Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

g. siswa mampu mngembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep. 3. Metode Tes Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan trigonometri setelah diadakan perlakuan yang berbeda. Dalam penelitian ini, tes diberikan hanya satu kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes ini diberikan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan treatment yang dalam hal ini adalah model pembelajaran TAI dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir. Tes ini diberikan kepada kedua kelompok dengan alat yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan Instrumen Penelitian Untuk kepentingan penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes yang peneliti gunakan berupa tes uraian, yaitu sejenis tes untuk mengukur hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata, soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasikan dan menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki, dengan kata lain tes uraian menuntut siswa untuk dapat mengingat kembali dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Adapun kebaikan-kebaikan tes bentuk uraian adalah : a. mudah disiapkan dan disusun; b. tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan untung- untungan; c. mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang bagus; d. dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan. Arikunto, 2002:163 Sedangkan langkah-langkah pembuatan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut : a. pembatasan terhadap bahan yang diteskan; Bahan yang akan diteskan adalah trigonometri. b. menentukan waktu yang disediakan; Jumlah waktu yang disediakan untuk tes uji coba adalah 90 menit. c. menentukan jumlah soal; Banyaknya butir soal yang akan diteskan untuk uji coba adalah 12 soal. d. menentukan tipe soal; Tipe soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. e. menentukan kisi-kisi soal. 2. Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang digunakan. Uji coba dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara menberikan tes kepada kelompok yang bukan merupakan sampel penelitian, melainkan kelompok lain yang masih satu populasi, serta kelompok uji coba ini harus normal dan homogen. Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas X6 semester II SMUN 14 Semarang. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 12 butir soal. Adapun analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini meliputi validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut : a. Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2002:65. Dalam penelitian ini, validitas yang dicari adalah validitas isi karena instrumen yang digunakan bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari validitas instrumen tes adalah rumus korelasi product moment, yaitu : } { 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = Y Y N X X N Y X XY N r xy keterangan : r xy = koefisien korelasi tiap item N = banyaknya subjek uji coba ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total ΣX 2 = jumlah kuadrat skor item ΣY 2 = jumlah kuadrat skor total ΣXY = jumlah perkalian skor item dan skor total Kemudian hasil r xy dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan α = 5, jika r hitung r tabel, maka alat ukur dikatakan valid. Arikunto, 2000:72 b. Taraf Kesukaran Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk uraian adalah : 100 × = tes peserta jumlah gagal yang testi jumlah TK Dalam penelitian ini testi dikatakan gagal jika tingkat kebenaran dalam menjawab kurang dari 65. Untuk menginterpolasikan nilai taraf kesukaran soal digunakan tolok ukur sebagai berikut : ≤ TK ≤ 27 soal mudah 28 ≤ TK ≤ 72 soal sedang 73 ≤ TK ≤ 100 soal sukar Arifin, 1991:135 Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran item dijabarkan dengan asumsi bahwa kelompok siswa testi itu distribusinya secara normal sehingga proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut : ¾ item sukar 25, item sedang 50, item mudah 25 atau ¾ item sukar 20, item sedang 60, item mudah 20 atau ¾ item sukar 15, item sedang 70, item mudah 15 Dapat dikatakan bahwa penyusunan suatu item dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran item, maka diharapkan hasil yang didapat siswa dapat menggambarkan prestasi yang sesungguhnya. Arifin, 1991:134 c. Daya Pembeda Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda bagi tes bentuk uraian adalah dengan menghitung dua rata-rata mean yaitu antara rata- rata dari kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah dari tiap-tiap soal. Untuk menghitung daya pembeda soal uraian dapat digunakan rumus: 1 2 2 2 1 − + − = ∑ ∑ i i n n x x ML MH t keterangan : t = daya beda MH = rata-rata dari kelompok atas ML = rata-rata dari kelompok bawah Σx 1 2 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas Σx 2 2 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah n i = 27 x N N = banyaknya peserta tes n 1 = banyak peserta tes kelompok atas n 2 = banyak peserta tes kelompok bawah Jika t hitung t tabel dengan derajat kebebasan = n 1 – 1 + n 2 – 2 dengan taraf signifikan 5 maka daya pembeda soal tersebut signifikan. Arifin, 1991:141 d. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama Arikunto, 2002:90. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes bentuk uraian adalah rumus alpha, yaitu : 2 2 11 1 1 t i n n r σ σ ∑ − − = Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari Σσ i 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σ t 2 = varians total n = banyak item Arikunto, 2003:109 Rumus varians item soal, yaitu : n n x x i ∑ ∑ − = 2 2 2 σ keterangan : Σx = jumlah item soal Σx 2 = jumlah kuadrat item soal n = banyak item Rumus varians total yaitu : n n Y Y t ∑ ∑ − = 2 2 2 σ ΣY = jumlah skor soal ΣY 2 = jumlah kuadrat skor soal n = banyak item Kriteria pengujian reliabilitas tes dikonsultasikan dengan harga r product moment pada table, jika r hitung r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel. Arikunto, 2003:97

E. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X-6 SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

2 7 392

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN LEARNING TOGETHER (LT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIK SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 4 SURAKARTA | Ra

0 0 9

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DI KELAS X MIA 1 MAN 1 PALU

0 0 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19