LAKIP Tahun 2011.

(1)

Jl. Kolonel Sugiyono No. 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55712 Telp. (0274) 367446 Fax. (0274) 367446

Website http://sda.bantulkab.go.id E-mail: [email protected]

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH

(LAKIP)

DINAS SUMBER DAYA AIR

KABUPATEN BANTUL

TAHUN ANGGARAN 2011


(2)

Bantul agar berjalan dengan baik sesuai dengan Visi Daerah, yaitu Bantul “ PROJO TAMANSARI SEJAHTERA DEMOKRATIS DAN AGAMIS “ diperlukan sistem dan prosedur pelaporan kinerja pemerintah yang tertib, efektif, efisien, menyeluruh, dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan adanya peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dimaksudkan dalam rangka untuk mewujudkan tertib pelaksanaan dan penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah daerah, sehingga dapat diketahui seberapa jauh perkembangan dan sebagai bahan untuk pembinaan, pengawasan dan pengendalian sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Kabupaten Bantul yang salah satunya adalah Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul .

Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul berusaha untuk melaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi tahun 2011, untuk mempertanggungjawabkan kinerja pemerintah selama satu tahun.

Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul mempunyai visi dan misi organisasi yang didukung oleh tujuan dan sasaran organisasi yang jelas, terukur dan realistis, sehingga pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana di bidang Sumber Daya Air akan terlaksana dengan baik dan berkesinambungan. Misi dan tujuan organisasi akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh semua komponen yang ada.

LAKIP ini tentu saja masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan penyusunan LAKIP di waktu yang akan datang.

Bantul, 2011 Kepala Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul,

Ir. Ign. Yulianto, MT. PEMBINA UTAMA MUDA/ IV.c NIP . 19550702 198703 1 001


(3)

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………. iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ……….………… iv

BAB I. PENDAHULUAN ……… Bab I. 1

A. LATAR BELAKANG ………..……….……….. Bab I. 1

B. TUGAS POKOK FUNGSI ………. Bab I. 2

C. ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEJIK …………..………... Bab I. 17

BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS ……….. Bab II. 1

A. VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI …………..……….………….. Bab II. 1

B. TUJUAN DAN SASARAN ……….….…..…… Bab II. 3

C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN ……… Bab II. 4

D. RENCANA DAN PENETAPAN KINERJA ……… Bab II. 4

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ……… Bab III. 1

A. PENGUKURAN KINERJA ……….……….. Bab III. 1

B. METODE PENYIMPULAN CAPAIAN KINERJA SASARAN….. Bab III. 3

C. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA ……… Bab III. 6

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN …… ……… Bab III. 19

E. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ……… Bab III. 26

F. PERMASALAHAN DAN SOLUSI ……… Bab III. 40

BAB V. PENUTUP ………... Bab IV. 1


(4)

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2011 merupakan kewajiban berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan merupakan wujud tanggujng jawab Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul. Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana Perda No. 16 Tahun 2007

yaitu “melaksanakan kewenangan kabupaten di bidang perencanaan, pengelolaan,

pengendalian dan pengawasan sumber daya air” didukung melalui 8 (delapan) program pembangunan 32 (tiga puluh dua) kegiatan.

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) agar bias berdaya guna, berhasil guna, bersih serta bertanggung jawab untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bantul pada Tahun Anggaran 2011 melaksanakan program dan kegiatan dengan beberapa kegiatan yang didanai APBD Kabupaten dengan alokasi anggaran sebagaimana Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Perubahan tahun anggaran 2011 adalah sebesar Rp. 12.942.350.700.,- dan terealisasi sebesar Rp. 12.762.024.781.,- atau 98.61%, dengan sisa anggaran Rp. 180.325.919,- dengan realisasi program sebagai berikut :

No. Program Rencana

Keuangan

Realisasi Keuangan

Realisasi Fisik

Rp. % %

1. Pelayanan Administrasi

Perkantoran 433.060.000 281.384.381 64,98 100 2. Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur 340.851.500 331.834.500 97,35 100 3.

Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

6.000.000 1.145.000 19,08 100

4.

Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengeringan Lainnya

7.871.012.700 7.809.265.610 99.22 140,45

5.

Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya.

59.000.000 44.691.950 75,75 100 6. Pengendalian Banjir 4.064.605.000 4.055.369.880 99.77 471,22 7. Pengelolaan Barang Milik Daerah 22.086.500 17.775.760 80.48 100 8. Pembinaan dan Pengawasan


(5)

% Fisik % Fisik

2 4 5

Saluran irigasi dalam kondisi baik(Jar utama)

81.50 335,232.24 m 83.00 341,402.16 m

Persentase luasan DI yang terlayani air irigasi

79.00 12,745.07 ha 82.00 13,229.06 ha

Tingkat kerusakan akibat penggalian dan

penambangan turun

(tereklamasinya lahan bekas penambangan)

4.16 1.00 ha 39.94 9.60 ha

Penurunan Persentase penanganan banjir (luapan) terhadap daerah potensi

55.00 905.69 ha 14.33 235.95 ha

Persentase penurunan genangan

75.00 2,564.83 ha 63.85 2,183.60 ha

Kendala/Permasalahan yang masih dihadapi dalam melaksanakan tugas pokok fungsi Dinas Sumber daya Air Kabupaten Bantul dan

1. Terbatasnya debit air irigasi yang tersedia sebagai konsekuensi posisi geografi kabupaten bantul yang berada daerah hilir dari satuan lahan alluvial Gunung Api Merapi.

2. Kesadaran menjaga kelestarian jaringan dan penerapan pembagian air yang berkeadilan masih kurang.

3. Sarana dan prasarana irigasi belum semuanya lengkap 4. Belum tersedia peta potensi energi terbarukan.


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Kabupaten Bantul seluas 506,850 Km2 terbagi dalam 17 Kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan/dusun dan berdasar update data bulan Desember 2011 terdapat 159 Daerah irigasi (DI) dengan luas oncoran sebesar 16.133,05 ha, yang terdiri dari irigasi teknis 9 DI dengan luas oncoran 4.879,45 ha, irigasi semi teknis 98 DI dengan luas oncoran 9.159,70 ha dan Irigasi murni sederhana 52 DI dengan luas oncoran 1.878,06 ha serta sawah tadah hujan 1.238,99 ha, sehingga luas area persawahan sebesar 17.372,04 Ha. Jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun 2009 berdasarkan Bantul Dalam Angka tahun 2011 adalah 876.172 jiwa dan mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani 183.996 jiwa atau 21,62% dari penduduk Kabupaten Bantul tergantung pada 17.372,04 ha lahan pertanian atau 34,27 % dari luas wilayah Kabupaten Bantul

Berkenaan dengan upaya untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, maka Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul berusaha untuk meningkatkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) di jajarannya agar berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab untuk mewujudkan Visi dan Misi sesuai dengan RPJM Pemerintah Kabupaten Bantul.

Agar tujuan pengelolaan irigasi dapat tercapai, diperlukan rencana stratejik yang harus dimonitor dan dievaluasi setiap tahun. Perencanaan stratejik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Strategi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Adapun program merupakan kumpulan dari kegiatan.


(7)

Dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (Lakip) ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi sebagai penjabaran visi, misi dan stratejik instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

B. Tugas Pokok Fungsi

Dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah, Pemerintah Kabupaten Bantul menerima banyak limpahan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kebijakan pembangunan secara otonom. Pembangunan yang akan dilaksanakan di era otonomi daerah ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak agar segala kendala dan permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan arif.

