untuk selanjutnya ke konsumen akhir. Dari ketiga lembaga pemasaran tersebut, ternyata marjin terbesar terdapat di tingkat pedagang besar yaitu sekitar 45 persen
dari marjin total. Hal ini disebabkan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini lebih banyak dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya.
Dibandingkan dengan harga bawang merah yang dibayar konsumen, marjin total pemasaran ini cukup rendah yaitu sekitar 32 persen. Sementara, bagian harga yang
diterima petani farmer’s share dapat dikatakan cukup besar, yaitu sekitar 68 persen dari harga yang dibayar konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemasaran bawang merah secara teknis cukup efisien.
2.2.2. Studi Tentang Peramalan
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan metode peramalan kuantitatif yang terbaik untuk pergerakan basis kopi robusta dalam perdagangan
berjangka dilakukan oleh Rusli 2000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa penerpan sembilan metode peramalan time series menunjukkan
metode ARIMA menghasilkan ramalan terbaik atau paling mendekati pola pergerakan basis kopi robusta, sehingga merupakan metode yang paling sesuai
bagi hedger untuk meramalkan pergerakan basis mingguan kopi robusta. Ningsih 2004, melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pola permintaan brokoli, kedelai Jepang, lectude head, tomat ceri, tomat rianto beef di PT Saung Mirwan dan mendapatkan metode peramalan
yang paling sesuai dalam permintaan tersebut dengan menggunakan metode kuantitatif yang terdiri atas metode time series dan kausal regresi. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa pola data permintaan pada kelima
komoditi tidak stasioner dimana terdapat unsur trend dan musiman. Metode terbaik berdasarkan nilai MSE terkecil adalah ARIMA, kecuali pada komoditi
kedelai Jepang, menggunakan dekomposisi aplikatif. Penelitian dengan judul Aplikasi Metode Peramalan Time Series dalam
Pendugaan Harga Saham pada Perusahaan Agribisnis di PT Bursa Efek Jakarta BEJ dilakukan oleh Hartono 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan agribisnis yang terdaftar di BEJ, menerapkan dan menentukan metode permalan time series untuk menduga harga saham perusahaan
agribisnis di PT BEJ dan mempelajari prospek pengembangan investasi saham yang dikaitkan dengan pengembangan agribisnis di Indonesia. Data sekunder
yang digunakan terdiri dari serial data harga saham penutupan perusahaan yang terdaftar pada tanggal 1 Januari – 30 Juni 2001. Fluktuasi harga saham pada
perdagangan saham harian merupakan cerminan dari kekuatan permintaan dan penawaran transaksi jual beli di lantai bursa. Peramalan harga saham perusahaan
PT Astra Agrolestari Tbk, PT Cipendawa Farm Enterprises Tbk, PT Multi Breeder Adirama Indonesia, PT Adindo Forestry, PT BAT Indonesia Tbk, PT
Goodyear Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Tbk, menggunakan metode weighted moving average. Saham-saham PT Bakrie
Sumatera Plantation Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk menggunakan metode simple average
. PT Gudang Garam menggunakan metode double exponential smoothing
. Sedangkan untuk PT London Sumatera Tbk dan PT Bahtera Adirama Samudera Tbk masing-masing menggunakan metode simple exponential
smoothing dan Winter.
III. KERANGKA PEMIKIRAN