Model Pembelajaran Kooperatif Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Mempelajari dan menambah wawasan mengenai model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi seorang tenaga pengajar, karena dengan menguasai model pembelajaran maka seorang guru akan merasakan kemudahan dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dapat tercapai dengan tuntas Trianto, 2007:10. Menurut Nieveen suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Sahih Valid, aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: a. Apakah model yang dikembangkan berdasarkan pada rasional teoritik yang kuat. b. Apakah terdapat konsistensi internal. 2. Praktis, aspek kepraktisan hanya dipenuhi jika: a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. b. Kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. 3. Efektif, berkaitan dengan aspek efektifitas ini Nieveen memberikan parameter sebagai berikut: a. Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif. b. Secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan Trianto, 2007: 8. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan sebelum melaksanakan proses belajar mengajar yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, sahih, praktis dan efektif. Model pembelajaran yang sudah memenuhi ketiga kriteria tersebut dapat dikatakan model pembelajaran yang baik.

2.3.4 Model Pembelajaran Kooperatif

a. “Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat siswa lain sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya” Wena, 2011: 190. b. Menurut Hasan dalam Rusman 2011: 204, “cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4- 5 orang”. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: 1 “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta, ketrampilan, nilai, kosep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan, nilai diakui oleh mereka yang berkompeten menilai Suprijono, 2009:58. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dengan cara melakukan pengelompokan dan di dalamnya siswa melakukan rangkaian kegiatan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan temannya untuk memahami materi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru bukanlah sumber belajar satu-satunya bagi siswa, dalam model pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing jalannya proses pembelajaran.

2.3.5 Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

Unsur-unsur yang terkait dengan pembelajaran kooperatif Wena, 2011:190 adalah sebagai berikut : 1 Saling ketergantungan positif Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. 2 Interaksi tatap muka Semua anggota kelompok berinteraksi saling berhadapan, dengan menerapkan ketrampilan bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. 3 Akuntabilitas individu Kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan pekerjaan kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tanggung jawab akuntabilitas pada masing-masing individu siswa. 4 Ketrampilan menjalin hubungan antarpribadi Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Teguran tersebut secara perlahan pasti akan membuat siswa berusaha untuk menjaga hubungan antar pribadi.

2.4 Model Pembelajaran Numbered Head Together NHT

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2014/2015.

1 3 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN KELAS VIII SMP.

0 0 17