Berdasarkan Perda No.16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas sumber Daya Air Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul memberi sebagian kewenangannya di bidang sumber daya air kepada Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul untuk menanganinya, dimana yang menjadi tugas pokok Dinas Sumber Daya Air yaitu, “melaksanakan kewenangan kabupaten di bidang perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengawasan sumber daya air”. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan, penyusunan, perencanaan dan program kebijakan teknis di bidang Sumber Daya Air;

b. Pembinaan umum di bidang Sumber Daya Air berdasarkan kebijaksanaan yang di tetapkan Bupati berdasarkan Peraturan perundangan yang berlaku; c. Bimbingan teknis dibidang Sumber Daya Air berdasarkan kebijaksanaan yang


(8)

d. Pelaksanaan pembinaan operasional bidang Sumber Daya Air berdasarkan kebijasaksanaan yang ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;

e. Pemberian perizinan bidang Sumber Daya Air berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku; f. Pengawasan dan pengedalian teknis di bidang Sumber Daya Air ( operasi,

rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi Program Pemeliharaan jaringan irigasi, sungai, rawa dan jaringan pengairan lainnya, Pembinaan pengguna air, Pengedalian Bencana Alam dan Konservasi, Pengedalian dan Pengawasn Bahan Galian C, Pembangunan plat beton di jaringan irigasi) berdasarakan kebijaksanaan yang ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;

g. Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas Sumber Daya Air.

Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul merupakan salah satu instansi Pemerintah Kabupaten Bantul, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Secara lengkap tugas pokok fungsi dari masing-masing Bidang dan Sekretariat seperti dalam Peraturan Bupati 66 tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas yaitu : a. Menyusun rencana kegiatan;

b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Merumuskan kebijakan teknis dalam menentukan sasaran kegiatan sekretariat; d. Mengumpulkan mengolah dan menyajikan dokumen perencanaan dan

anggaran dari masing-masing unit kerja ;

e. Mengkoordinasikan bidang-bidang dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas dinas;


(9)

f. Menyelenggarakan urusan umum, urusan hukum, administrasi kepegawaian, perencanaan, administrasi keuangan, sarana dan prasarana, humas dan protokol, kearsipan, tata naskah dinas, organisasi dan tata laksana, kepustakaan, surat menyurat, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan.

g. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

h. Menginventarisasi, mengindentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan sesuai bidang tugasnya;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; j. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

Sekretariat terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kegiatan;

b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Menyiapkan dan memfasilitasi urusan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Dinas;

d. Menyelenggarakan tata naskah dinas, humas dan protokol, kearsipan, kepustakaan, surat menyurat dan alat tulis unit kerja;

e. Mengelola kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta lingkungan Dinas;

f. Menyimpan, memelihara, mengelola dan mendistribusikan barang kebutuhan dinas;

g. Memeliharan kendaraan dinas;

h. Melaksanakan administrasi perjalanan dinas bagi pejabat dan staf dinas yang akan melakukan perjalanan dinas;

i. Menyiapkan perlengkapan rapat dan melayani tamu dinas;

j. Menghimpun, menelaah dan mendokumentasikan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian;


(10)

k. Menyiapkan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

l. Menyiapkan bahan dan memproses usulan mutasi kepegawaian; m. Melaksankan administrasi dan kearsipan data pegawai;

n. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

o. Menginvetarisasi, mengindentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan sesuai bidang tugasnya;

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

q. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelasanaan tugas.

(2) Sub Bagian Program mempunyai tugas : a. Menyusun rencan kegiatan

b. Menyiapkan bahan kerja

c. Menghimpun, menelaah, menganalisa, mengklarifikasi dan mendokumentasikan peraturan perundang-undangan yang bekaitan dengan program dan kegiatan Dinas;

d. Melaksanakan koordinasi pengadaaan dan pendistribusian kebutuhan rumah tangga;

e. Merencanakan dan menyelenggarakan penelitian dalam rangka pengembangan program kerja Dinas;

f. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. Menyusun dan mengelola data base; h. Mengembangkan Sistem Informasi;


(11)

i. Mengkoordinasikan penyusunan Renstra SKPD, Renja SKPD, KUA-SKPD, PPAS-SKPD dan PPA-SKPD;

j. Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan tugas pembantuan;

k. Mengkoordinasikan penyusunan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (LAKIP), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM);

l. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis

m. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

n. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya;

p. Mengevaluasi dan menyusun laporan melaksanakan tugas.

(3) Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kegiatan

b. Menyiapkan bahan kerja

c. Melaksanakan penata-usahaan dan pembayaran gaji pegawai sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Melaksanakan penatausahaan keuangan dengan sistem akuntansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan


(12)

f. Menerima dan menyetorkan pendapatan yang berasal dari retribusi berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;

g. Melaksanakan administrasi penerimaan, penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. Melaksanakan inventarisasi, verifikasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran kepada pengelola keuangan atau pengadministrasi keuangan;

i. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

j. melaksanakan penatausahaan keuangan dan barang tugas pembantuan; k. mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan dana tugas

pembantuan;

l. melaksanakan administrasi, inventarisasi, dan laporan pertanggungjawaban pengelolaan aset;

m. mengusulkan penghapusan aset;

n. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

o. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

q. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

2. Bidang Konservasi Sumber Daya Air

Bidang Konservasi Sumber Daya Air mempunyai tugas yaitu: a. menyusun rencana kegiatan;


(13)

b. menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

d. menyelenggarakan perencanaan program Konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

e. merumuskan kebijakan penyelenggaraan program Konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

f. melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

g. menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi program dan kegiatan konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

h. melaksanakan pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air;

i. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

j. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

l. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

Bidang Konservasi Sumber Daya Air terdiri dari 3 (tiga) seksi yakni : 1) Seksi Pengendalian Sumber Daya Air mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan Pengendalian Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;


(14)

d. melaksanakan perumusan kebijakan teknis pengelolaan sumber daya air dan sumber daya mineral;

e. melaksanakan pendayagunaan konservasi sumber daya air meliputi pemeriksaan, peninjauan, penelitian dan pemeriksaan kondisi dan situasi, memproses penyelesaian, penerbitan/rekomendasi dan pelarangan pemanfataan sebagian dan/atau seluruh sumber air tertentu;

f. menyusun rekomendasi teknis untuk izin pengeboran, izin penggalian dan izin penurapan mata air pada cekungan air tanah;

g. menyusun penetapan rencana pengelolaan sumber daya air;

h. melaksanakan konservasi sumber daya air dan sumber daya mineral; i. melaksanakan penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air; j. melaksanakan penetapan dan pemberian rekomendasi izin atas

penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah;

k. melaksanakan penetapan dan pemberian rekomendasi izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi di daerah jaringan irigasi;

l. memberikan saran dan/atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

m. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

o. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

2) Seksi Pengawasan Sumber Daya Air mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan ;

b. Menyiapkan bahan kerja ;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengawasan Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;


(15)

d. melaksanakan perumusan kebijakan teknis pengawasan sumber daya air dan sumber daya mineral;

e. melaksanakan pengawasan pengelolaan sumber air tanah;

f. melaksanakan pengawasan atas pemanfaatan, pengubahan dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi di daerah jaringan irigasi; g. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai

langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

h. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

j. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

3) Seksi Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Air mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan rencana kegiatan; b. Menyiapkan bahan kerja;

c. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

d. melaksanakan perumusan kebijakan teknis pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

e. mengelola dan menyusun data informasi mineral Sistem Informasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral;

f. menyusun data dan informasi cekungan air tanah;

g. menyusun perumusan penetapan wilayah konservasi sumber air dan sumber mineral;


(16)

i. melaksanakan pengolahan data dan informasi kondisi hidrologis, hidrogeologis, prasarana sumber daya air, dan teknologi sumber daya air; j. menyusun geologi dan pemetaan zona kerentanan gerakan tanah;

k. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

l. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

n. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. 4. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi mempunyai tugas yaitu: a. Menyusun rencana kegiatan;

b. Menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; d. menyelenggarakan perencanaan program operasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi;

e. merumuskan kebijakan penyelenggaraan program operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;

f. melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengembangan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;

g. menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi program dan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; h. melaksanakan pemberdayaan lembaga pemakai air;

i. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

j. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;


(17)

k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

l. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. Bidang Operasi dan pemeliharaan terdiri dari :

