di bimbing dalam membudidaya tanaman budidaya, agar upaya konservasi yang dilakukan oleh pihak Tahuran tetap terjaga.
Oleh karena itu, pihak Tahura berkerja sama dengan masyarakat dalam menjaga zona pemanfaatan dan zona lindung. Tanaman konservasi yang ditanam
oleh pihak Tahura ditebang oleh masyarakat karena tidak bermanfaat untuk mereka. Oleh sebab itu, pihak Tahura menanam tanaman yang bisa diambil hasil
oleh masyarakat. Kawasan Tahura yang dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat sedang
dalam proses pengambilan alih kembali dari para petani, namun pihak Tahura melakukan dengan cara perlahan-lahan dan membina para petani dalam
melestarikan sumberdaya hutan, supaya tidak terjadi konflik antara pihak Tahura dan masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakat terhadap sumberdaya hutan
selama ini dirasakan sangat besar. Hal ini dapat dijadikan potensi untuk menjaga kelestarian kawasan Tahura dengan mengikutsertakan masyarakat dalam berbagai
kegiatan pelestarian alam.
V.5. Dampak Penebangan Liar
Penebangan liar terus berlangsung di kawasan Tahura Aceh Besar, akibatnya muncul berbagai permasalahan di lingkungan masyarakat, diantaranya
adalah fragmentasi habitat satwa yang mengakibatkan konflik satwa dengan manusia, menurunnya produksi panen karena sawah terendam banjir saat musim
hujan tiba, kekeringan saat misim kemarau, menurunnyan jumlah dan kualitas sumber daya air bersih, kualitas air sungai menurun karena erosi tanah yang
diakibatkan penebangan liar Mapayah, 2006.
23
Kasus terendamnya sawah di musim hujan di desa-desa sekitar kawasan hutan disebabkan karena hutan yang ditebang habis memutuskan siklus hara
dalam hutan. Tanah menjadi terbuka dan pukulan air hujan akan melepas partikel tanah dan menutupi pori-pori tanah. Tanah menjadi cepat jenuh air sehingga
akhirnya air menjadi limpasan ke sungaisungai. Karena hanya sedikit air yang terserap ke tanah, dan banyak yang mengalir menjadi limpasan, maka akan terjadi
banjir pada musim penghujan. Pada musim kemarau, karena tidak adanya cadangan air di dalam sungai maka hanya mengalirkan sedikit air bahkan sungai
tersebut dapat kering. Menurut Harini 2000 kondisi ini karena fungsi hutan sebagai pelindung tanah dari erosi menurun seiring meningkatnya aktivitas ilegal
dalam hutan. Seharusnya dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung menimpa tanah tapi akan jatuh ke tajuk pohon lalu menetes ke bagian bawahnya atau
mengalir melalui ranting, dahan, batang, dan akhirnya sampai ke tanah. Dampak penebangan liar memiliki spektrum yang luas dan tidak hanya
berdampak negatif terhadap sisi ekologi tetapi juga mempengaruhi aspek sosial, aspek perdagangan dan aspek keberlanjutan. Aspek sosial diantaranya adalah
suburnya praktik korupsi seperti dalam pengurusan ijin pemungutan kayu dan sebagainya. Aspek perdagangan adalah harga kayu yang dibalak secara liar lebih
murah daripada harga produk legal sehingga permintaan kayu ilegal meningkat. Sedangkan aspek keberlanjutan adalah kesempatan generasi mendatang untuk
mendapatkan kehidupan lebih baik menjadi berkurang akibat menurunnya kemampuan ekosistem hutan untuk memberikan produk dan jasa lingkungan
Buletin Environment, 2006.
24
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan