30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50 dan sebanyak 8 butir tergolong mudah yaitu butir nomor 2, 9, 15, 18, 19, 20, 31,
46.
4. Daya Beda
Untuk mencari daya beda soal digunakan rumus:
D = -
= P
A
- P
B
Keterangan: D = daya beda soal
J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu Benar
P
A=
= proporsi kelompok atas yang menjawab benar . P
A=
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya beda:
D 0,00 ― 0,20 jelek poor D 0,20 ― 0,40 cukup satisfactory
D 0,40 ― 0,70 baik good D 0,70 ― 1,00 baik sekali excellent
D = negatif = semuanya tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja. Arikunto, 2007: 218.
Hasil perhitungan daya beda soal dengan menggunakan perangkat mocrosoft office excel diperoleh perhitungan daya beda soal dari 50 butir
soal terdapat 4 butir soal yang tergolong jelak, 25 butir soal tergolong cukup dan 21 soal tegolong baik.
I. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan terpenuhinya
asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Liliefors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya.
Lo = F Zi – S Zi Keterangan:
Lo = harga mutlak terbesar. F Zi = peluang angka baku.
S Zi = proporsi angka baku. Sudjana, 2005: 466.
Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung Ltabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan rumus uji F.
F
=
Sugiyono, 2013: 198. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung ≤ Ftabel maka
data sampel akan homogen, dan apabila Fhitung Ftabel data tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n1-1 ; n2-1.
J. Teknik Analisis Data 1. t-Test dua sampel Independen
Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independent.
t =
separated varian t =
polled varian Keterangan:
X1 = rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran GI X2 = rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran TGT
S1
2
= varian total kelompok 1 S2
2
= varian total kelompok 2 n1 = banyaknya sampel kelompok 1
n2 = banyaknya sampel kelompok 2 Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:
a. apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak,
b. apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengajian homogenitas varian.
Berdasarkan dua hal di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test.