b. Tujuan penyusunan modul Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik di luar
maupun di dalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar Bermodul SBB. SBB telah dikembangkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai nama pula,
seperti Individualized Study System, Self-pased study course, dan Keller plan Tjipto Utomo dan Kees Ruijter 1990 dalam Santyasa 2009. Masing-masing
bentuk tersebut menggunakan perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperpendek waktu
yang diperlukan oleh siswa untuk menguasai tugas pelajaran serta
menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh siswa dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang teratur
Indriyanti dan Susilowati 2010. Adapun tujuan penulisan modul menurut Depdiknas 2007 adalah sebagai
berikut. 1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal. 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta
diklat maupun guruinstruktur. 3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
a Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
b Mengembangkan kemampuan siswadalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
c memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai
kemampuan dan minatnya. d Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
5. Hasil belajar
Menurut Anni 2007, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut
bergantung kepada apa yang dipelajari. Jadi jika seorang siswa belajar mengenai suatu konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah pemahaman
terhadap konsep yang dipelajari.
Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan menggunakan hasil belajar dari Benyamin S. Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik Sudjana 2008. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengalaman, kemampuan dan kemahiran
intelektual Anni 2007. Ranah afektif mengacu pada sikap, sedangkan ranah psikomotorik menitikberatkan pada adanya kemampuan fisik misalnya gerakan.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor test yang diperoleh dari nilai posttest untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif. Skor aktivitas siswa
dalam pembelajaran yang dinilai oleh observer digunakan sebagai hasil belajar dalam ranah psikomotorik.
6. Materi Limbah
Materi yang
dikembangkan dalam
Booklet Instruksional
Mandiri berpendekatan SETS ini adalah materi limbah yang diajarkan pada SMK kelas XI.
Materi limbah ini termasuk dalam Standar Kompetensi SK 2 yakni memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya. Dengan Kompetensi
Dasar KD sebagai berikut : 1.1 Mengidentifikasi jenis limbah
2.4 Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah Pada KD 2.1 yaitu mengidentifikasi jenis limbah siswa akan belajar tentang
pengertian limbah, konsep baku mutu lingkungan serta jenis-jenis limbah. Dan pada akhirnya siswa akan dapat menyebutkan dan mengidentifikasi limbah yang
ada di lingkungan mereka. Pada KD 2.4 yaitu mendeskripsikan cara-cara menangani limbah, siswa akan belajar mengenai cara-cara menangani limbah-
limbah yang telah mereka pelajari pada bab sebelumnya. Selanjutnya siswa diminta untuk menyampaikan ide mereka untuk menangani masalah limbah yang
ada di lingkungan mereka.
B. Kerangka Berpikir