Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   32 5.  Belum terincinya data kapasitas sumber air dalam.
6.  Data jumlah pengambilan air dalam belum lengkap. Air  baku  menjadi  salah  satu  sektor  yang    menjadi  tupoksi  Bidang
Konservasi.  Prasarana,  data,  SDM  sektor  ini  juga  kurang  memadai.  Data yang  belum  ada  dikarenakan  pada  periode  sebelum  otonomi,  air  dalam
masih  menjadi  wewenang  propinsi.  Perda  atau  peraturan  Bupati  yang mengatur  pemboran  air  bawah  tanah  belum  ada  sehingga  aturan  yang
dipakai  adalah  PERDA  yang  memuat  Tupoksi  serta  Pergub  atau  Kepmen ESDM.  Untuk  mengetahui  kondisi  air  tanah,  tahun  2009  telah  dimulai
pengukuran elevasi permukaan air tanah di beberapa titik sebagai sampel di Kabupaten Bantul.
c.  OPPORTUNITY  PELUANG
Apabila  dilihat  dari  potensi  yang  dimiliki  kabupaten  bantul,  maka  visi  yang dirumuskan oleh  Dinas Sumber Air tidaklah terlalu berlebihan. Untuk masa
yang  akan datang  sektor  pertanian dan  pertambangan  akan turut memberi kontribusi bagi peningkatan PAD secara signifikan  agar sumber daya alam
baik berupa air, bahan galian  tambang yang berwawasan lingkungan hidup dan  kemasyarakatan  mencapai  daya  guna  dan  hasil  guna  secara  optimal
dalam  arti  yang  seluas-luasnya,  maka  diperlukan  adanya  perangkat  lunak dan kertas serta ketersediaan sumber daya manusia yang terampil. Peluang
Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tupoksinya secara rinci dapat disebutkan sebagai berikut :
Umum
1.  Adanya diklat Teknis  dan fungsional. 2.  Rekruitmen pegawai sesuai dengan kebutuhan pendidikan sesuai.
3.  Regenerasi pegawai sesuai dengan kebutuhan. 4.  Adanya  program  rehabilitasi  dan  penataan    bangunan-bangunan
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   33 pemerintah.
    Irigasi
1.  Adanya P3AGP3AIP3A yang cukup berkualitas. 2.  Adanya komisi irigasi dan tim pengelola irigasi kecamatan.
3.  Adanya  UU  No. 7    2004  tentang  SDA, PP No.  20    2006  tentang Irigasi, dan Perda No. 3 2006 tentang Ijin Pembuatan Bangunan di
Daerah Jaringan Irigasi, Perda No.29 tahun 2001  tentang Irigasi. 4.  Adanya Lahan subur.
5.  Kewenangan pengelolaan irigasi yang belum jelas. 6.  Program ketahanan pangandiversifikasi usaha tani.
7.  Adanya diklat tentang irigasi.
    Banjir
1.  Adanya  UU  No.  7    2004  tentang  SDA  ,  PP  No.42  tahun  2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
2.  Adanya Panitia PPTPA lintas DIY dan Jateng. 3.  Adanya  Satkorlak  penanggulangan  bencana  alam  tingkat  Propinsi
dan Kabupaten. 4.  Adanya lembaga diklat.
     Gal. Mineral
1.  Potensi Mineral yang cukup. 2.  Banyaknya  penambang.
3.  Masyarakat dan industri membutuhkan bahan galian  mineral. 4.  Dukungan intansi terkait dalam pengawasan dan pengendalian.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   34 5.  UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
;UU.  No.  231997  ttg  LH,  dan  Kepmen  ESDM  No.  1452 K10MEM2000 ten. Pedoman Teknis Tugas Pemerintahan di Bid.
ESDM, Energi , Perda Prop DIY No. 3 1994 ten Usaha Pertamb. Bahan Gal. Mineral, Perbub Bantul No. 13 2005 ttg. Pengendalian
pertambangan. 6.  Peningkatan PAD.
