8
untuk pengukuran. Semua  peralatan  ini  harus  dimiliki  pemborong  dan  harus  selalu  ada  apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
8.5. Tata Kerja :
Lokasi,  ukuran  dan  duga  gedung,  jalan  maupun  bangunan-bangunan  lainnya ditentukan dalam gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada DireksiPengawas.
9. Pekerjaan TanahUrugan
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup  pekerjaan  yang  akan  dilaksanakan  pada  pekerjaan  ini  sudah  harus diperhitungkan  jenis  tanah  yang  dijumpai  dilapangan  seperti  tanah  pasir,
gambut, tanah keras batuan, tanah liat dan lain sebagainya, yaitu: 9.1.1.
Galian  tanah  untuk  pekerjaan  substruktur  pondasi,  saluran  keliling bangunan.
9.1.2. Septictank dan peresapan
9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
9.1.4. Timbunan  tanah  dan  pasir  bawah  lantai,  pondasi  dan saluran termasuk
pemadatannya. 9.1.5.
Perataan tanah sekelilling bangunan 9.1.6.
Galian  tanah  diluar  bangunan  untuk  mendapatkan  peil  lantai  yang  di syaratkan.
9.1.7. Pekerjaan Cut  Fill bila ada
9.2. Persyaratan Bahan
Untuk  timbunan  bekas  galian  pondasi,  digunakan  tanah  bekas  galian  pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Galian  pondasi  baru  boleh  dilaksanakan  setelah  bouwplank  dengan
penandaan  sumbu  ke  sumbu  selesai  diperiksa  dan  disetujui  Direksi. Bentuk  galian  dilaksanakan  sesuai  dengan  ukuran  yang  tertera  dalam
9
gambar.  Apabila  ditempat  galian  ditemukan  pipa-pipa  pembuangan, kabel  listrik,  telepon  atau  lainnya  yang  masih  berfungsi,  maka
Kontraktor  secepatnya  memberitahukan  kepada  Direksi  atau  kepada instansi  yang  berwenang    untuk  mendapat  petunjuk  seperlunya.
Kontraktor  bertanggung  jawab  sepenuhnya  atas  segala  kerusakan  yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila  pada  waktu  penggalian  ditemukan  benda-benda  purbakala, maka  kontraktor  wajib  melaporkannya  kepada  Pemerintah  Daerah
setempat. Galian-galian  untuk  septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan
air  bersih  dilaksanakan  dengan  ukuran  yang  ditetapkan  dalam  gambar kerja dan gambar detail.
Untuk  kondisi  tanah  yang  mudah  longsor  Kontraktor  harus  memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus
dibongkar setelah pondasi selesai. 9.3.2.
Galian  diluar  bangunan  untuk  mendapatkan  tinggi  lantai  yang disyaratkan  dalam  gambar.  Penggalian  tanah  ini    dimaksudkan  untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan. 9.3.3.
Bila  ternyata  penggalian  melebihi  kedalaman  yang  telah  ditentukan dalam  gambar,  maka  Kontraktor  harus  mengisi  kelebihan  galian
tersebut dengan pasir urug. 9.3.4.
Pengurugan  bekas  galian  pondasi,  galian  septictank,  galian  saluran  air hujan,  saluran  air  bersih  dan  saluran  air  kotor  diurug  lapis  demi  lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan  menumbuk  lapisan  tersebut,  menggunakan  alat  tumbuk  yang
baik.  Setelah  lapisan  pertama  padat  kembali  seperti  diatas.  Demikian seterusnya  dilakukan  sampai  semua  lubang  bekas  galian  pondasi
tertutup kembali. 9.3.5.
Pengurugan  dengan  tanah  timbunan  dibawah  lantai  dilakukan  lapis demi  lapis  hingga  ketebalan  10  cm  dibawah  lantai,  ditumbuk  hingga
padat.  Lapisan-lapisan  urugan  untuk  ditumbuk  ini  dibuat  maksimal  10
10
cm,  dan  padatkan  5  kali  tiap  bidang  tumbukan  pada  tiap-tiap  lapis tersebut.
9.3.6. Dibawah  lantai  diurug  dengan  pasir  pasangan  dan  dipadatkan.
Pengurugan  dan  pemadatan  ini  dilakukan  dengan  menyiram  air hingga jenuh,  kemudian  ditumbuk  dengan  alat  yang  sesuai  untuk  pemadatan.
Hasil  akhir  harus  mendapat  persetujuan  Direksi  atas  kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
9.3.7. Dibawah  pondasi,  dan  dibawah  air  diurug  dengan  pasir  pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.
10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali