Karakteristik Demografi, Sosial, Ekonomi Pemulung

menggunakan alat kerja sederhana seperti karung dan ganco dan ada juga yang menggunakan sepeda berkeranjang, sepeda motor dan becak, mereka bekerja tidak dibatasi oleh waktu jadi bekerja sesuka hati mereka. Jenis sampah yang dipungut adalah jenis sampah plastik, karet, minuman kaleng dengan besi, dan sebagainya Sutardji, 2009: 123.

2.2.2 Karakteristik Demografi, Sosial, Ekonomi Pemulung

Menurut Sutardji 2009: 129, karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi yang dimaksud yaitu: 1. Umur Umur adalah tingkat kematangan seseorang yang terjadi sebagai hasil dari perkembangan mental dan emosional serta pertumbuhan fisik dalam kurun waktu tertentu. Bekerja sebagai pemulung faktor usia tidak diperhatikan karena memulung tidak diperlukan keterampilan khusus sehingga banyak pemulung yang berumur di bawah usia 10 tahun. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada seks atau jenis kelamin. Terdapat kelompok masyarakat laki-laki dan kelompok perempuan. Dalam hal penyakit kulit, perempuan dikatakan lebih berisiko terkena penyakit kulit dibandingkan dengan pria. Dibandingkan dengan laki- laki, kulit perempuan memproduksi lebih sedikit minyak untuk melindungi dan menjaga kelembaban kulit, selain itu kulit perempuan lebih tipis dari pada laki- laki sehingga lebih rentan untuk menderita penyakit kulit. 3. Pendidikan Umumnya pemulung berpendidikan rendah. Karena rendahnya pendidikan yang mereka miliki, sehingga sangat sulit untuk mereka memperoleh pekerjaan sesuai bidang yang mereka miliki. 4. Status tempat tinggal Lapak Kebanyakan tempat tinggal pemulung hanya bersifat sementara. Mereka bertempat tinggal di tempat pengumpul atau sering disebut rumah bos. Mereka yang tidak dapat bertempat tinggal bersama bos, membuat rumah-rumah tidak permanen di sekitar lahan kosong, sehingga membuat pemandangan kurang indah. 5. Masa bekerja Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan dengan berbagai sumber penyakit yang dapat mengakibatkan keluhan gangguan kulit. Pekerjaan sebagai pemulung cukup memberikan nafkah atau penghasilan. Hal ini dapat diketahui dari lama bekerja sebagai pemulung, bisa sampai 5 tahun ke atas. Semakin lama seseorang dalam bekerja, maka semakin banyak terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. 2.3 Sampah 2.3.1 Definisi

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PETANI DI KELURAHAN MERJOSARI-MALANG

8 25 32

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA PEMULUNG DI TPA SUPIT URANG MALANG

5 35 28

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

2 0 36

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD), MASA KERJA, DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATOSIS PADA PEKERJA PENGUPAS SINGKONG DI UD GONDOSARI KABUPATEN PATI

0 2 73

HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG SEMARANG TAHUN 2015

3 11 69

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING PADA PEMULUNG SAMPAH DI TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA

0 0 16