BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proporsi Pasien Akne vulgaris Periode Januari 2010- Desember 2012
Selama periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2012 terdapat 16.482 pasien yang datang untuk berobat jalan di Unit Rawat Jalan Kulit dan Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan.
Bila diuraikan berdasarkan tahun, jumlah pasien tahun 2010 berjumlah 5.514 orang, tahun 2011 berjumlah 5.641 orang dan tahun 2012 berjumlah 5.327 orang. Selanjutnya, jumlah pasien akne
vulgaris di Unit Rawat Jalan Kulit dan Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Proporsi kejadian Akne vulgaris di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010 sd 2012
Tahun Jumlah Pasien Akne
Vulgaris
Jumlah Pasien di Unit Rawat Jalan
Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin
Proporsi kejadian
Pasien Akne Vulgaris per
tahun
n
2010 54
29,67 5.514
0,97 2011
60 32,97
5.641 1,06
2012 68
37,36 5.327
1,27
Total 182
100 16.482
1,10 Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah pasien akne vulgaris berdasarkan tahunnya, maka pasien
akne vulgaris terbanyak di tahun 2012 yaitu 68 orang, diikuti tahun 2011 berjumlah 60 orang, dan tahun 2010 berjumlah 54 orang. Jumlah pasien akne vulgaris periode Januari 2010 sampai
Universitas Sumatera Utara
Desember 2012 ada 182 orang pasien akne vulgaris yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan.
Proporsi pasien akne vulgaris di Unit Rawat Jalan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan selama periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2012 adalah 1,10.
Di Indonesia, akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100 persen selama hidup seseorang.
2
Data epidemiologi menunjukkan prevalensi akne vulgaris dari empat negara Macau, Guangzhou, Malaysia dan Indonesia sebesar 51,5. Data
rekam medis RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar menunjukkan angka kunjungan penderita akne vulgaris pada tahun 2008 sebesar 7,8 dari seluruh kunjungan di Poliklinik Kulit dan
Kelamin.
31
4.2 Karakteristik Pasien Akne vulgaris
Karakteristik pasien akne vulgaris dalam penelitian ini ditampilkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.
4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien akne vulgaris di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2012 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Karakteristik Pasien Akne vulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
N
Laki-laki 68
37,4 Perempuan
114 62,6
Total 182
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase karakteristik pasien akne vulgaris berdasarkan jenis kelamin tertinggi pada jenis kelamin perempuan, yaitu 62,6 114 orang
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan jenis kelamin laki-laki, yaitu 37,4 68 orang.Yentzer dkk 2010 pada penelitiannya menyatakan bahwa pasien akne vulgaris yang banyak diterapi adalah wanita dari
semua pasien rawat jalan dari data rekam medis. Jumlah pasien wanita 65,2 dengan perbandingan rasio pasien wanita dibanding pria 1,9 : 1 yang mendapat terapi akne vulgaris.
32
Hasil ini juga dikuatkan oleh Collier CN dkk,2008 yang menyatakan perempuan lebih banyak menderita akne vulgaris dibandingkan laki-laki, terutama di usia 20 tahun.
Kejadian akne vulgaris ditemukan pada waktu sebelum menstruasi, atau disebut juga dengan masa premenstrusi, dengan persentase 41,7. Ketidakseimbangan hormon sering terjadi pada
masa premenstruasi dan pada saat stres. Pada masa remaja, akne vulgaris biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon seks, terutama hormon androgen yang meningkat selama masa
pubertas. Peningkatan hormon sebelum menstruasi dapat mempengaruhi eksaserbasi serta memperburuk akne vulgaris.
10
4.2.2 Karateristik Berdasarkan Usia
33
Tabel 4.3 Karakteristik Pasien Akne vulgaris Berdasarkan Kelompok Usia Usia Tahun
n
11 – 15 15
8,2 16 – 20
83 45,6
21 – 25 57
31,3 26 – 30
15 8,2
31 – 35 7
3,8 36 – 40
4 2,2
41 – 45 1
0,5
Total 182
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase karakteristik pasien akne vulgaris
berdasarkan kelompok usia tertinggi pada kelompok usia 16 - 20 tahun, yaitu 45,6 83 orang dan terendah pada kelompok usia 41 – 45 tahun, yaitu 0,5 1 orang. Yentzer dkk 2010
Universitas Sumatera Utara
pada penelitiannya menyatakan bahwa banyak kejadian akne vulgaris terjadi di usia 12-17 tahun dengan persentase pada kelompok umur tersebut adalah 36,5 , dan naik pada usia 18-20 tahun,
61,9, usia anak-anak 0-11 tahun dan orang tua diatas 65 tahun dijumpai 1,6 dan 0,5 dari seluruh jumlah pasien.
32
Akne vulgaris pada remaja biasanya dimulai sebelum onset pubertas, saat kelenjar adrenal mulai menghasilkan dan melepaskan lebih banyak hormon
androgen. Akne vulgaris tidak hanya terbatas pada usia remaja. Pada usia 45 tahun, 5 baik pria maupun wanita dapat masih memiliki akne vulgaris.
