2.1.3.2. Jenis Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan sangat banyak jenisnya. Menurut sumber datanya Van
Horne 2005:234 : Angka rasio dapat dibedakan atas: 1. Rasio – rasio neraca Balance Sheet Rat, yaitu rasio – rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total
asset ratio dan lain sebagainya. 2. Rasio – rasio Laporan Laba Rugi Income Statement Ratio, adalah data
yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan
sebagainya. 3. Rasio – rasio antar Laporan Keuangan Intern Statement Ratio, adalah
rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory
turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya. Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang
sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Leverage, dan Rasio Rentabilitas.
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek short time debt. Menurut Van Horne :
Universitas Sumatera Utara
”Sistem Pembelanjaan yang baik Current Ratio harus berada pada batas 200 dan Quick Ratio berada pada 100”. Adapun yang tergabung dalam
rasio ini adalah : a. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio CR merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut:
Current Ratio =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
penggunaan kas dengan sebaik mungkin. b. Rasio Cepat Quick Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk mencari rasio lancar atau Quick Ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Quick Ratio =
Aktiva Lancar−Persediaan Hutang Lancar
c. Rasio Lambat Cash Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau Cash Ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Cash Ratio =
���ℎ+Surat Berharga Hutang Lancar
d. Perputaran Piutang Turn Over Receivable Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa
kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk
piutang lagi. Rumus untuk mencari perputaran piutang atau Turn Over
Receivable dapat digunakan sebagai berikut:
Turn Over Receivable =
Hasil Penjualan Kredit Rata−rata Piutang
Universitas Sumatera Utara
e. Lama Penagihan Rata-rata Average Collection Period Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai
tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek. Rumus untuk mencari lama penagihan rata-rata atau Average
Collection Period dapat digunakan sebagai berikut:
Piutang Usaha Penjualan Kredit
x365 hari
= average collection period atau
365 hari Perputaran Piutang
= average collection period f.
Perputaran Persediaan Inventory Turnover Turnover ini menunjukkan beberapa kali jumlah persediaan barang
dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup baik.
Rumus untuk mencari lama perputaran persediaan atau Inventory Turnover dapat digunakan sebagai berikut:
Inventory Turnover =
Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagangan Rata−rata
2. Rasio Solvabilitas Leverage Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman Bank. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah:
a. Rasio Hutang terhadap Ekuitas Total Debt to Equity Ratio Merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Total Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Ekuitas Pemegang Saham
b. Rasio Hutang terhadap Total Aktiva Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai
oleh hutang. Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap total aktiva atau Total
Debt to Total Asset Ratio dapat digunakan sebagai berikut: Total Debt to Total Asset Ratio =
Total Hutang Total Aktiva
c. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Ratio of Owner’s Equity to Total Assets
Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor.Rasio ini disebut juga
proprietory ratio yang menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca.
Rumus untuk mencari rasio modal sendiri terhadap total aktiva atau Ratio of Owner’s Equity to Total Assets dapat digunakan sebagai
berikut: ����� �� �����’� ������ �� ����� ������ =
Modal Sendiri Total Aktiva
d. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets
Jika rasio ini lebih dari 100 berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh
pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100 berarti
sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendekjangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai
dengan modal pinjaman. Rumus untuk mencari rasio modal sendiri dengan aktiva tetap atau
Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets dapat digunakan sebagai berikut:
����� �� �����’� ������ �� ����� ������ =
Modal Sendiri Aktiva Tetap
e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor
jangka panjang. Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva
Universitas Sumatera Utara
tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rumus untuk mencari rasio aktiva tetap dengan hutang jangka
panjang dapat digunakan sebagai berikut:
Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang =
Total Aktiva Tetap Total Hutang Jangka Panjang
f. Nilai Buku Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada
saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.
Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan subscribed walaupun saham tersebut belum diserahkan
kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli
kembali oleh perusahaan treasury stock maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal saham yang beredar.
Rumus untuk mencari nilai buku per lebar saham dapat digunakan sebagai berikut:
Nilai buku per lembar saham =
Modal Saham Jumlah Lembar Saham
3. Rasio Rentabilitas Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
Universitas Sumatera Utara
laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Rentabilitas adalah:
a. Gross Profit Margin Margin Laba Kotor Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan
Harga Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus untuk mencari margin laba kotor atau Gross Profit Margin dapat digunakan sebagai berikut:
Gross Profit Margin =
Laba Kotor Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin Margin Laba Bersih Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rumus untuk mencari margin laba bersih atau Net Profit Margin
dapat digunakan sebagai berikut: Net Profit Margin =
Laba Setelah Pajak Penjualan Bersih
c. Earning Power of Total Investment Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan netto.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk mencari Earning Power of Total Investment dapat digunakan sebagai berikut:
Earning Power of Total Investment =
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
d. Return on Equity Pengembalian atas Ekuitas Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Rumus untuk mencari Return on Equity atau pengembalian atas ekuitas dapat digunakan sebagai berikut:
Return on Equity =
Laba Setelah Pajak Ekuitas Pemegang Saham
e. Ratio Operating Income with Operating Assets Rasio Laba Usaha
dengan Aktiva Usaha Profitability
suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari
kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut operating assets.
Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan
dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk mencari Ratio Operating Income with Operating Assets atau rasio laba usaha dengan aktiva usaha dapat digunakan
sebagai berikut:
����� ��������� ������ ���ℎ ��������� ����� = Laba Usaha
Aktiva Usaha
Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi
perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari. Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh
laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat mensejahterakan
pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,
digunakan rasio profitabilitas. Menurut Kasmir 2009:196, mengartikan rasio profitabilitas
sebagai berikut: “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio ini adalah untuk
menunjukkan efisiensi perusahaan”.
2.1.4. Pengaruh Rasio Rentabilitas terhadap Perubahan Laba 2.1.4.1. Pengaruh