Pengumpulan Buah Inggir-inggir Identifikasi Tumbuhan Pembuatan Simplisia Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Inggir-inggir Penyiapan Hewan Percobaan

3.2 Pengumpulan Buah Inggir-inggir

Pengumpulan buah dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah inggir-inggir yang diambil dari Desa Buntu Bayu, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

3.3 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Bogor.

3.4 Pembuatan Simplisia

Buah yang digunakan pada penelitian ini adalah buah inggir-inggir yang masih segar. Buah dipisahkan dari tangkai dan pengotor lain seperti tanah dan serangga. Lalu dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan, dipotong menjadi dua bagian dan ditimbang, diperoleh berat basah sebesar 2,4 kg. Selanjutnya buah tersebut dikeringkan dalam lemari pengering pada temperatur ± 40ºC sampai buah kering. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk, ditimbang dan diperoleh berat simplisia sebesar 600 g. Lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik bertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar.

3.5 Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1989. Universitas Sumatera Utara

3.5.1 Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik

Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari simplisia buah inggir-inggir.

3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop.

3.5.3 Penetapan kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung dan tabung penerima 10 ml. Caranya: a. penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluena dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml WHO, 1992. b. penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 gram serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu lalu dipanaskan selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes Universitas Sumatera Utara tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen Ditjen POM, 1995.

3.5.4 Penetapan kadar sari larut dalam air

Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995.

3.5.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara

3.5.6 Penetapan kadar abu total

Sebanyak lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam kurs porselen yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Kurs dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995.

3.5.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2 N selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995.

3.6 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan menurut Depkes 1995, dan Farnsworth 1966, untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, glikosida antrakuinon, saponin, tanin, dan steroidatriterpenoida. Di mana skrining fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol buah inggir- inggir.

3.6.1 Pemeriksaan alkaloida

Simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, Universitas Sumatera Utara dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk uji alkaloida: diambil 3 tabung reaksi, lalu kedalamannya dimasukkan 0,5 ml filtrat. Pada masing-masing tabung reaksi: 1. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer 2. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat 3. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendroff Alkaloida positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari tiga percobaan diatas Depkes, 1995. 3.6.2 Pemeriksaan flavonoida Sebanyak 10 g simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir ditambahkan 10 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.

3.6.3 Pemeriksaan glikosida

Simplisia dan ekstrak etanol buah inggir-inggir ditimbang sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 96 dengan air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropil dan kloroform 2:3, dilakukan berulang kali sebanyak 3 kali. Sari air Universitas Sumatera Utara dikumpulkan dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50ºC. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish. Kemudian secara perlahan-lahan ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan ikatan gula Depkes, 1995.

3.6.4 Pemeriksaan antrakuinon

Simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir ditimbang sebanyak 0,2 g, kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring, kocok lapisan benzena dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon Depkes, 1995.

3.6.5 Pemeriksaan saponin

Simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 - 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin Depkes, 1995.

3.6.6 Pemeriksaan tanin

Simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir ditimbang sebanyak 1 g, dididihkan selama 30 menit dalam 100 ml air suling lalu didinginkan dan disaring. Pada filtrat ditambahkan 1 - 2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Jika Universitas Sumatera Utara terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Farnsworth, 1966.

3.6.7 Pemeriksaan steroidatriterpenoida

Sebanyak 1 g simplisia atau ekstrak etanol buah inggir-inggir dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman-Burchard. Timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoida Harborne, 1987.

3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Inggir-inggir

Metode: Maserasi Cara Kerja: Masukkan 10 bagian 500 g simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam bejana, dituangi dengan 75 bagian cairan penyari etanol 96 3,75 liter, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, lalu diserkai, diperas, di remaserasi ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian 5 liter, maserat dipindahkan kedalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat yang sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, lalu di enaptuangkan atau disaring. Maserat yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Kemudian dikeringkan dengan freeze dryer selama lebih kurang 24 jam Ditjen POM, 1979. Universitas Sumatera Utara

3.8 Penyiapan Bahan Uji, Obat Pembanding dan Kontrol

Ekstrak etanol 96 simplisia buah inggir-inggir dibuat dalam bentuk suspensi menggunakan CMC-Na 0,5. Obat pembanding furosemid dibuat dalam bentuk suspensi menggunakan CMC-Na 0,5. Kontrol negatif yang digunakan adalah suspensi CMC-Na 0,5.

3.8.1 Pembuatan suspensi CMC-Na 1

Sebanyak 1 g CMC-Na ditaburkan dalam lumpang yang berisi 20 ml air suling panas. Didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh massa yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan air suling, dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 ml, dicukupkan volumenya dengan air suling hingga 100 ml.

3.8.2 Pembuatan suspensi furosemid

Satu tablet yang mengandung 40 mg furosemid digerus dan ditambahkan larutan CMC-Na 1 sedikit demi sedikit sambil digerus dan diencerkan dengan sedikit air. Kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, volumenya dicukupkan dengan akuades hingga 10 ml.

3.9 Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan dengan berat 150 - 200 g. Sebelum pengujian dikondisikan terlebih dahulu selama satu minggu dengan kondisi lingkungan, makanan, dan minuman yang sama. Setelah satu minggu, dipilih tikus yang sehat ditandai dengan berat badan yang stabil atau meningkat. Universitas Sumatera Utara

3.10 Pengujian Efek Diuretik Buah Inggir-inggir

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum sanitwongsei Craib.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Wistar Normotensi dan Hipertensi

13 202 136

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

2 22 97

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 15

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 1 2

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 6

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 12

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 2 6

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum Sanitwongsei Craib.) Terhadap Parameter Biokimia Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Nacl 2,5% Dan Metilprednisolon

0 0 30

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum sanitwongsei Craib.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Wistar Normotensi dan Hipertensi

0 0 32

Efek Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (Solanum sanitwongsei Craib.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Wistar Normotensi dan Hipertensi

0 0 19