Pekerjaan Beton Bertulang LPSE Kabupaten Simeulue Spesifikasi Teknis

12 mencapai kedalaman tanah keras. 12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton K-225. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang diisi 30 batu kali. Pondasi batu kalibelah dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasarbrappen adukan 1 Pc : 3 Ps. 12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.

13. Pekerjaan Beton Bertulang

13.1. Lingkup Pekerjaan Beton bertulang dengan K-225 harus dibuat untuk : 13.1.1. Sloof 13.1.2. Kolom-kolom induk 13.1.3. Kolom-kolom praktis 13.1.4. Ring balok dan balok-balok lantai 13.1.5. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana 13.2. Bahan 13.2.1. Semen • Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia NI 8 tahun 1972. • Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. • Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari 13 tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. 13.2.2. Aggregat a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-246- 1991 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat tidak porous. Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh lebih dari 4 berat. b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. 13.2.3. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum. 13.2.4. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah besi ulir ø 16, ø 20, ø 22 dan ø 25 dan besi beton polos ø 14, ø 12, ø 10 dan ø 9 dan behel dengan ø 10, ø 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg cm2. Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari DireksiPengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang 14 diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan uji tarik, biaya ditanggung kontraktor. 13.2.5. Toleransi besi Diameter, ukursn sisi jarak antara dua permukaan yang berlawanan, Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +- 7 dan toleransi diameter adalah +- 0,2 mm. Diameter, ukuran sisi jarak antara dua permukaan yang berlawanan, 10 mm sampai dengan 16 mm tapi tidak termasuk diameter 16 variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +- 5 dan toleransi diameter adalah +- 0,2 mm. Diameter, ukuran sisi jarak antara dua permukaan yang berlawanan, 16 mm sampai dengan 28 mm tapi tidak termasuk diameter 28 variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +- 4 dan toleransi diameter adalah +- 0,2 mm. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong. 13.2.6. Cetakan dan Acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas- batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan 15 uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03. 13.2.7. Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah K – 225 dan perbandingan, jika dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka harus diadakan mix design, biaya ditanggung oleh kontraktor. Pedoman Pelaksanaan 13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03. 13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. 13.2.10. Pengecoran Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan dibuatkan uji beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum 12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton bekisting . Cetakan 16 Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk – tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya nilai slump. Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton. 13.2.11. Bagian – bagian yang tertanam dalam beton • Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan. • Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi. 13.2.12. Pekerjaan Coating • Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan dipasang pada plat atap beton. • Persyaratan - NI – 3 1970 - BS 278 untuk elongation dan membrane strenght - ASTME 154 untuk puncture resistence - BS 3177 untuk water vapour permeability 13.2.13. Perawatan Beton Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14 empat belas hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut : • Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. • Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak 17 memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong. 13.2.14. Perbaikan Permukaan Beton Pada saat pembongkaran bekesting mal yang perlu diperhatikan adalah : • Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan campuran adukan semen cement mortar setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi Pengawas. • Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. • Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur. pecah retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan diinginkan. Hal- hal lain “ Miscellaneous Items” • Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

14. Pekerjaan Quality Control Beton