Konservasi Lahan Laporan praktek ketrampilan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan konservasi pada akhirnya disadari sebagai sebuah masalah yang tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya memperbaiki kehidupan manusia. Manusia adalah bagian dari penyebab timbulnya permasalahan konservasi juga merupakan bagian dari solusinya. Pada banyak kasus, permasalahan konservasi merupakan contoh rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, yang menggantungkan hidupnya kepada sumberdaya alam, terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, pemecahan permasalahan konservasi tidak akan berhasil maksimal tanpa penguatan kapasitas masyarakat yang hidup di sekitar kawasan. Pendidikan yang bermuatan pengetahuan dan tanggung jawab sebagai modal dasar dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat memberi pengaruh positif terhadap lingkungan Mapayah, 2007.

V.1. Konservasi Lahan

Selain penebangan liar, hal yang ilegal lain adalah konservasi lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan lahan hunian. Departemen Kehutanan menyatakan bahwa banyak pengelola perkebunan yang tidak memandang hutan sebagai kesatuan ekosistem yang perlu dijaga kelestariannya Buletin Environment, 2006. Tidak ada upaya untuk mempertahankan daerah aliran sungai sepanjang perkebunan bahkan tidak terlibat kegiatan penyelamatan satwa dengan mempertahankan kawasan berupa koridor biologis. Banyak hutan alam diubah menjadi hutan tanaman monokultur. Secara teoritis, hutan tanaman monokultur 19 rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Akibatnya kondisi fisik dan biologis tanah berubah dan menyebabkan ketidakseimbangan biologis. Hasil diskusi dengan pekerja lapangan di Tahura Kecamatan Lembah Seulawah diperoleh informasi bahwa laju kerusakan hutan Saree telah mengancam kehidupan penduduk dari segi menurunnya ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pertanian. Selain itu berkurangnya sumber air telah menyebabkan sulitnya mengatur masa panen karena tidak ada sumber informasi yang bisa didapatkan masyarakat mengenai masa turun hujan siklus hujan untuk keperluan masa tanam. Hutan tidak lagi memberi manfaat yang optimal karena komplek hutan dan penyusun sistem ekologisnya tidak lagi utuh. Upaya konservasi yang di lakukan oleh pihak Tahura adalah penanaman atau reboisasi. Jenis tanaman yang ditanam adalah lokal atau tanaman yang dominan tumbuh pada daerah konservasi tersebut. Pada zona pemanfaatan konservasi yang dilakukan dengan menanam tanaman buah seperti mangga, durian, alpukat, kamiri, dan lain-lain. Pada dasarnya tanaman konservasi di tanam tanaman kayu namun para pekebun menebang tanaman-tanaman yang ditanam oleh pengurus Tahura. Sehingga pihak Tahura menanam tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh para pekebun. Para masyarakat mengambil manfaat secara ekonomis sementara pengurus Tahura mengambil manfaat secara ekologis.

V.2. Reboisasi Lahan Hutan