Penyakit Kulit Jenis-Jenis Penyakit Kulit

mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit Maharani, 2015:7.

2.1.4 Penyakit Kulit

Penyakit kulit adalah setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja berupa faktor risiko mekanik, fisik, kimia, biologik, dan psikologik PERMENAKERTRANS RI, 2008: 2. Kulit adalah bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan dan kebiasaan sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya. Salah satu lingkungan yang perlu diperhatikan adalah lingkungan kerja, apabila tidak dijaga dengan baik dapat menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit Somelus, 2008: 4. Selain lingkungan kerja memegang peranan utama dalam perkembangan penyakit kulit akibat kerja, faktor genetik, dan faktor tidak langsung lain seperti hygiene perorangan meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas mandi, dan lain sebagainya, usia, pengalaman kerja dan adanya penyakit kulit lain yang menyertai dapat juga memengaruhi tampilan penyakit kulit akibat kerja J.Jeyaratnam, 2009: 98-99.

2.1.5 Jenis-Jenis Penyakit Kulit

1. Penyakit kulit karena infeksi bakteri yaitu pioderma, tuberculosis kutis, kusta. Penyakit kulit yang paling sering dijumpai adalah pioderma Djuanda, 2011: 57. Gambar 2.2. Pioderma Sumber : escholarship.org , diakses tanggal 2 Maret 2015. Faktor yang memicu timbulnya penyakit pioderma diantaranya hygiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh seperti : kekurangan gizi, anemia, neoplasma ganas, dan diabetes mellitus Djuanda, 2011: 57. 2. Penyakit kulit karena parasit dan insekta yaitu pediculosis kapitis, pediculosis korporis, pediculosis pubis, scabies, creeping eruption. Penyakit ini disebabkan karena hygiene yang buruk Handoko, 2011: 119. Penularan penyakit kulit karena parasit dapat disebabkan karena kontak secara langsung yaitu kontak kulit dengan kulit, maupun kontak tidak langsung atau melalui benda seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain Handoko, 2011: 123. Gambar 2.3. Scabies Sumber : medicastore.com , diakses tanggal 2 Maret 2015 3. Penyakit kulit karena jamur yaitu misetoma, sporotrikosis, kromomikosis, tinea pedis, tinea kruris, tinea kapitis, pitiriasis versikolor panu, tinea nigra palmaris, tinea ungulum, tinea korporis, dermatofitosis kurap, kandidosis Budimulja, 2011: 89. Gambar 2.4. Tinea Cruris Sumber : http:dermnetnz.orgfungaltinea- cruris.html , diakses tanggal 2 Maret 2015 Penyakit kulit karena infeksi jamur pada kulit yang masih sering ditemukan adalah tinea kruris. Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus. Penyebab tersering tinea kruris adalah Trichophyton rubrum dan Epidermophyton floccosum Gadithya, 2014: 2. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup. Apabila penyakit ini menahun, dapat berupa bercak hitam dan sedikit bersisik. Erosi dan keluarnya sedikit cairan biasanya akibat garukan Budimulja, 2011: 94. Faktor yang mempengaruhi timbulnya tinea kruris adalah iklim panas, lembab, pemakaian bahan pakaian yang tidak menyerap keringat, kebersihan. Penularan tinea kruris dapat disebabkan karena kontak langsung dengan individu terinfeksi dan secara tidak langsung melalui benda yang mengandung skuama yang terinfeksi, misalnya handuk, celana Mulyaningsih, 2004: 6. 4. Penyakit kulit karena alergi yaitu dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, dermatitis atopik, neurodermatitis sirkumskripta, dermatitis numularis, dermatitis stasis, kelainan kulit akibat alergi makanan Sularsito, 2011: 129. Penyakit dermatitis sangat rentan terhadap beberapa perubahan kondisi. Beberapa kondisi yang dapat memperburuk penyakit dermatitis adalah perubahan suhu atau kelembaban, bakteri infeksi kulit, kontak dengan jaringan yang bersifat iritan, pada beberapa anak alergi makanan dapat memicu dermatitis atopik Maharani, 2011: 58. Gambar 2.5. Penyakit kulit alergi Sumber : health.detik.com , diakses tanggal 2 Maret 2015 Faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya pertumbuhan jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik, dan faktor sosio- ekonomi yang kurang memadai. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mencegah terkena penyakit kulit diantaranya dengan meningkatkan sanitasi lingkungan mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih; membuat rumah sehat, kondisi rumah dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental penghuninya Maharani, 2011: 36.

2.1.6 Gejala Penyakit Kulit

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PETANI DI KELURAHAN MERJOSARI-MALANG

8 25 32

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA PEMULUNG DI TPA SUPIT URANG MALANG

5 35 28

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

2 0 36

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD), MASA KERJA, DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATOSIS PADA PEKERJA PENGUPAS SINGKONG DI UD GONDOSARI KABUPATEN PATI

0 2 73

HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG SEMARANG TAHUN 2015

3 11 69

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING PADA PEMULUNG SAMPAH DI TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA

0 0 16