LAPORAN LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PENGUJIAN BATAS CAIR DENGAN CASSAGRANDE SK SNI M 07-1989-F
1. PENDAHULUAN
Tanah berbutir halus yang mengadung mineral lempung sangat peka terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah menentukan titik-titik tertentu berupa batas
cair Liquid Limit, batas plastic Plastic Limit dan batas kerutsusut Shrinkage Limit.
Batas cair adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan antara cair dan plastis.
LAPORAN LAB. PENGUJIAN TANAH
49
Qu
Dengan diketahui nilai konsistensi tanah maka sifat–sifat plastisitas dari tanah dapat diketahui. Sifat-sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indeks plastisitas
Plasticty Index yang merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan nilai kadar air batas plastis IP = LL - PL.
Nilai IP yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap kadar air, dan mempunyai sifat kembang susut yang besar, serta besar pengaruhnya
terhadap daya dukung atau kekuatan tanah.
2. TUJUAN PENGUJIAN
2.1. Praktikan dapat melaksanakan salah satu cara pengujian liquit limit
dengan prosedur yang benar.
2.2. Praktikan dapat menentukan harga–harga batas cair, serta
menggambarkan grafik untuk batas cair dengan benar.
3. PERSIAPAN BENDA UJI
3.1. Bila contoh tanah diperkirakan mempunyai butiran yang lebih kecil dari
saringan No. 40 0,425 mm, maka contoh tanah dapat digunakan langsung dalam pengujian.
3.2. Bila contoh tanah mempunyai butiran lebih besar dari saringan No. 40
0,425 mm, maka harus mengeringkan contoh tanah dan melakukan penyaringan.
3.3. Menggambil benda uji yang lolos saringan No. 40 0,425 mm
sebanyak 200 gram.
4. PERALATAN
4.1. Alat batas cair standar Atterberg 4.2. Alat pembuat alur
LAPORAN LAB. PENGUJIAN TANAH
50
Grooving tool ASTM untuk tanah kepasiran
Grooving tool Cassagrande untuk tanah kohesif
4.3. Spatula 4.4. Botol berisi air suling botol semprot
4.5. Plat kaca 4.6. Tin box
4.7. Desikator 4.8. Oven
4.9. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
Gambar : Alat Pengujian Batas Konsistensi
Keterangan Gambar 1. Mangkok
2. Pen penggantung mangkok 3. Baut penjepit
4. Baut pengatur tinggi jatuh 5. Tuas pemutar
6. Alas 7. Alas pembuat alur ASTM
8. Alur pembuat casagrande 9. Spatula
10. Botol air 11. Gelas ukur
12. Alas gelas 13. Cawan
5. PROSEDUR PENGUJIAN
5.1 Menyiapkan mangkok batas cair, membersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel dengan menggunakan eather.
5.2 Mengatur ketinggian jatuh mangkok, dengan cara sebagai beikut:
Kendurkan kedua baut penjepit, lalu memutar handeltuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm.
Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok dapat mengendurkan baut belakang,
mengangkat mangkok, memasukan bagian ujung tungkai pemutar alur ASTM tepat masuk di antara dasar mangkok dan alasnya, dan
mengencangkan kembali baut bagian belakang
LAPORAN LAB. PENGUJIAN TANAH
51
5.3 mengambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No. 40 lalu meletakkan di atas plat kaca pengaduk.
5.4 Menambahkan air suling sedikit demi sedikit, mengaduk sampel tanah tersebut menggunakan spatula sampai homogen.
5.5 Setelah didapat campuran homogen, mengambil sampel tanah dalam tersebut, memasukkan ke dalam mangkok alat batas cair. meratakan
permukaannya sehingga sejajar dengan dudukan alat bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
5.6 Membuat alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut, menggunakan alat pembuat alur grooving tool melalui garis tengah
mangkok secara simetris dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok. 5.7 Memutar tuas handel pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik dalam 1
detik mangkok jatuh 2 kali sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang ½’ 12,50mm. Mencatat jumlah pukulan yang terjadi untuk mencapai
kondisi yang bersinggungan tersebut. 5.8 Mengambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut dengan menggunakan
spatula, memasukan ke dalam tin box cawan, menentukan kadarair tanah. meletakkan kembali sisa benda uji di atas plat kaca.
5.9 mengulangiprosedur pengujian mulai prosedur No. 4 s.d No. 7 dengan variasi penambahan air yang berbeda.
Catatan:
1. Proses bersinggungannya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadarair harus dijaga konstan pencampuran dilakukan dan kadar air terendah kemudian berurutan menuju
yang lebih tinggi. 3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara 10--
20. 20--30, 30--40 dengan 4 kali pengujian.
LAPORAN LAB. PENGUJIAN TANAH
52
4. Alat pembuat alur Cassagrandedigunakan untuk tanah berbutir halus lempung sedangkan tipe ASTM untuk tanah lempung kepasiran.
6. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN