dimana masyarakat dapat ikut serta menjual jasa sebagai pemandu wisata. Menyediakan sarana akomodasi dan konsumsi, cendera mata atau jasa-jasa
lainnya. Masyarakat dapat juga ikut dalam kegiatan kehutanan dibidang penyadapan getah pinus dan kegiatan reboisasi DISHUT Prov Aceh, 2006.
II.4. Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan Indonesia tidak pernah mampu dicegah, dikurangi, dan dihentikan sejak rezim Orde Baru memegang tampuk kekuasaan. Sistem
pemberian konsesi penebangan hutan atau hak pengelolaan hutan HPH merupakan penyebab utama kehancuran hutan. Apalagi pemberian dan
pelaksanaan HPH dilaksanakan pada sistem yang kolusif dan korup. Hal ini menyebabkan sistem pengelolaan hutan lestari sustainable forest management
tidak bekerja. Selama lebih dari 35 tahun yang berlaku justru sistem pengelolaan hutan yang liar, suatu sistem yang menjadi dasar dari terjadinya pembalakan
”liar”. Dikatakan ”liar” karena setiap kebijakan dan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak pernah menjamin terwujudnya prinsip-prinsip
pengelolaan hutan lestari Umar, 2009. Setelah reformasi, kondisi hutan Indonesia pun masih tidak mengalami
perbaikan, tetapi justru mengalami penghancuran secara dramatis. Sistem seperti ini merupakan konsekuensi dari sikap Departemen Kehutanan yang pada tahun
1998 menolak melakukan reformasi terbuka, tetapi justru melakukan reformasi pura-pura pseudo reformasi yang dilakukan secara internal oleh Litbang Dephut
dengan membekukan ”Forum Reformasi Kebijakan Kehutanan” yang melibatkan beragam stakeholders. Sikap ini rupanya menjadi ciri-ciri pengelolaan sektor
10
kehutanan di Indonesia yang picik dan tertutup sebagai pemburu rente yang mengutamakan eksploitasi hutan daripada konservasi dan reservasi. Bahkan
selama 10 tahun terakhir tidak pernah ada kejelasan sikap Departemen Kehutanan untuk menahan pesatnya laju ekstraksi sumberdaya hutan yang menyebabkan
terjadinya kehancuran hutan Indonesia Umar, 2009.
II.5. Pengertian Taman Hutan Raya
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumberdaya Alam menyebutkan bahwa Taman Hutan Raya adalah kawasan
pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan
Penelitian, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, menunjang Budidaya, Budaya, Pariwisata dan Rekreasi.
Adapun kriteria penunjukan dan penetapan sebagai kawasan Taman Hutan Raya :
a. Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya
sudah berubah. b. Memiliki keindahan alam dan atau gejala alam.
c. Mempunyai luas yang cukup yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau satwa baik jenis asli dan atau bukan asli.
Kawasan Taman Hutan Raya dikelola oleh Pemerintah, dalam hal ini di Indonesia dikelola oleh
Kementerian Kehutanan R.I. dan dikelola dengan upaya
pengawetan keanekaragaman hayati
dan satwa beserta ekosistemnya
. Suatu
11
kawasan Taman Hutan Raya dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial
budaya Wikipedia, 2010.
12
III. METODELOGI
III.1. Tempat dan Waktu
Praktek keterampilan dilakasanakan di Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar. Praktek ini berlangsung pada bulan Maret - April
2014.
III.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek keterampilan ini yaitu: kamera, alat tulis, GPS, Perangkat lunak Arc Gis dan alat pendukung lainnya. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu: data curah hujan, peta administrasi dan peta konservasi
.
III.3. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan praktek keterampilan ini dilakukan dengan observasi dan survai melalui pengumpulan data di lapangan, yaitu:
a. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan
langsung di lapangan dan wawancara dengan staf dan karyawan Tahura, pengumpulan data yang diperlukan seperti:
Peta administrasi Lembah Seulawah
Peta Lokasi pengamatan
Peta Konservasi kawasan Tahura
Data curah hujan Kabupaten Aceh Besar.
13
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berasal dari kantor administrasi Taman
Hutan Raya Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar, disertai dengan beberapa literatur, buku-buku, laporan ilmiah yang berhubungan dengan
laporan praktek keterampilan.
14
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Letak Geografis dan Administrasi