1) Seksi Operasi Jaringan Irigasi mempunyai tugas yaitu : a. menyusun rencana kegiatan;

b. menyiapkan bahan kerja ;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan operasi jaringan irigasi;

d. menyusun rancangan rencana tata tanam berdasarkan usulan petani pemakai air;

e. menyusun rancangan rencana tahunan penyediaan air irigasi berdasarkan usulan perkumpulan petani pemakai air;

f. menyusun rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi;

g. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

h. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

j. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

2) Seksi pemeliharaan jaringan irigasi mempunyai tugas yaitu: a. menyusun rencana kegiatan;


(18)

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pemeliharaan jaringan irigasi;

d. melaksanakan inventarisasi aset irigasi;

e. melaksanakan survey dan penelitian pemeliharaan jaringan irigasi;

f. melaksanakan pemasangan papan peringatan pada garis sempadan saluran;

g. menetapkan rekomendasi penetapan garis sempadan saluran;

h. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

i. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

k. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. 3) Seksi pembinaan pemakai air mempunyai tugas yaitu:

a. menyiapkan rencan kegiatan; b. menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pemberdayaan pemakai air;

d. melaksanakan koordinasi dan pemberdayaan lembaga P3A/GP3A/IP3A dan lembaga pemakai air lainnya;

e. menyusun data lembaga P3A/GP3A/IP3A dan lembaga pemakai air lainnya; f. melaksanakan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai ;

g. melaskanakan monitoring, pemanfaatan dan pengumpulan iuran P3A; h. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai


(19)

i. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

k. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. 4. Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan

Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan mempunyai tugas yaitu: a. menyusun rencana kegiatan;

b. menyiapakan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan rehabilitasi dan pengembangan sistem irigasi berdasarkan kebijakan nasional dan propinsi dan pengelolaan energi;

d. menyelenggarakan perencanaan program rehabilitasi dan pengembangan sistem irigasi serta pengelolaan energi;

e. merumuskan kebijakan penyelenggaraan program rehabilitasi dan pengembangan sistem irigasi serta pengelolaan energi;

f. melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengembangan sistem irigasi serta pengelolaan energi;

g. menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi program dan kegiatan rehabilitasi dan pengembangan sistem irigasi serta pengelolaan energi;

h. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

i. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan


(20)

Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan terdiri dari :

1) Seksi Rehabilitasi dan Pengembangan Jaringan Irigasi mempunyai tugas yaitu: a. menyusun rencana kegiatan;

b. menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi;

d. melaksanakan penelitian rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi; e. melaksanakan rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi primer dan

sekunder pada daerah irigasi yang menjadi urusan pemerintahan daerah Kabupaten Bantul;

f. melaksanakan rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang merupakan kerjasama antara Pemerintah dan/atau Pemerintahan Daerah Propinsi dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bantul;

g. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

h. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

j. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.

2) Seksi Pengendalian Bencana mempunyai tugas yaitu: a. menyusuun rencana kegiatan;

b. menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan


(21)

pengendalian bencana akibat daya rusak air yang mencakup upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan;

d. menyusun data daerah rawan bencana akibat daya rusak air; e. mengendalikan daya rusak air yang berdampak lokal;

f. melaksanakan penelitian pengendalian bencana akibat daya rusak air; g. melaksanakan usaha pencegahan dan pemulihan bencana akibat daya

rusak air;

h. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

i. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan

k. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. 3). Seksi Energi mempunyai tugas yaitu:

a. menyusun rencana kegiatan; b. menyiapkan bahan kerja;

c. menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya energi;

d. menganalisis dan menyajikan data pasokan, pemakaian dan potensi energi konvensional dan terbarukan;

e. memberikan saran dan/atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya;

f. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya;

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan


(22)

Keberadaan Dinas Sumber Daya Air sangat penting dan strategis dalam mendukung sektor pertanian yang masih menjadi salah satu penyokong dalam perekonomian nasional dan daerah. Di Kabuapten Bantul, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar di bandingkan sektor lain dan merupakan sektor dominan dalam pembentukan PDRB pada tahun 2010 yaitu mencapai 20,21 % dari Total PDRB.

C. Analisisis Perkembangan Stratejik

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul mempunyai kebijakan sebagai berikut ;

1. Melaksanakan pemenuhan kebutuhan air yang merata dan normatif;

2. Melaksanakan pengelolaan infrastruktur sumber daya air melalui operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi serta pengembangan jaringan irigasi;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan sistem irigasi parstisipatif;

4. Meningkatkan dan mengoptimalkan sumber daya manusia Dinas Sumber Daya Air;

5. Melaksanakan pengelolaan sumber daya alam dan energi yang terbarukan yang terpadu dan berwawasan lingkungan;

6. Melakukan pendataan yang akurat dan berbasis teknologi informasi sebagai dasar kegiatan perencanaan.

Tujuan dan sasaran Organisasi sangat dipengaruhi oleh Faktor Lingkungan Intern (FLI) dan Faktor Lingkungan Ekstern (FLE). Faktor Lingkungan Internal (FLI) adalah kelemahan dan kekuatan yang berada di dalam organisasi sedang Faktor Lingkungan Ekstern (FLE) adalah peluang dan ancaman yang berada di luar organisasi. Dengan menganalisa Faktor Lingkungan Intern dan Faktor Lingkungan Ekstern (analisa SWOT) dapat diterapkan strategi perencanaan dan diterapkan faktor-faktor kunci keberhasilan sekaligus dapat disusun suatu perencanaan


(23)

strategis yang realitis. Adapun proses pemilihan kekuatan kunci matrik SWOT mempertimbangkan faktor-faktor :

1. Keberadaan Dinas Sumber Daya Air a. Keberadaan Dinas Sumber Daya Air 1) Bidang Irigasi

Pembentukan Dinas SDA Kabupaten Bantul di dasarkan pada Perda No. 16 tahun 2007. Sampai akhir tahun 2011 jabatan struktural yang terisi adalah :

 Kepala Dinas = 1 Orang

 Sekretaris Dinas dan Ka.Bidang = 4 Orang

 Ka. Sie / Ka. Sub. Bag/Ka.UPT Pengamatan SDA = 17 Orang 2) Bidang Pertambangan Bahan Galian Gol. C

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 28 tahun 2001 tentang kewenangan bukan wajib bidang pertambangan dan energi, yang meliputi perencanaan, pengelolaan, pembinaan, pengawasan, dan pengembangan di bidang pertambangan. Tugas tersebut menjadi kewenangan Bidang Konservasi Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul.

2. Kondisi Wilayah

a. Letak Geografis

Kabupaten Bantul terletak disebelah Selatan Kota Yogyakarta, yang mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah utara = Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta  Sebelah timur = Kabupaten Gunungkidul

 Sebelah barat = Kabupaten Kulonprogo yang dibatasi sungai Progo  Sebelah selatan = Samudra Hindia


(24)

Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan75 desa. Luas wilayah meliputi:

 Lahan sawah = 17.372,04 ha

 Lahan pemukiman = 4.573,00 ha  Lahan tegalan = 7.050,00 ha  Lahan perkebunan = 16.604,50 ha  Lahan hutan = 1.224,00 ha  Lahan tanah tandus = 573,00 ha  lain-lain = 3.288,46 ha 50.685,00 ha

Morfologi Kabupaten Bantul berdasarkan reliefnya dibagi menjadi satuan Geomorfologi sebagai berikut :

 Satuan lereng gunung Merapi ( sub. satuan kaki merapi )  Satuan batur agung

 Satuan perbukitan sentolo  Satuan dataran aluvial

 Satuan dataran pantai (gumuk pasir & dataran aluvial pantai) b. Bentuk dan Jenis tanah

Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Bantul, tanah liat (lempung) dan sebagian kerikil / batuan. Jenis tanah sebagaian besar berpasir hitam (regosol) 25.930,9 ha (51,16 %) dan sebagaian kecil lempung (grumosol) 7.607,7 ha (15,01 %). Untuk tanah liat berbukit umumnya lempung berkapur, tanah regosol adalah tanah berasal dari material gunung berapi, bertekstur butiran kasar bercampur dengan solum tebal dan tingkat kesuburannya rendah.Tanah litosol berasal dari batuan induk batu gamping, dan breksi, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan dan Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batu gamping karang batu gamping berlapis dan batu pasir tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di sedayu. Tanah litosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di kecamatan Dlingo, Imogiri,


