Penjabaran Garis Besar Materi Pelajaran Matematika Media Pembelajaran Sumber Belajar Penilaian Remedial

7 Buku Guru SMA Peminatan Matematika X2SMS

Bagian I Petunjuk Umum

A. Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika

1. Pengertian

Matematika bukan hanya sekedar segala sesuatu yang berhubungan dengan angka dan bilangan. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan sangat berperan dalam perkembangan dunia. Aplikasi dari ilmu matematika dalam berbagai aspek kehidupan dapat membantu manusia dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Adapun yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur terhadap hal tersebut salah satunya adalah menurut Kline 1973, matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Oleh karena itu kompetensi matematika harus dimiliki oleh setiap siswa.

2. Tujuan

Tiada aktivitas tanpa menggunakan matematika. Ilmu matematika dapat digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Sesuai dengan pengertian matematika yang tidak bisa lepas dari bidang yang lain, seperti misalnya dalam bidang kesehatan, pertumbuhan dan peluruhan zat radioaktif memanfaatkan konsep eksponen dalam perhitungannya. Konsep persamaan kuadrat dapat juga diterapkan pada peluncuran roket yang berkaitan dengan arah dan ketinggian maksimum. Serta penggunaan konsep trigonometri yang dapat diaplikasikan pada pengukuran jarak pandang mata terhadap suatu benda. Oleh karena itu tujuan utama pembelajaran matematika adalah untuk menciptakan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika, pembelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui pendeskripsian permasalahan yang diwujudkan ke dalam model matematika secara logis dan penggunaan rumus matematika secara sistematis. Setelah itu, diharapkan siswa mampu mempresentasikan hasil perhitungan matematika ke dalam bahasa sosial yang mudah dipahami dengan bersikap jujur dan disiplin.

3. Ruang Lingkup

Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa. Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa. Kompetensi inti atau kompetensi utama ini dikelompokkan ke dalam aspek sikap afektif, pengetahuan kognitif, dan keterampilan psikomotorik. Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Kompetensi dasar matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Merujuk pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, maka ruang lingkup materi matematika untuk siswa SMA kelas X bidang peminatan antara lain: - Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi. - Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volume, dan transformasi. - Trigonometri ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri. - Kalkulus ditekankan pada mengunakan konsep limit laju perubahan fungsi.

B. Penjabaran Garis Besar Materi Pelajaran Matematika

Secara garis besar, materi pembelajaran Matematika untuk siswa SMA kelompok peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam mencakup materi sebagai berikut. Bab 1. Pertidaksamaan Pecahan, Irasional, dan Nilai Mutlak Bab 2. Geometri Bidang datar Bab 3. Persamaan Trigonometri. 8 8 Buku Guru SMA Peminatan Matematika X2SMS

C. Strategi dan Model Pembelajaran 1. PAKEM

Kurikulum 2013 menganjurkan penerapan pendekatan saintifi k. Langkah-langkah pendekatan saintifi k mencakup : 1 mengamati; 2 menanya; 3 mencoba; 4 menalar; dan 5 mempresentasikan. Dalam pendekatan saintifi k ini penerapannya dapat dikemas dalam suatu model PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. PAKEM sebagai suatu model pembelajaran cukup tepat untuk mengemas pendekatan saintifi k dalam pembelajaran Kimia di SMA. Aktif dimaksudkan sebagai proses pembelajaran yang mengedepankan aspek keaktifan anak didik untuk mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah sesuai tingkatan kemampuan siswa. Kreatif dimaksudkan sebagai usaha guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif dimaksudkan pembelajaran mencapai sasaran, siswa menguasai kompetensi yang dicapai. Menyenangkan dimaksudkan sebagai suatu yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh. Karakteristik yang harus diperhatikan guru dalam PAKEM adalah sebagai berikut. a. Adanya sumber belajar yang beragam, tidak lagi hanya mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. b. Sumber belajar yang beraneka ragam dijadikan dasar menyusun skenario pembelajaran. c. Hasil kegiatan belajar dipajang di tembok. d. Kegiatan belajar mengajar bervariasi. e. Dalam mengerjakan tugas para siswa, secara leluasa mengembangkan kreativitasnya. f. Siswa sangat antusias dan senang melakukan kegiatan pembelajaran. g. Pada akhir pembelajaran semua siswa melakukan refl eksi.

2. Pendekatan Saintifi k

Saintifi k sebagai suatu pendekatan pembelajaran pada praktiknya pembelajaran yang dilakukan harus memenuhi kriteria, sebagai berikut. a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifi kasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning

Project Based Learning Pembelajaran Berbasis Proyek didefi niskan sebagai pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah secara sistematis yang mencakup aspek perencanaan penyelesaian masalah, proses menentukan solusi masalah yang dilakukan secara kolaboratif. Langkah- Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut. a. Penentuan pertanyaan mendasar, yaitu guru mengajukan masalah yang mendasar yang diharapkan dapat dikerjakan dipecahkan peserta didik melalui proyek yang akan dijalankan. b. Menyusun perencanaan proyek, yaitu guru membimbing siswa untuk membuat perencanaan penyelesaian proyek, yang mencakup: awal – pelaksanaan – akhir. Pada awal, guru membimbing siswa untuk melakukan perencanaan kegiatan tugas yang akan dilakukan. Pada pelaksanaan, guru membimbing proses pekasanaan kegiatan; dan pada bagian akhir, guru membimbing siswa untuk menyusun laporan dan mengevaluasi proyek yang diselesaikan. c. Menyusun jadwal, yaitu guru membimbing penyusunan jadwal pelaksanaan proyek. d. Monitoring, yaitu guru melakukan monitoring proyek yang dilakukan siswa. e. Menguji proyek, yaitu guru membimbing siswa untuk menguji efektivitas proyek yang dijalani. 9 Buku Guru SMA Peminatan Matematika X2SMS f. Evaluasi pengalaman, yaitu guru membimbing siswa untuk sharing pengalaman yang diperoleh siswa selama mengerjakan menyelesaikan proyek. Bertolak dari pengalaman tersebut siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan komprehensif.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning

Problem Based Learning Pembelajaran Berbasis Masalah didefi nisikan sebagai pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa untuk menyelesaikan masalah yang otentik, dengan maksud untuk menyusun pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Langkah-langkahnya sebagai berikut. a. Orientasi siswa pada masalah Masalah yang bersifat faktual, riil di masyarakat sekitar siswa, kontekstual dan bukan rekayasa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, bahan yang dibutuhkan, mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. b. Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa untuk mengidentifi kasi dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan informasi data yang sesuai, melaksanakan percobaan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, bisa dalam bentuk laporan video, model atau laporan lainnya. Guru juga melakukan pembagian tugas kepada para siswa yang terlibat. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Proses pemecahan masalah yang telah dijalani siswa dikonfi rmasi dan dikuatkan guru. Guru membantu siswa untuk melakukan refl eksi, atau evaluasi.

5. Pembelajaran Berbasis Penemuan Discovery Learning

Discovery Learning merupakan pembelajaran berbasis penemuan. Istilah discovery dan inquiry dalam pembelajaran merupakan dua istilah yang memiliki makna yang berdekatan. Inquiry merupakan perluasan dari proses discovery. Inkuiri didefi nisikan sebagai suatu proses umum yang dilakukan untuk mencari atau memahami informasi. Langkah-langkah Inkuiri Discovery Based Leaning sebagai berikut. a. Menyajikan masalah Guru membimbing siswa mengidentifi kasi masalah, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan mempertimbangkan berbagai aspek kondisi siswa. b. Membuat hipotesis Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat dalam merumuskan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan menentukan hipotesis yang diprioritaskan dalam percobaan percobaan. c. Merancang percobaan Untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan, siswa difasilitasi merancang percobaan percobaan, berdasarkan permasalahan yang ada. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah- langkah percobaan. d. Melalukan percobaan untuk memperoleh informasi Percobaan atau percobaan dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam rangka menguji hipotesis. Guru membimbing siswa untuk mendapatkan informasi melalui percobaan. e. Mengumpulkan dan menganalisis data Data yang diperoleh melalui aktivitas percobaan dikumpulkan, diolah, dibahas dan dianalisis serta ditarik simpulan. Guru memberi kesempatan kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. f. Membuat kesimpulan Kesimpulan percobaan merupakan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan pada langkah kedua di atas. Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan. 10 10 Buku Guru SMA Peminatan Matematika X2SMS

E. Media Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, media meliputi lembar peraga chart, gambar, over head projector OHP dan transparansi, kaset dan videonya, proyektor, dan tape recorder, microsoft power point, dan berbagai program lain yang melekat pada media presentasi yang digunakan. Penggunaan media pembelajaran bertujuan memperjelas penyajian materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Melalui media, siswa dapat memperoleh pemahaman dengan cara visual, auditif, dan motorik.

F. Sumber Belajar

Sumber belajar bisa berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi. Dengan demikian, sumber tersebut dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi tertentu.

G. Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Adapun menurut Husamah dan Setyaningrum 2013: 117, penilaian assesment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik.

H. Remedial

Menurut Darwansyah 2009: 178, remedial remedi merupakan program perbaikan yang khusus diberikan guru pada siswa individukelompok karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar kurangtidak menguasai materi belajarbelum mencapai KKM yang ditentukan. Remedial memuat petunjuk penanganan siswa yang belum menguasai materi dan belum mencapai kompetensi yang disyaratkan. Dalam bentuk aktivitas belajar untuk mencapai kompetensi yang dipelajari. Contoh, guru memberi perlakuan kepada siswa untuk melakukan percobaan ulang dari kompetensi yang telah dipelajari.

I. Pengayaan

Menurut Depdiknas 2008 dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan, setidaknya ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu: 1. kegiatan ekploratori yang disajikan kepada siswa berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya yang secara reguler tidak tercakup dalam kurikulum; 2. keterampilan proses yang diperlukan oleh siswa agar berhasil dalam melakukan pendalaman topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri; 3. pemecahan masalah oleh siswa yang memiliki kemampuan belajar cepat berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

J. Refl eksi