 Energi
1.  Adanya sumber energi air, angin, gelombang, sinar matahari dan listrik PLN
2.  Adanya lahan  untuk pengembangan biofuel 3.  Kebijakan Pemerintah Pusat tentang pengembangan diversivikasi
sumber energi 4.  Dukungan instansi lain
5.  UU. No. 231997 ttg LH, dan Kepmen ESDM No. 1452 K10MEM2000 ten. Pedoman Teknis Tugas Pemerintahan di Bid.
ESDM, Energi 6.  Sumber energi dari minyak bumi makin mahal
     Air Tanah
1.  Dukungan intansi terkait dalam pengawasan dan pengendalian. 2.  UU.  No.  231997  ttg  LH,  PP  No.43 Tahun  2008  tentang Air  tanah,
PP  No.42  tahun  2008  tentang  Pengelolaan  Sumber  Daya  Air  dan Kepmen  ESDM  No.  1451  K10MEM2000  ten.  Pedoman  Teknis
Tugas Pemerintahan di Bid. Pengel. Air Bawah tanah , Perda Prop DIY No. 6 1994 ten Pemb. Pemboran Air Bawah Tanah.
3.  Peningkatan PAD. 4.  Curah hujan cukup.
5.  Adanya formasi batuan yang berfungi sebagai aquiver.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   35 Sebagai langkah awal maka peranan Pemerintah Daerah sangat diperlukan
untuk  membantu  menyediakan  data-data  ilmiah  sebagai  upaya  dalam memberikan  informasi    publikasi  kepada  pihak-pihak  yang  memerlukan,
untuk  menanamkan  modalnya  dan  mengembangkan  Investasinya  disektor usaha  pertambangan  bahan  galian  di  Kabupaten  Bantul.  Data  tersebut
memberikan  gambaran  kepada  investor  dan  masyarakat  yang  berminat mengembangkan  usaha  pertambangan,  tanpa  adanya  data-data  tersebut
Investor akan enggan untuk menanamkan modalnya. Disektor pengairan, air baku , dan energi juga cukup banyak peluang untuk
mendukung  pengelolaan  yang  lebih  baik.  Adanya  peraturan  perundangan yang belum lama lahir yaitu Unsang-undang No 7 tahun 2004 tentang SDA
yang didukung PP 20 tahun 2006 tentang Irigasi menjadi modal yang cukup untuk  membuat  regulasi  dibawahnya.  Disektor  lain  ada  Undang-undang
tentang  lingkungan  serta  energi  serta  kebijakan  pusat  yang  mendukung menjadi  peluang  yang  cukup  baik.  Adanya  bahan  Mineral  juga  menjadi
peluang  datangnya  investor,  namun  perlu  dipikirkan  pengaturan pengelolaannya.
d.  THREATS TANTANGAN Tantangan yang dihadapi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul cukup
komplek. Tantangan tersebut antara lain :
    Umum
1.  Pengawasan publik terhadap kinerja. 2.  Beban kerja yang makin komplek.
3.  Teknologi  informasi yang makin maju.
    Irigasi
1.  Sawah tadah hujan  non irigasi
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   36 2.  Potensi bencana banjir yang tinggi
3.  Rendahnya kualitas P3A 4.  Regenerasi pengurus P3AGP3AIP3A tidak berjalan dengan baik
5.  Tidak ditepatinya pola tanam dan tata tanam 6.  Pencurian dan perusakan sarana bendung dan jaringan irigasi
7.  Berkurangnya luas lahan pertanian 8.  Kurangnya debit air irigasi di musim kemarau
9.  Perilaku masyarakat membuang sampah di saluran irigasi 10.  Air dari drainase jalan dan permukiman masuk ke saluran irigasi
    Banjir
1.  Kawasan rawan banjir. 2.  Kewenangan penanganan banjir belum jelas.
3.  Kerusakan lingkungan. 4.  Perilaku masyarakat membuang sampah di sungai.
5.  Pencurian dan perusakan sarana bendung dan tanggul. 6.  Sistem drainase permukiman dan jalan belum memadahi.
7.  Bertambahnya lahan permukiman. 8.  Sedimentasi dari aktivitas gunung Merapi.
    Mineral
1.  Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan penambangan yang  sesuai aturan
2.  Rendahnya  pengetahuan  tentang teknik penambangan gal.Mineral 3.  Adanya penambangan liar
4.  Belum adanya Perda yang mengatur tetang bahan galian  Mineral 5.  Sanksi bagi pelanggar belum diatur dalam SK Bupati
 Energi
1.  Kesadaran penghematan energi masih rendah 2.  Pemanfaatan energi alternatif belum optimal
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   37 3.  Rendahnya motivasi pengembangan energi alternatif non minyak
bumi 4.  Meningkatnya kebutuhan energi untuk berbagai kegiatan
5.   Adanya penggunaan energi listrik ilegal di masyarakat
    Air Tanah
1.  Adanya ekploitasi air dalam yang tidak berijin. 2.  Kesadaran penghematan air masih rendah.
3.  Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat dan industri. 4.  Belum adanya Perda yang mengatur ekploitasi air dalam.