(25)

Pundong, Kretek, Piyungan dan Pleret. Tanah grumosol berasal dari batuan induk gamping berlapis, napal dan tuff, terdapat di kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak, Sanden, Babanglipuro dan Srandakan.

c. Irigasi

Kondisi irigasi di Kabupaten Bantul dalam kondisi yang spesifik, yaitu : a. Wilayah Kabupaten Bantul ditinjau dari sistem DAS ada pada bagian

hilir, sehingga mempunyai konsekuensi pada musim penghujan akan banyak menerima suplai air yang sering menyebabkan banjir, dan pada waktu kemarau akan sulit memeperoleh air untuk irigasi karena sudah banyak dipergunakan di bagian hulu,

b. Kondisi irigasi di Kabupaten Bantul akan sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam menangani sampah terutama masyarakat di daerah sub urban. Kebiasaan membuang sampah di salurah irigasi memberikan beban pada OP jaringan Irigasi,

c. Meningkatnya pembangunan di daerah sub urban menyebabkan pengurangan lahan pertanian akibat terjadinya alih fungsi lahan,

d. Debit air sungai waktu kemarau sangat dipengaruhi oleh kondisi catchment area yang terutama ada di Kabupaten Sleman, sehingga dalam pengendaliannya sangat tergantung kebijakan wilayah setempat.

Luas lahan irigasi di kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:  Sawah Irigasi Teknis = 4.879,45 ha

 Sawah Irigasi Semi Teknis = 9.159 ,70 ha  Sawah Irigasi Sederhana = 1.878,06 ha  Sawah tadah hujan = 1.238,99 ha 17.372,04 ha


(26)

d. Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun 2010 = 910.572 jiwa mata pencaharian dibidang pertanian sebagai berikut :

Petani = 196.772 jiwa Buruh Tani = 60.488 jiwa 257.260 jiwa

Dengan demikian mata pencaharian petani dan buruh petani sebanyak 257.260 jiwa atau 28,26 % penduduk Bantul tergantung pada 17.372,04 ha lahan pertanian atau 34,27 % dari luas wilayah Kabupaten Bantul.

3. Analisis SWOT

a. STRENGTH/KEKUATAN (POTENSI DAN FAKTOR PENDUKUNG)

Faktor pendukung Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya meliputi antara lain :

Umum

1. Kecukupan jumlah pegawai

2. Tersedianya kendaraan roda 4 dan roda 2

3. Tersedianya gedung tempat kerja, alat kantor, dan peralatan teknis

4. Lahan perkantoran cukup luas

Irigasi

1. Komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan Jaringan irigasi.

2. Adanya bendung dan jaringan irigasi dengan kondisi baik dan sedang.


(27)

Komitmen pimpinan dalam melaksanakan pengembangan irigasi cukup besar, walaupun komitmen disektor lain (sektor Energi Sumber Daya Mineral) tidak dapat dikatakan kecil. Komitmen ini sudah tertanam sejak instansi ini masih berupa Cabang Dinas Sumber Air yang masih di bawah Sub Dinas Sumber Air Propinsi DIY. Adanya bendung dan jaringan irigasi dengan kondisi baik dan sedang merupakan faktor pendukung utama dalam rangka memberikan pelayanan irigasi kepada masyarakat.

Jumlah bendung di kabupaten Bantul menurut fungsi operasionalnya terdiri dari :

• Bendung Tetap = 111 buah

• Bendung Gerak = 29 buah

Jumlah Daerah Irigasi di Kabupaten Bantul 159 yang tersebar dalam 5 daerah pengamatan yang secara rinci sebagai berikut :

• Pengamatan Bedog Winongo Kecil = 46 DI = 5.817,01 ha

• Pengamatan Winongo = 19 DI = 2.150,70 ha

• Pengamatan Opak-Hulu = 53 DI = 2.928,88ha

• Pengamatan Opak-Hilir = 24 DI = 3.934,20 ha

• Pengamatan Oyo = 17 DI = 1.302,27 ha

Luas lahan irigasi menurut status irigasi adalah sebagai berikut :

Keterangan Irigasi

Pemerintah

Irigasi Desa Jumlah

Sawah 14.940,60 ha 1.192,45 ha 16.133,05

Kondisi saluran irigasi di Kabupaten Bantul sebagai penopang utama sampainya air irigasi di lahan adalah sebagai berikut:


(28)

Jumlah lembaga pengelola irigasi di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut :

 Jumlah IP3A = 7

 GP3A = 35 unit

 P3A = 313 unit

 FKP3A = 1 Unit

Keterangan Irigasi Pemerintah Irigasi Desa

Saluran primer 135.453 m 13.826 m

Saluran Sekunder 239.089 m 25.135 m

Saluran pembuang 79.437 m 8.787 m

Pengendalian Banjir

1. Adanya bendung, tanggul, dan krip. 2. Adanya bantaran sungai.

3. Komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan pengendalian banjir. 4. Adanya visi dan misi.

Pada Sub sektor pengendalian banjir adanya bendung, tanggul dan krip merupakan potensi dalam penanggulangan banjir. Adanya sungai-sungai lintas kabupaten dan posisi Kabupaten Bantul yang berada di daerah hilir mempunyai konsekuensi banjir menjadi tantangan. Adanya bantaran sungai pada sebagian besar sungai yang melewati Kabupaten Bantul seberapapun lebarnya mengurangi ancaman potensi banjir di daerah tersebut.

Komitmen pimpinan dan Visi Misi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul menjadi motivasi bagi semua pegawai untuk melaksanakan tupoksinya terutama dalam pengelolaan banjir.


(29)

Mineral dan Air Tanah

1. Komitmen yang tinggi dalam pelestarian lingkungan. 2. Program pengendalian dan pengawasan.

3. Struktur lembaga pengelola bahan galian mineral.

Komitmen yang tinggi dari staf dalam pelestarian lingkungan dan adanya program pengendalian dan pengawasan serta adanya struktur yang menangani bahan galian Mineral menjadi potensi dalam mengelola dan menangani bidang penambangan bahan galian Mineral.

Kabupaten Bantul mempunyai cadangan berbagai bahan Galian Golongan sebagai berikut :

a. Pasir Besi:

 Volume 7.500.000 m3

 Lokasi di Srandakan dan Saden

 Kegunaan bahan baku Industri besi, Pencampuran Semen Portland

 Penambangan sebagian kecil b. Lempung:

 Volume 4.320.312 m3.

 Lokasi di Banguntapan, Piyungan, Pleret, Pajangan, Pundong dan Imogiri.

 Kegunaan gerabah, genting, bata, porselin, bahan baku semen Portland.

 Penambangan sudah dilaksanakan. c. Pasir:

 Volume 1.395.920 m3.

 Lokasi Pajangan, Srandakan, Pandak, Pleret, dan Piyungan.  Kegunaan Plester, Genting, Urugan, Sand Blasting.


