembiayaan –
Grup sebagai lessee Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kendaraan dan peralatan. Grup
menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa pembiayaan, karena Grup secara substansial menanggung risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset-aset tersebut.
e. Konsolidasi Entitas dengan Hak Suara Grup di Bawah 50 Manajemen menentukan bahwa Grup memiliki pengendalian secara fakta atas PT Dinamika
Graha Sarana DGS meskipun Grup memiliki kurang dari 50 hak suara. Grup adalah pemegang saham DGS dengan 29,42 bagian kepemilikan. Pemegang saham individu lain yaitu Widarto
dan Santoso Winata, masing-masing memiliki 35,29 bagian kepemilikan DGS adalah pemegang saham pengendali Perusahaan.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Periode
- periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2016
dan 2015 Tidak Diaudit Dan
untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2015, 2014 ,
dan 2013 Angka-angka
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
- 27 -
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan
konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut
tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:
a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas
keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif
yang dapat diverifikasi seperti nilai tukar, suku bunga, sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 23. b. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan dan Cadangan Persediaan Usang
Grup membentuk cadangan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau terdapat kemungkinan
persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan
keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah
beban cadangan penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, jumlah cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dan cadangan persediaan usang masing-masing sebesar Rp 3.368,
Rp 3.363, Rp 3.363 dan Rp 3.368. c. Revaluasi Aset Tetap
Grup mengukur mesin pada nilai revaluasi, dan perubahan nilai wajar aset tersebut. Asumsi- asumsi utama yang digunakan untuk menentukan nilai wajar mesin diungkapkan dalam
Catatan 13. Perubahan nilai wajar aset revaluasian akan berdampak pada jumlah penyusutan yang diakui di laba rugi.
d. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Tetap yang Tidak Digunakan, serta Masa Menghasilkan Tanaman Perkebunan
Masa manfaat dari aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, serta masa menghasilkan tanaman perkebunan Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan
tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi
masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial
serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan
dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap, aset tetap
yang tidak digunakan dan masa menghasilkan tanaman perkebunan akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset.
Nilai tercatat tanaman perkebunan, aset tetap dan aset tetap yang tidak digunakan, diungkapkan masing-masing pada Catatan 12 dan 13.