Tabel 3.2 Identifikasi Variabel
No. Variabel
Rumus Skala
1. Perubahan
Laba ���� �����ℎ �ℎ�
�
− ���� �����ℎ �ℎ�
�−1
���� ����������� �ℎ�
�−1
Rasio 2.
Gross Profit Margin
Laba Kotor Penjualan Bersih
Rasio 3.
Net Profit Margin Laba setelah Pajak
Penjualan Bersih Rasio
4. Earning Power of
Total Investment Laba sebelum Pajak
Total Aktiva Rasio
5. Return on Equity
Laba setelah Pajak Ekuitas Pemegang Saham
Rasio Sumber : Data diolah, 2014
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Dalam melakukan analisis dan uji hipotesis, prosedur yang dilakukan dibantu dengan menggunakan program komputer yaitu E-Views 7.0.
3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis Causality Granger. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. GPM, NPM, EP, dan RoE sebagai variabel bebas
independent variabel terhadap perubahan laba sebagai variabel terikat dependent variabel.
3.5.2. Uji Hipotesis 1. Uji Stasioneritas
Unit Roots Test
Uji Stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data runtut waktu yang digunakan sudah stasioner. Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat
penting dalam model ekonometrika untuk data runtut waktu time series. Data stasioner adalah data yang menunjukkan mean, varians dan autovarians
Universitas Sumatera Utara
pada variasi lag tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya dengan data yang stasioner model time series dapat dikatakan
lebih stabil. Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka data tersebut dipertimbangkan kembali validitas dan
kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan spurious regression. Spurious regression adalah regresi
yang memiliki R
2
yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti dari keduanya. Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui
stasioneritas data adalah melalui uji akar unit unit roottest. Pada penelitian ini dilakukan pengujian Augmented Dickey-Fuller ADF atau Philips –
Peron PP. Apabila nilai ADF atau PP nilai kritis maka data tersebut ada unit root atau data tersebut tidak stasioner, sedangkan nilai ADF atau PP
nilai kritis maka data tersebut tidak ada unit root atau data tesebut stasioner. Dasar keputusan hipotesisnya sebagai berikut:
Ho : δ = 0, terdapat unit root Ha : δ 0, tidak terdapat unit root
2. Granger Causality Test
Granger causality test digunakan untuk melihat adanya hubungan sebab akibat kausalitas dan arah kausalitas diantara variabel-variabel yang
digunakan dalam analisis. Uji Kausalitas Granger pada dasarnya mengasumsikan bahwa informasi yang relevan untuk memprediksi perubahan
laba dan rasio rentabilitas adalah hanya terdapat pada kedua data urut waktu
Universitas Sumatera Utara
dari kedua variabel tersebut. Diasumsikan bahwa gangguan u
t
dan v
t
tidak berkorelasi.
Hasil regresi kedua bentuk model ini akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien-koefisien yaitu:
1. � �i ≠ 0 dan
� �=1
� �j = 0,
� �=1
maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel perubahan laba terhadap variabel rasio rentabilitas.
2. � �i = 0 dan
� �=1
� �j ≠ 0,
� �=1
maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel rasio rentabilitas terhadap variabel perubahan laba.
3. � �i = 0 dan
� �=1
� �j = 0,
� �=1
maka tidak terdapat kausalitas baik antara variabel perubahan laba terhadap variabel rasio rentabilitas maupun antara variabel rasio rentabilitas terhadap
variabel perubahan laba. 4.
� �i ≠ 0 dan
� �=1
� �j ≠ 0,
� �=1
maka terdapat kausalitas dua arah baik antara variabel perubahan laba terhadap variabel rasio rentabilitas maupun antara variabel rasio rentabilitas
terhadap variabel perubahan laba. Data dikatakan memiliki hubungan kausalitas adalah yang memiliki nilai
probabilitas yang lebih kecil daripada α 0.05 sehingga nanti Ho akan ditolak
yang berarti suatu variabel akan mempengaruhi variabel lain. Data yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki hubungan kausalitas dibuktikan juga dengan nilai F-Statistik F- Tabel.
3. Pengujian Statistik Data Panel
Dalam analisis data panel, ada 4 kemungkinan yang terjadi yaitu: 1.
Slopenya tetap tetapi intersepnya yang berbeda antar individu 2.
Slopenya tetap tetapi intersepnya yang berbeda antar individu dan waktu
3. Intersep dan slope tetap antar waktu dan individu sedangkan
residual sisaannya yang berbeda antar waktu dan individu 4.
Semua koefisien slope dan intersep berbeda antar individu karena kemungkinan ini, maka analisis data panel panel didekati
dengan tiga jenis perhitungan yang saling berbeda satu sama lain. Berikut jenis-jenis pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis data
panel: 1. Metode Common-Constant The Pooled OLS Method =PLS
Common ini sama saja dengan metode OLS regresi biasa. Intinya, intersep dan slopenya tetap antar waktu dan individu.
2. Metode Fixed Effect FEM Dalam Fixed Effect, slopenya tetap tetapi intersep yang berbeda antar
individu. Karena intersep berbeda antar individu, maka untuk membedakannya dibutuhkan bantuan dummy variable variabel boneka.
Karena metode ini menggunakan bantuan dummy, maka metode ini populer dengan sebutan Least Square Dummy Variable LSDV.
Universitas Sumatera Utara
3. Metode Random Effect REM Dalam Random Effect, intersep dianggap sebagai variabel acakrandom
yang mempunyai nilai rata-rata. Intersep tidak dianggap konstan. Oleh karena itu model ini populer dengan sebutan Error Component Model.