(30)

d. Sirtu

 Volume 623.922 m3

 Lokasi Pajangan,Sedayu,Pundong,Kretek,Jetis

 Kegunaan bahan bangunan, rumah, jembatan, jalan, dan waduk  Penambangan sudah dilaksanakan

e. Andesit :

 Volume 17.705.202 m3

 Lokasi di Kretek, Pundong dan Imogiri

 Kegunaan dinding, ubin, bahan material basah  Penambangan sudah dilakukan (relatif kecil) f. Breksi Batu Apung :

Volume 148.321.162 m3

 Lokasi di Piyungan, Pleret, Imogiri dan Jetis

 Kegunaan jalan, pondasi, jalan, tiang, tegel dan ubin  Penambangan sudah dalam jumlah terbatas.

g. Batu Gamping Non Klasik :  Volume 322.803.350 m3

 Lokasi di Dlingo, Imogiri dan Kretek

 Kegunaan pondasi bangunan, bangket, dan jalan  Penambangan sudah dilaksanakan

h. Batu gamping Klasik ( berlapis ) :  Volume 260.590.232 m3

 Lokasi di Pajangan,Pandak,Dlingo,Sedayu, dan Kasihan

 Kegunaan bahan baku semen portland, pemutih, penetral asam membuat sabun, insektisida, lem, industri gula, cat, pasta gigi, kertas, kosmetik, gelas kulit, farmasi, penggosok, penjernih air dan bubuk pencuci


(31)

i. Kalsit (Watu Lintang) :

 Volume belum teridentifikasi  Lokasi di Imogiri

 Kegunaan alat optik, pencampur baja, ornamen, pestisida, cat, gula, soda, pemutih, penetral asam, pelapis kertas, dan pembuatan CO2

 Sudah tidak ditambang lagi j. Bentonit (abu bumi) :

 Volume belum teridentifikasi  Lokasi di Piyungan, dan Pleret

 Kegunaan bahan baku lumpur bilas pada pemboran, penghilang warna pada pelumas, pencampur pasir, pada pengecoran baja, penyumbat kebocoran dam, pencampur sabun, sebagai katalisator

 Pernah ditambang

Energi

1. Komitmen pengembangan energi. 2. Komitmen penghematan energi.

Pengembangan energi menjadi salah satu sub sektor yang pada ada dalam tupoksi, dan merupakan rangkaian dalam rangka pengembangan dan terkait erat dengan sumber daya mineral.

b. WEAKNESS / KELEMAHAN ( PERMASALAHAN / PENGHAMBAT )

Kelemahan merupakan faktor internal yang menghambat laju pengembangan dan pengoptimalisasian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Sumber Air. Faktor penghambat tersebut sebagai berikut:

Umum


(32)

3. Regenerasi SDM belum berjalan.

4. Gedung/tempat kerja, alat kantor , dan peralatan teknis belum memadai.

5. Sarana kendaraan masih belum mencukupi baik roda 4 maupun roda 2.

6. Sarana kerja/peralatan kantor belum memadai

Jumlah pegawai Dinas Sumber Daya Air dari sisi jumlah cukup banyak yaitu 132 orang, namun demikian dari sisi kapasitas masih jauh dari kebutuhan. Bahkan pegawai golongan I dan II meliputi 81 orang (61.36 %) dari seluruh pegawai. Sedangkan pegawai dengan golongan III dan IV ada 51 orang (38.64 %). Pegawai yang sudah cukup umur dan dengan lulusan SLTP atau SLTA maka mempunyai kemampuan yang sangat terbatas. Kapasitas yang demikian menjadi salah satu kurang berkembangnya kreativitas dari pekerja.

Regenerasi masih berjalan lambat, beberapa personil yang mempunyai kemampuan lapangan dan teknis lebih sudah hampir masuk usia pensiunn, sementara penggantinya masih kekurangan.

Gedung tempat kerja cukup luas, namun masih perlu ruang rapat yang representatif dengan kapasitas 80 orang. Ruang rapat dengan kapasitas tersebut diperlukan ketika mempertemukan GP3A, Desa, Juru dan pengamat secara bersamaan. Peralatan penunjang dipandang sebagai instansi yang mempunyai tugas kususnya di bidang irigasi masih dipandang kurang. Beberapa alat ukur yang semestinya ada justru belum dipunyai, misalnya alat ukur evopirasi/transpirasi.

Sarana kendaraan masih jauh dari memadai diukur tugas yang harus dilaksanakan, dan banyak berhubungan dengan lapangan. Kendaraan roda 4 ada 3, dan roda 2 ada 8. Peralatan kantor belum semua Bidang memadai. Sebagai contoh Bidang Konservasi yang banyak menangani


(33)

masalah Mineral hanya didukung oleh 4 komputer. Dari sisi penggunaan software di Dinas Sumber Daya Air penggunaan software legal masih sangat minim, hanya sekitar 10%, sisanya adalah software ilegal. Adapun softwre legal yang digunakan adalah, 1 (satu) buah software Ad View 3.3; Windows 3 (tiga) buah.

Jumlah pegawai dan golongan dapat dilihat pada table berikut :

Bidang Jumlah Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

Sekretriat 31 1 13 15 2

Konservasi SDA 11 1 2 8 -

Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

13 - 6 6 1

Rehabilitasi &

Pengembangan 14 - 3 11 -

UPT Pengamatan 63 20 35 8 -

Jumlah 132 22 59 48 3

Jumlahpegawai berdasar tingkat pendidikan

Bidang Jumlah SD SLTP SMU/SMK D3 S1 S2 S3

Sekretariat 31 4 2 14 2 6 2 1

Konservasi SDA 11 1 - 4 - 4 2 -

Operasi dan Pemeliharaan Jaringan

Irigasi

13 1 1 7 - 2 2 -

Rehabilitasi &

Pengembangan 14 - - 8 - 3 3 -

UPT Pengamatan 63 20 24 19 - - - -

Jumlah 132 26 27 52 2 15 9 1

Jumlahpegawai berdasar eselon

Bidang Jumlah Eselon I Eselon I I Eselon III Eselon IV Staf

Sekretariat 31 - 1 1 3 26

Konservasi SDA 11 - - 1 3 7

Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Irigasi 13 - - 1 3 9

Rehabilitasi &

Pengembangan 14 - - 1 3 10

UPT Pengamatan 63 - - - - 72


(34)

Jumlahpegawai berdasar jenis kelamin

Bidang Jumlah Laki-Laki Wanita

Sekretariat 31 22 9

Konservasi SDA 11 10 1

Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Irigasi 13 13 -

Rehabilitasi & Pengembangan 14 14 -

UPT Pengamatan 63 63 -

Jumlah 132 122 10

Irigasi

1. Adanya kerusakan bendung dan jaringan irigasi 2. Banyaknya PNS yang memasuki pensiun. 3. Jaringan irigasi belum berfungsi optimal. 4. Jaringan irigasi semi teknis dan non teknis. 5. Lemahnya pengawasan pelaksanaan konstruksi.

6. Data kurang akurat dan belum adanya sistem informasi SDA. 7. Koordinasi belum optimal.

8. Adanya jalan inspeksi yang belum berfungsi. 9. Belum lengkapnya data IKMN.

Pada sektor irigasi kelemahan yang paling dominan adalah adanya kerusakan bendung dan jaringan irigasi. Kerusakan jaringan dan bendung berakibat langsung terhadap petani dalam memperoleh air, sehingga dapat menyebabkan gagal panen. Kualitas bangunan yang rendah serta jumlah yang cukup banyak menyebabkan biaya yang dialokasikan bagi pengelolaan cukup besar sementara tersedianya hanya terbatas.

Dengan dana OP terbatas serta kemampuan P3A yang belum semuanya baik menyebabkan jaringan belum dapat terpelihara dengan baik. Beberapa calon jalan inspeksi belum tergarap, karena ketiadaan biaya. Jumlah pegawai yang belum cukup juga menjadi salah satu factor lemahnya pengawasan pelaksanaan kontruksi, sehingga hasil tidak adapat optimal. Data aset irigasi serta informasi SDA yang menjadi base dari system


(35)

informasi SDA belum digarap. Base data relatif belum ada yang dapat dipakai sebagai patokan yang tetap.

Banjir

1. Adanya kerusakan tebing sungai, tanggul, agradasi dan degradasi dasar sungai.

2. Data kurang akurat. 3. koordinasi belum optimal. 4. Kualitas SDM belum memadai. 5. Sarana dan prasarana kurang.

Kelemahan pada sektor banjir hampir sama dengan sektor irigasi dan umum. Kelemahan ini menjadikan beratnya permasalahan yang harus dihadapi, karena secara geografis Kabupaten Bantul ada pada daerah hilir yang menjadi tumpuan air waktu penghujan.

Galian Gol. C

1. Belum semua jabatan terisi.

2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan penambangan Mineral belum memadai.

3. Tidak bisa menerapkan sanksi bagi pelanggar penambangan. 4. Penegakan aturan rendah.

5. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 6. Regenerasi SDM pengelola belum baik.