3
4.2.3 Tabulasi Silang Usia dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.4 Gambaran Usia Pasien Akne vulgaris dengan Jenis Kelamin
Usia Tahun Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan n
n
11 – 15 9
13,2 6
5,3 16 – 20
32 47,1
51 44,7
21 – 25 21
30,9 36
31,6 26 – 30
5 7,4
10 8,8
31 – 35 0,0
7 6,1
36 – 40 1
1,5 3
2,6 41 – 45
0,0 1
0,9
Total 68
100 114
100 Berdasarkan tabulasi silang usia dengan jenis kelamin di atas, diketahui bahwa pada jenis
kelamin laki-laki, persentase pasien akne vulgaris terbanyak pada usia 16 – 20 tahun, yaitu 47,1 32 orang. Pada jenis kelamin perempuan, persentase pasien akne vulgaris terbanyak pada
usia 16 – 20 tahun, yaitu 44,7 51 orang.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5 Karakteristik Pasien Akne vulgaris Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan n
SDSederajat 15
8,2 SMPSederajat
49 26,9
SMASederajat 95
52,2 AkademiS1
23 12,6
Total 182
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase karakteristik pasien akne vulgaris
berdasarkan pendidikan tertinggi pada pendidikan SMASederajat, yaitu 52,2 95 orang dan terendah pada pendidikan SDSederajat, yaitu 8,2 15 orang.
Usia SMA atau sederajat di Indonesia umumnya berkisar antara umur 16 - 19 tahun. Terjadinya akne vulgaris pada kelompok yang pendidikan ini terkait dengan usia mereka. Yeung dkk 2002
pada penelitiannya yang diambil secara random yaitu 522 orang pemuda usia 15-25 tahun. Hasilnya, diperoleh dari 522 orang tersebut, 91,3 pernah menderita akne, dan saat wawancara
dilaksanakan, 52,2 menderita akne vulgaris. Tingkat pendidikan memiliki peran yang penting karena akan mempengaruhi persepsi penderita
akan penyakit akne vulgaris yang dideritanya. Perbedaaan tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab, pemicu, tindakan
pecegahan, cara ataupun lama pengobatan akne vulgaris, prognosis, serta sikap dan perilaku dalam menghadapi efek psikososial yang mungkin timbul.
34
5
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.6 Karakteristik Pasien Akne vulgaris Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan n
PelajarMahasiswa 131
72,0 Ibu Rumah Tangga
12 6,6
Pegawai Swasta 20
11,0 Wiraswasta
18 9,9
Pegawai Negeri Sipil 1
0,5
Total 182
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase karakteristik pasien akne vulgaris berdasarkan pekerjaan tertinggi pada pelajarmahasiswa, yaitu 72 131 orang dan paling
sedikit pada pegawai negeri sipil, yaitu 0,5 1 orang. Pelajar dan mahasiswa mendominasi hasil penelitian ini berdasarkan pekerjaan. Yahya 2009
pada penelitiannya didapati sampel 418 orang dengan umur rata-rata 16 tahun menunjukkan hasil bahwa usia 10-13 tahun memiliki prevalensi akne 76,7 , usia 14-16 tahun dengan prevalensi
88,2 , dan usia 17-19 tahun dengan prevalensi 97,1 , dan keseluruhan pasien tersebut masih di usia sekolah.
4.3 Lokasi Lesi
8
Tabel 4.7 Lokasi Lesi Akne vulgaris pada Pasien Akne vulgaris Letak Lesi
Ada Tidak Ada
Total n
n
Wajah 182
100 0,0
182 100
Punggung 13
7,1 169
92,9 182
100 Dada
7 3,8
175 96,2
182 100
Lokasi lainnya 0,0
0,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa keseluruhan pasien akne vulgaris memiliki lokasi lesi di wajah 100. Persentase terendah berdasarkan lokasi adalah pada daerah dada yaitu 3,8 7
orang. Biswass S 2010, pada penelitiannya menjumpai lokasi paling banyak dijumpai pada
wajah sampai 65, sementara pada daerah lain seperti dada, bahu dijumpai 18.
35
Tempat awal predileksi akne adalah wajah, lalu ke leher, punggung, dada, dan bahu.
1,3
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang ada diseluruh
tubuh. Hubungan antara satu kelenjar sebasea dengan satu folikel rambut disebut unit pilosebasea. Kelenjar sebasea tidak dijumpai pada telapak tangan dan kaki, ukuran kelenjar
sebasea sangat bervariasi walaupun pada satu individu dan daerah anatomi yang sama pada permukaan tubuh ukurannya sekitar beberapa milimeter. Kelenjar sebasea paling besar dan
paling padat di wajah dan scalp 400-900cm
2 36
4.4 Distribusi Frekuensi Durasi Penyakit