Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

siswa yang memiliki AQ tinggi akan merasa tertantang untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Sehingga model pembelajaran tipe GI lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran koperatif tipe TGT bagi siswa yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi. c. Perbedaan hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran GI lebih rendah daripada TGT ditinjau dari kecerdasan adversitas rendah. Model pembelajaran tipe TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dengan cara masing-masing kelompok yang heterogen mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Kemudiaan guru melontarkan pertanyaan dalam bentuk games atau turnament. Dimana bagi siswa dalam kelompok yang bisa menjawab, maka nilai akan sama dengan siswa lain dalam kelompok tersebut. Siswa dengan kecerdasan adversitas rendah akan terbantu dengan model pembelajaran ini, karena siswa yang memiliki kecerdasan adversitas rendah akan sama nilainya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan adversitas tinggi dalam kelompoknya. Berbeda dengan model pembelajaran tipe GI dimana setelah melakukan diskusi dengan kelompoknya, maka guru memberikan pertanyaan-pertanyan kepada masing-masing siswa atau individu bukan kepada kelompok. Ciri-ciri siswa yang memiliki kecerdasan adversitas rendah adalah mereka mudah menyerah, cenderung merasa bosan dan tidak menyukai tantangan. Dilihat dari kekurangan dan kelebihan kedua model pembelajaran tersebut maka diduga hasil belajar Ekonomi bagi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran koperatif tipe TGT akan lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kopertaif tipe GI bagi siswa yang memiliki kecerdasan adversitas rendah. d. Ada interaksi antara model pembelajaran, AQ dan hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMAN 12 Bandar Lampung. Model pembelajaran kooperatif tipe GI bagi siswa yang memiliki AQ Tinggi dalam pembelajaran Ekonomi hasil belajarnya diduga lebih baik dari pada siswa yang memiliki AQ rendah. Sedangkan, pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa yang memiliki AQ rendah diduga memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan menggunakan GI, hal ini berarti terjadi pengaruh antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan adversitas. Terdapat interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaranya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut. Gambar 1. Paradigma Penelitian.

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran GI dengan siswa yang menggunakan model TGT. Hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran GI lebih tinggi dengan siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran TGT bagi yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi climber. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Tipe TGT Tingkat Kecerdasan adversitas Tingkat Kecerdasan adversitas Hasil Belajar Tinggi Rendah Tinggi Rendah 2. Hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran GI lebih tinggi dengan siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran TGT bagi yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi climber. 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran GI lebih rendah dari pada siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran TGT bagi siswa yang memiliki kecerdasan adversitas rendah quitter. 4. Ada interaksi antara model pembelajaran tipe GI dan tipe TGT dengan kecerdasan adversitas pada mata pembelajaran ekonomi.

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian dengan pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali, variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara tepat Sugiyono, 2013: 107. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial. Menurut Sugiyono 2013: 113, desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental eksperimen yang betul-betul, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan variable independen terhadap hasil variable dependen. Desain faktorial memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda. Desain faktorial dalam penelitian ini adalah yang paling sederhana yaitu 2 kali 2 2 x 2. Dalam desain ini variabel yang belum dimanipulasi model pembelajaran GI dan TGT disebut variabel eksperimental X1, sedangkan Variabel bebas yang kedua disebut variable kontrol X2, dan variabel ketiga disebut variable moderator yaitu kecerdasan adversitas, dibagi menjadi dua tingkatan rendah dan tinggi.

1. Desain Eksperimen

Penelitian ini bersifat eksperimental semu quasi eksperimental desain dengan pola treatment by level design penelitian desain eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu, namun pada variabel moderator kecerdasan adversitas digunakan pola treatment by level design karena dalam hal ini hanya model pembelajaran yang diberi perlakuan terhadap hasil belajar. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia. Sukardi, 2003: 16. Random sampling digunakan untuk menentukan sampel. Sampel dipilih secara acak dari lima kelas yang ada, yang nantinya akan diperoleh dua kelas, dimana satu kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran GI sebagai kelas eksperimen, sedangkan satu kelas yang melaksanakan pembelajaran TGT sebagai kelas kontrol. Dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat siswa yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi dan rendah. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK SOAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TA

0 11 101

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE JIGSAW II DENGAN MEMPERHATIKAN GAYA BELAJAR VISUAL DAN AUDITORIAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 201

0 4 104

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEDIA PETA KONSEP PADA MATERI HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 23