7. Data kelayakan lokasi penambangan dan potensi bahan galian mineral belum ada.

Pada sektor pertambangan mineral, masih cukup banyak kelemahan terutama karena regulasi yang belum cukup memadai, mineral menjadi kebutuhan mutlak bagi pembangunan serta sarana dan prasara pendukung belum cukup memadai.


(36)

Untuk partisipasi peningkatan PAD Kabupaten Bantul, kewenangan wajib / bukan wajib Dinas Sumber Daya Air belum diberikan payung berupa peraturan-peraturan baik PERDA maupun surat keputusan-keputusan Bupati dibidang perijinan dan pajak ( retribusi ) meliputi antara lain :

• Perizinan tentang exsplorasi bahan galian mineral.

• Perizinan tentang exsploitasi bahan galian mineral.

• Perizinan tentang pemurnian / pengolahan bahan galian mineral.

• Perizinan tentang pengangkutan bahan galian mineral.

• Perizinan tentang pemasaran / penjualan bahan galian mineral.

 Perizinan penggunaan/pengambilan air tanah .

Energi

1. Belum ada adanya visi dan misi.

2. Struktur lembaga pengelola sub sektor energi belum ada. 3. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan energi belum

memadai.

4. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 5. Jumlah pegawai belum memadai.

6. Data potensi sumber energi sebagian sudah masuk.

Di bidang ESDM struktur lembaga, sarana–prasarana, kemampuan SDM masih perlu ditingkatkan terutama belum adanya pengawas tambang yang belum bersertifikat.

Air Tanah

1. Tingkat pengetahuan pengelolaan air dalam belum memadai. 2. Belum semua jabatan terisi.

3. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 4. Regenerasi SDM pengelola belum baik.


(37)

5. Belum terincinya data kapasitas sumber air dalam. 6. Data jumlah pengambilan air dalam belum lengkap.

Air baku menjadi salah satu sektor yang menjadi tupoksi Bidang Konservasi. Prasarana, data, SDM sektor ini juga kurang memadai. Data yang belum ada dikarenakan pada periode sebelum otonomi, air dalam masih menjadi wewenang propinsi. Perda atau peraturan Bupati yang mengatur pemboran air bawah tanah belum ada sehingga aturan yang dipakai adalah PERDA yang memuat Tupoksi serta Pergub atau Kepmen ESDM. Untuk mengetahui kondisi air tanah, tahun 2009 telah dimulai pengukuran elevasi permukaan air tanah di beberapa titik sebagai sampel di Kabupaten Bantul.

c. OPPORTUNITY ( PELUANG )

Apabila dilihat dari potensi yang dimiliki kabupaten bantul, maka visi yang dirumuskan oleh Dinas Sumber Air tidaklah terlalu berlebihan. Untuk masa yang akan datang sektor pertanian dan pertambangan akan turut memberi kontribusi bagi peningkatan PAD secara signifikan agar sumber daya alam baik berupa air, bahan galian / tambang yang berwawasan lingkungan hidup dan kemasyarakatan mencapai daya guna dan hasil guna secara optimal dalam arti yang seluas-luasnya, maka diperlukan adanya perangkat lunak dan kertas serta ketersediaan sumber daya manusia yang terampil. Peluang Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tupoksinya secara rinci dapat disebutkan sebagai berikut :

Umum

1. Adanya diklat Teknis dan fungsional.

2. Rekruitmen pegawai sesuai dengan kebutuhan (pendidikan sesuai). 3. Regenerasi pegawai sesuai dengan kebutuhan.


(38)

pemerintah.

Irigasi

1. Adanya P3A/GP3A/IP3A yang cukup berkualitas.

2. Adanya komisi irigasi dan tim pengelola irigasi kecamatan.

3. Adanya UU No. 7 / 2004 tentang SDA, PP No. 20 / 2006 tentang Irigasi, dan Perda No. 3/ 2006 tentang Ijin Pembuatan Bangunan di Daerah Jaringan Irigasi, Perda No.29 tahun 2001 tentang Irigasi. 4. Adanya Lahan subur.

5. Kewenangan pengelolaan irigasi yang belum jelas. 6. Program ketahanan pangan/diversifikasi usaha tani. 7. Adanya diklat tentang irigasi.

Banjir

1. Adanya UU No. 7 / 2004 tentang SDA , PP No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

2. Adanya Panitia PPTPA (lintas DIY dan Jateng).

3. Adanya Satkorlak penanggulangan bencana alam tingkat Propinsi dan Kabupaten.

4. Adanya lembaga diklat.

Gal. Mineral

1. Potensi Mineral yang cukup. 2. Banyaknya penambang.

3. Masyarakat dan industri membutuhkan bahan galian / mineral. 4. Dukungan intansi terkait dalam pengawasan dan pengendalian.


(39)

5. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ;UU. No. 23/1997 ttg LH, dan Kepmen ESDM No. 1452 K/10/MEM/2000 ten. Pedoman Teknis Tugas Pemerintahan di Bid. ESDM, Energi , Perda Prop DIY No. 3 /1994 ten Usaha Pertamb. Bahan Gal. Mineral, Perbub Bantul No. 13 /2005 ttg. Pengendalian pertambangan.

6. Peningkatan PAD.

Energi

1. Adanya sumber energi air, angin, gelombang, sinar matahari dan listrik PLN

2. Adanya lahan untuk pengembangan biofuel

3. Kebijakan Pemerintah Pusat tentang pengembangan diversivikasi sumber energi

4. Dukungan instansi lain

5. UU. No. 23/1997 ttg LH, dan Kepmen ESDM No. 1452

K/10/MEM/2000 ten. Pedoman Teknis Tugas Pemerintahan di Bid. ESDM, Energi

6. Sumber energi dari minyak bumi makin mahal

Air Tanah

1. Dukungan intansi terkait dalam pengawasan dan pengendalian. 2. UU. No. 23/1997 ttg LH, PP No.43 Tahun 2008 tentang Air tanah,

PP No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kepmen ESDM No. 1451 K/10/MEM/2000 ten. Pedoman Teknis Tugas Pemerintahan di Bid. Pengel. Air Bawah tanah , Perda Prop DIY No. 6 /1994 ten Pemb. Pemboran Air Bawah Tanah.

3. Peningkatan PAD. 4. Curah hujan cukup.


(40)

Sebagai langkah awal maka peranan Pemerintah Daerah sangat diperlukan untuk membantu menyediakan data-data ilmiah sebagai upaya dalam memberikan informasi / publikasi kepada pihak-pihak yang memerlukan, untuk menanamkan modalnya dan mengembangkan Investasinya disektor usaha pertambangan bahan galian di Kabupaten Bantul. Data tersebut memberikan gambaran kepada investor dan masyarakat yang berminat mengembangkan usaha pertambangan, tanpa adanya data-data tersebut Investor akan enggan untuk menanamkan modalnya.

Disektor pengairan, air baku , dan energi juga cukup banyak peluang untuk mendukung pengelolaan yang lebih baik. Adanya peraturan perundangan yang belum lama lahir yaitu Unsang-undang No 7 tahun 2004 tentang SDA yang didukung PP 20 tahun 2006 tentang Irigasi menjadi modal yang cukup untuk membuat regulasi dibawahnya. Disektor lain ada Undang-undang tentang lingkungan serta energi serta kebijakan pusat yang mendukung menjadi peluang yang cukup baik. Adanya bahan Mineral juga menjadi peluang datangnya investor, namun perlu dipikirkan pengaturan pengelolaannya.

d. THREATS (TANTANGAN)

Tantangan yang dihadapi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul cukup komplek. Tantangan tersebut antara lain :

Umum

1. Pengawasan publik terhadap kinerja. 2. Beban kerja yang makin komplek. 3. Teknologi informasi yang makin maju.

Irigasi


(41)

2. Potensi bencana banjir yang tinggi 3. Rendahnya kualitas P3A

4. Regenerasi pengurus P3A/GP3A/IP3A tidak berjalan dengan baik 5. Tidak ditepatinya pola tanam dan tata tanam

6. Pencurian dan perusakan sarana bendung dan jaringan irigasi 7. Berkurangnya luas lahan pertanian

8. Kurangnya debit air irigasi di musim kemarau

9. Perilaku masyarakat membuang sampah di saluran irigasi 10. Air dari drainase jalan dan permukiman masuk ke saluran irigasi

Banjir

1. Kawasan rawan banjir.

2. Kewenangan penanganan banjir belum jelas. 3. Kerusakan lingkungan.

4. Perilaku masyarakat membuang sampah di sungai. 5. Pencurian dan perusakan sarana bendung dan tanggul. 6. Sistem drainase permukiman dan jalan belum memadahi. 7. Bertambahnya lahan permukiman.