5.  Kerusakan catchment area. 6.  Sanksi bagi pelanggar belum diterapkan.
7.  Kurangnya Infiltrasi air tanah di kawasan lahan kritis, sebagian perkotaan, dan DAS Progo, Opak, Oyo.
Ancaman cukup banyak yang harus disikapi dengan wajar, yang kemudian harus ditata, diatur bagaimana untuk menghadapi ancaman tersebut.
Kemajuan Teknologi  yang sangat cepat, yang menuntut pelayanan efisien, maka perlu disiapkan  untuk menyambut era kompetisi dengan :
  Peningkatan sumber daya manusia dengan peningkatan disiplin kerja.   Penyiapan  dukungan  peraturan  yang  akomodatif,  representatif  yang
mengacu  kepada  efisien  birokrasi  dan  biaya  murah,  serta  memberikan kemudahan-kemudahan lain yang diperlukan bagi investor  masyarakat.
  Merubah  secara  evolusi  pola  pikir  masyarakat  dari  agraris  ke masyarakat yang berorentasi agrobisnis  agroindustri.
  Merubah  perilaku  sistem  pengelolaan  bahan  galian  yang  berwawasan lingkungan  dan  kemasyarakatan  atau  dengan  memperhatikan  dampak
lingkungan yang ditimbulkan sosial dan ekologi .
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I.  :   38   Usaha-usaha lain yang bermanfaat, berkesinambungan  berkelestarian
lingkungan. Dengan  analisa  S.W.O.T  dapat  diterapkan  strategi  S.O  memanfaatkan
kekuatan  untuk  meraih  peluang,  S.T  Memanfaatkan  kekuatan  untuk mengatasi  tantangan,  W.O  memperkecil  kelemahan  untuk  meraih
peluang,  W.T  memperkecil  kelemahan  untuk  menghadapi  tantangan. Dengan mengacu Visi, Misi, dan nilai-nilai Organisasi serta mengaji strategi
dan  faktor  kunci  keberhasilan,  maka  dapat  ditetapkan  TUJUAN  dan SASARAN organisasi.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab II   :    1
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS
A.  VISI, MISI DAN NILAI-NILAI 1. VISI
Untuk mendukung Visi Pemerintah Kabupaten Bantul, maka Dinas  Sumber Daya Air Kabupaten Bantul menetapkan Visi sebagai berikut :
“Terwujudnya pemenuhan kebutuhan air yang berkualitas dan berkuantitas serta  terwujudnya  pengolahan  sumber  daya  alam  yang  berpihak  kepada
masyarakat dan berwawasan lingkungan” Visi  tersebut  mengandung  pengertian  bahwa  dengan  mewujudkan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat Bantul, Dinas Sumber Daya Air harus  melaksanakan  program  pembangunan  Prasarana    dan  Sarana  di
bidang  Pengairan  secara  berkesinambungan  sesuai  dengan  perencanaan strategis selama 5 tahun.
2.  MISI
Untuk  mewujudkan  Visi  Dinas  Sumber  Air  Kabupaten  Bantul  tersebut, disusun Misi Organisasi sebagai berikut :
a.  Memberikan  pelayanan  irigasi  melalui  peningkatan,  pengembangan, pemeliharaan,pelestarian  jaringan  irigasi  dan  pengoptimalisasian
fungsi sarana bangunan pengairan. b.  Melindungi  kawasan  budidaya  permukiman,  pertanian,  pariwisata,
perikanan, industri dan sebagainya dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya banjir.
c.  Mengelola  potensi  sumberdaya  air,  mineral  dan  energy,  serta konservasi  sumber  daya  air  dan  sumber  daya  mineral  dengan
mengembangkan  dan  mengoptimalkan  penerapan  ilmu  dan teknologi.