Dalam penelitian ini dilakukan uji Chow pool vs fixed, jika didapatkan pool lebih baik maka akan dilakukan uji LM pool vs random untuk mendapatkan
model yang terbaik, tetapi jika didapatkan fixed lebih baik maka akan dilakukan uji Hausman fixed vs random. Alur pengujian statistik untuk
memilih pendekatan yang digunakan dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Pengujian pemilihan model dalam pengolahan data panel
Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Pooled Least Square atau Fixed Effect Model yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi
data panel. Hipotesis dalam uji Chow adalah: H
: Pooled Least Square diterima dan H
1
ditolak H
1
: Fixed Effects Model diterima dan H ditolak
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila F-
Fixed Effect
Random Effect Chow Test
Hausman Test
LM Test
Universitas Sumatera Utara
statistik lebih besar dari F-tabel maka H ditolak yang berarti model yang
paling tepat digunakan adalah Fixed Effect Model. Begitu juga sebaliknya, jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel maka H
ditolak yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah Pooled Least Square Widarjono,2009.
Perhitungan F-Statistik didapat dari Uji Chow dengan rumus Baltagi, 2005:
F =
���
1
−���
2
�−1 ���
2
��−�−�
Dimana : SSE
1
: Sum Square Error dari model Pooled SSE
2
: Sum Square Error dari model Fixed n
: Jumlah Perusahaan Cross Section nt
: Jumlah cross section x jumlah time series k
: jumlah variabel independen Sedangkan F-tabel didapat dari:
F − tabel = {α ∶ df
n – 1,nt – n – k
} Dimana :
α : tingkat signifikasi
n : Jumlah Perusahaan Cross Section
nt : Jumlah cross section x jumlah time series
k : jumlah variabel independen
Hausman test yakni pengujian untuk menentukan model Fixed Effect Model atau Random Effetc Model yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi
data panel. Hipotesis dalam uji Hausman adalah:
Universitas Sumatera Utara
H : Random Effect Model diterima dan H
1
ditolak H
1
: Fixed Effect Model diterima dan H ditolak
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan menggunakan pertimbangan statistik Chi-Square. Statistik Hausman dirumuskan dengan:
m = β – b M – M
1 -1
β – b ~χ
2
K Dimana :
β : vektor statistik variabel fixed effect
b : vektor statistik variabel random effect
M : matriks kovarian untuk dugaan model fixed effect
M
1
: matriks kovarian untuk dugaan model random effect Jika nilai m hasil pengujian lebih besar dari Chi-Square
χ
2
tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesa nol sehingga
model yang lebih baik digunakan adalah model fixed effect, dan begitu juga sebaliknya.
4. Pengujian Menyeluruh atau Simultan Uji F
Untuk mengetahui bahwa variabel independen GPM, NPM, EP, dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen perubahan laba. Formulasi hipotesis:
1 �
: �
1
= �
2
= �
3
= �
4
= 0 Variabel independen GPM, NPM, EP, dan ROE secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen perubahan laba.
Universitas Sumatera Utara
2 �
�
: �
1
= �
2
= �
3
= �
4
≠ 0Variabel independen GPM, NPM, EP, dan ROE secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen perubahan laba. Dasar pengambil keputusan:
1 Jika F hitung
F tabel pada α 0.05, maka �
�
ditolak dan �
diterima, 2
Jika F hitung F tabel pada α 0.05, maka �
�
diterima dan �
ditolak.
5. Pengujian Individu atau Parsial Uji t
Untuk mengetahui bahwa variabel independen GPM, NPM, EP, dan ROE secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen perubahan laba. Formulasi hipotesis:
1 Variabel GPM mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.
� :
�
1
= 0 GPM tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. �
1
: �
1
≠ 0 GPM terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. 2
Variabel NPM mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. �
: �
2
= 0 NPM tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. �
1
: �
2
≠ 0 NPM terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. 3
Variabel EP mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. �
: �
3
= 0 EP tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. �
1
: �
3
≠ 0 EP terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. 4
Variabel ROE mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.
Universitas Sumatera Utara
� :
�
4
= 0 ROE tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. �
1
: �
4
≠ 0 ROE terdapat pengaruh terhadap perubahan laba. Dasar pengambilan keputusan:
1 Jika t hitung t tabel pada α 0.05,maka �
1
ditolak dan �
diterima, 2 Jika t hitung t tabel
pada α 0.05, maka �
1
diterima dan �
ditolak.
6. Uji Koefisien Determinasi
�
�
Koefisien determinasi �
2
berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen GPM, NPM, EP, dan ROE secara bersama-sama
menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen perubahan laba.
7. Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna
untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, maka
digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Peneliti menggunakan uji Jarque-Bera JB untuk menguji normalitas data.
Nilai Chi Kuadrat dengan df = 2 dan tingkat signifikansi α = 5 adalah 5,99. Chi Kuadrat dengan df = 2 dan tingkat signifikansi
α = 1 adalah 9,21. Chi Kuadrat dengan df = 2 dan tingkat signifikansi
α = 0,1 adalah 13,8
2. Tingkat signifikansi α sendiri menunjukkan peluang kesalahan yang ditetapkan dalam mengambil keputusan untuk menolak atau mendukung
hipotesis nol, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
Universitas Sumatera Utara
kekeliruan yang ditolelir, yang diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan dalam pengambilan sampel. Sementara itu tingkat kepercayaan
pada dasarnya menunjukkan tingkat kepercayaan sejauhmana statistik sampel dapat mengestimasi dengan benar parameter populasi. Dalam statistika,
tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial sering menetapkan tingkat
kepercayaan antara 95 – 99.
3.6. Tempat dan Jadwal Penelitian