8. Sedimentasi dari aktivitas gunung Merapi.

Mineral

1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan penambangan yang sesuai aturan

2. Rendahnya pengetahuan tentang teknik penambangan gal.Mineral 3. Adanya penambangan liar

4. Belum adanya Perda yang mengatur tetang bahan galian Mineral 5. Sanksi bagi pelanggar belum diatur dalam SK Bupati

Energi


(42)

3. Rendahnya motivasi pengembangan energi alternatif (non minyak bumi)

4. Meningkatnya kebutuhan energi untuk berbagai kegiatan 5. Adanya penggunaan energi listrik ilegal di masyarakat

Air Tanah

1. Adanya ekploitasi air dalam yang tidak berijin. 2. Kesadaran penghematan air masih rendah.

3. Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat dan industri. 4. Belum adanya Perda yang mengatur ekploitasi air dalam. 5. Kerusakan catchment area.

6. Sanksi bagi pelanggar belum diterapkan.

7. Kurangnya Infiltrasi air tanah di kawasan lahan kritis, sebagian perkotaan, dan DAS Progo, Opak, Oyo.

Ancaman cukup banyak yang harus disikapi dengan wajar, yang kemudian harus ditata, diatur bagaimana untuk menghadapi ancaman tersebut.

Kemajuan Teknologi yang sangat cepat, yang menuntut pelayanan efisien, maka perlu disiapkan untuk menyambut era kompetisi dengan :

 Peningkatan sumber daya manusia dengan peningkatan disiplin kerja.  Penyiapan dukungan peraturan yang akomodatif, representatif yang

mengacu kepada efisien birokrasi dan biaya murah, serta memberikan kemudahan-kemudahan lain yang diperlukan bagi investor / masyarakat.  Merubah secara evolusi pola pikir masyarakat dari agraris ke

masyarakat yang berorentasi agrobisnis / agroindustri.

 Merubah perilaku sistem pengelolaan bahan galian yang berwawasan lingkungan dan kemasyarakatan atau dengan memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan (sosial dan ekologi ).


(43)

 Usaha-usaha lain yang bermanfaat, berkesinambungan & berkelestarian lingkungan.

Dengan analisa S.W.O.T dapat diterapkan strategi S.O (memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang), S.T (Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi tantangan), W.O (memperkecil kelemahan untuk meraih peluang), W.T (memperkecil kelemahan untuk menghadapi tantangan). Dengan mengacu Visi, Misi, dan nilai-nilai Organisasi serta mengaji strategi dan faktor kunci keberhasilan, maka dapat ditetapkan TUJUAN dan SASARAN organisasi.


(44)

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

A. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI 1. VISI

Untuk mendukung Visi Pemerintah Kabupaten Bantul, maka Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul menetapkan Visi sebagai berikut :

“Terwujudnya pemenuhan kebutuhan air yang berkualitas dan berkuantitas serta terwujudnya pengolahan sumber daya alam yang berpihak kepada

masyarakat dan berwawasan lingkungan”

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa dengan mewujudkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Bantul, Dinas Sumber Daya Air harus melaksanakan program pembangunan Prasarana dan Sarana di bidang Pengairan secara berkesinambungan sesuai dengan perencanaan strategis selama 5 tahun.

2. MISI

Untuk mewujudkan Visi Dinas Sumber Air Kabupaten Bantul tersebut, disusun Misi Organisasi sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan,pelestarian jaringan irigasi dan pengoptimalisasian fungsi sarana bangunan pengairan.

b. Melindungi kawasan budidaya (permukiman, pertanian, pariwisata, perikanan, industri dan sebagainya) dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya banjir.

c. Mengelola potensi sumberdaya air, mineral dan energy, serta konservasi sumber daya air dan sumber daya mineral dengan mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan ilmu dan teknologi.


(45)

d. Memberikan pelayanan pengelolaan mineral bukan logam dan bebatuan, sumber daya airmelalui pengaturan pengurusan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan.

e. Meningkatkan kapasitas SDM untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidang ketugasannya.

3. NILAI-NILAI

Untuk mewujudkan Visi Organisasi dan melaksanakan Misi Organisasi, ditetapkan Nilai-nilai Organisasi sebagai berikut :

a. Togetherness : Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik dari pada bekerja sendiri-sendiri;

b. Empathy : Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi orang lain;

c. Assist : Kesediaan untuk selalu memberikan secara ikhlas;

d. Maturity : Kematangan dalam mengatasi permasalahan maupun tantangan bersama;

e. Willingness : Kesediaan bekerjasama berdasarkan persahabatan atau kooperatif;

f. Organizational : Perilaku secara organizational yakni interaksi satu sama lain dalam memecahkan masalah ataupun krisis;

g. Respect : Saling menghormati serta menghargai terhadap sesama yang lain;

h. Kindness : Berperilaku santun, rendah diri, serta selalu memberikan kesejukan dalam setiap pertemuan;

i. Integritas : Menanamkan rasa hormat kepada orang lain; j. Inovatif : Menjaga dan melanjutkan tradisi inovasi;

k. Keunggulan : Keyakinan untuk selalu yang terbaik; l. Flexibelity : Resilience, mastering change;


(46)

m. Wisdom : Sikap dan perilaku yang berorientasi pada prinsip keseimbangan/keharmonisan antara rasionalitas dan moralitas, otak kiri dan otak kanan.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan saran Organisasi sangat dipengaruhi oleh Faktor Lingkungan Intern ( FLI ) dan Faktor Lingkungan Ekstern ( FLE ).

1. TUJUAN

a. Meningkatnya pelayanan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalnya fungsi sarana bangunan pengairan.

b. Meningkatnya perlindungan kawasan budidaya (permukiman, pertanian, pariwisata, perikanan, industry dan sebagainya) dari ancaman bahaya banjir

c. Meningkatnya pengelolaan potensi sumberdaya air, mineral dan energy, serta konservasi sumber daya air dan sumber daya mineral dengan mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan ilmu dan teknologi.

d. Meningkatnya pelayanan pengelolaan mineral bukan logam dan bebatuan, sumber daya air melalui pengaturan pengurusan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan.

2. SASARAN

a. Terlayaninya kebutuhan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalinya fungsi sarana bangunan pengairan

b. Terlindunginya kawasan permukiman , pertanian, pariwisata, perikanan, industri, dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya banjir


(47)

c. Terkelolanya potensi sumber daya air, mineral, dan energi , serta konservasi sumber daya air dan sumber daya ineral dengan mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan ilmu dan teknologi.

d. Terlayaninya pengelolaan mineral bukan logam dan batuan, sumber daya air melalui pengaturan pengurusan, embinaan, pengembangan dan pengawasan.

e. Tersedianya sdm yang memenuhi kelifikasi yang dibutuhkan C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditempuh dengan cara melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana dibidang Pengairan :

1. Menyusun Perencanaan Strategis (RENSTRA) tahun 2011 s.d tahun 2015.

2. Melaksanakan pembangunan dengan mengacu, Renstra Dinas.

3. Memantau dan memperbaharui Renstra sesuai dengan perkembangan pembangunan yang ada.

4. Meningkatkan kompentensi Sumber Daya Manusia Aparatur Dinas melalui Diklat Teknis Fungsional, Penjenjangan, Struktural dan Pendidikan Formal (D3, S1, S2, S3).

5. Melaksanakan pengawasan, pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan program.


(48)

(49)

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Dalam mengukur kinerja Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul tahun 2011, ditetapkan indikator-indikator kinerja dengan kategori sebagai berikut : 1. Inputs (masukan), Indikator inputs adalah segala sesuatu yang dibutuhkan

agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran dana, sumber daya manusia, lapangan kerja, informasi, kebijakan/peraturan, pelayanan umum, perundang-undangan dan sebagainya.

2. Outputs (keluaran), Indikator outputs adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik.

3. Outcomes (hasil), Indikator outcomes adalah indikator yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.

Strategi pencapaian visi dan misi yang dilaporkan dalam LAKIP tahun 2011 ini adalah berdasarkan kebijaksanaan dan strategi yang ditetapkan oleh Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul Sedangkan penetapan indikator kinerja adalah berdasarkan kebijaksanaan, program, dan kegiatan yang sesungguhnya dalam masa Januari sampai dengan Desember 2011.

Dari penetapan strategi yang ingin dicapai berdasarkan visi dan misi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dan setelah diidentifikasi ke berbagai komponen indikator, ditemukan bahwa kegiatan tahun 2011 sebagian besar meliputi tiga jenis indikator kinerja yaitu inputs, outputs dan outcomes (pengukuran kinerja tersebut disajikan pada formulir-PKK). Penyimpangan dari lima indikator yang diinginkan disebabkan belum terciptanya sistem informasi (sistem pengumpulan data) dan hasil evaluasi yang dapat memberikan informasi atau data yang dapat mengukur kinerja secara faktual, akurat dan


(50)

Pencapaian kinerja Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul dalam tahun 2011 merupakan kemampuan perencanaan dan hasil pelaksanaan baik kegiatan pembangunan maupun kegiatan rutin.

Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

Realisasi

Capaian indikator kinerja = x 100%

Rencana

b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Rencana – (Realisasi – Rencana) Capaian indikator kinerja = x 100%

Rencana Atau:

(2 x Rencana) –Realisasi

Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat


(51)

melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Namun demikian, karena keterbatasan data sebagai akibat belum terbangunnya sistem dan pengumpulan data serta indikator keberhasilan kinerja tahun sebelumnya menggunakan indikator kinerja yang berbeda-beda, maka analisis lebih lanjut terhadap peningkatan dan penurunan kinerja belum dapat disajikan.

Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja, Pengukuran kinerja tahun 2011 dilakukan melalui tahapan yang mencakup:

a. Pengukuran kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing kelompok indikator kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). b. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat

pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dimana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan dan indikator makro yang berhubungan dengan sasaran tersebut. Pengukuran pencapaian sasaran ini menggunakan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).

B. METODE PENYIMPULAN CAPAIAN KINERJA SASARAN

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran.


(52)

Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

> 85 = Sangat Berhasil 70 < X ≤ 85 = Berhasil

55 < X ≤ 70 = Cukup Berhasil ≤ 55 = Tidak Berhasil

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut dijelaskan berikut ini.

Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.

Jumlah indikator untuk setiap kategori X Nilai mean setiap kategori

Capaian Sasaran =

Jumlah indikator kinerja sasaran

Nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut: Sangat Berhasil : 92,5

Berhasil : 77,5 Cukup Berhasil : 62,5 Tidak Berhasil : 27,5

Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan


(53)

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan pendekatan di atas, tingkat pencapaian kinerja sasaran Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul tahun 2011 adalah sebagai berikut:

No Sasaran Capaian

Kinerja

Skala Pengukuran Ordinal

Ket.

Sangat Berhasil 85 s.d. 100

Berhasil 70 s.d. 85

Cukup Berhasil 55 s.d.70 Kurang Berhasil < 55

1. Terwujudnya proses

administrasi perkantoran dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Dinas Sumber Daya Air

100 Sangat Berhasil

2. Terlayaninya kebutuhan

irigasi melalui peningkatan, pengembangan,

pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalinya fungsi sarana bangunan pengairan

140,449 Sangat Berhasil

3. Terlindunginya kawasan

permukiman , pertanian, pariwisata, perikanan, industri, dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya banjir

378,41 Sangat Berhasil

4. Terkelolanya bahan gal. gol C , air baku melalui pengaturan pengurusan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan

penggunaan air baku dan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan

100 Sangat Berhasil

Nilai capaian kinerja tersebut didukung oleh pengukuran kinerja kegiatan (formulir PKK) atas 32 (tiga puluh dua) kegiatan baik yang bersifat rutin maupun pembangunan dan pengukuran pencapaian sasaran (formulir PPS) atas 4 (empat) sasaran yang diuraikan di sub bab C di bawah ini.


(54)

Nilai capaian kinerja sasaran tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

No Capaian Kinerja

Sasaran Predikat

Jumlah Sasaran

1 Diatas 85 Sangat Berhasil 0 2. 70 s/d kurang dari 85 Berhasil 4 3. 55 s/d kurang dari 70 Cukup Berhasil 1 4. Kurang dari 55 Kurang Berhasil 0

Jumlah 5

C. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul merupakan pertanggungjawaban Kepala Dinas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul didukung oleh bidang-bidang dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dan aparatur, serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sebagai upaya mengimplementasikan program kerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2002 walaupun belum secara menyeluruh. Sedangkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2011 ini merupakan pelaporan kinerja bertolok ukur Renstra Dinas Pengairan Kabupaten Bantul (2006 – 2010). Pengembangan Sistem AKIP akan terus dilaksanakan dalam rangka merespon perubahan manajemen pemerintahan.


(55)

dicapai selama tahun 2011. Untuk mencapai 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan tersebut, dilaksanakan melalui 8 (delapan) program pembangunan dan 32 (tiga puluh dua).

Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan tersebut, Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul telah mempunyai anggaran dalam DPA Tahun 2011 sebesar Rp 12.942.350.700.,- dan telah terealisasi sebesar Rp

12.762.024.781.,- atau 98,61 %.

Pencapaian kinerja Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan, dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses administrasi perkantoran dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Dinas Sumber Daya Air

2. Terlayaninya kebutuhan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalnya fungsi sarana bangunan pengairan.

3. Terlindunginya kawasan permukiman , pertanian, pariwisata, perikanan, industri, dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya banjir.

4. Terkelolanya bahan gal. gol C , air baku melalui pengaturan pengurusan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan penggunaan air baku dan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan.

Capaian kinerja sasaran pertama “Terwujudnya proses administrasi

perkantoran dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Dinas Sumber Daya Air “ diwujudkan melalui 3 program yaitu :


(1)

primer dan sekunder yang menjadi tanggungjawab pemerintah. Selain pemberdayaan Lembaga Pengelola Irigasi (LPI) kegiatan ini juga ada pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi. Sebagian besar dana kegiatan WISMP adalah dana TP-APBN yang merupakan pinjaman dengan Bank Dunia. Realisasi Capaian target fisik sebesar 100%, realisasi keuangan sebesar 93,20%.

o Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi sumber dana DPIPD;

kegiatan ini dengan pekerjaan utama peningkatan atau rehabilitasi jaringan irigasi agar fungsi jaringan irigasi dapat meningkat atau kembali berfungsi lagi. Realisasi Capaian target fisik sebesar 204,44 % untuk saluran dan 200% untuk bendung, realisasi keuangan sebesar 99,90%.

Tabel Kondisi Jaringan Irigasi dan Pemenuhan Air Irigasi Di Kabupaten Bantul Tahun 2010 dan 2011

Uraian Kondisi Jaringan Irigasi (m) Tingkat Pemenuhan Air Irigasi (ha) Baik Kurang

Baik Jumlah Terpenuhi

Belum

terpenuhi Jumlah Tahun

2010 339,345.53 71,982.38 411,327.91 12,583.78 3,733.35 16,317.13

82,50% 17,50% 77,12% 22,88%

Tahun

2011 341,402.17 69,925.74 411,327.91 13,229.10 3,088.03 16,317.13

83,00% 17,00% 81,07% 18,93%

Selisih 2,056.64 Selisih 645.32

Keterangan : luas total sawah memakai data awal 2011 yi; 16.317,13 ha

2). Kegiatan pokok pada program Pengembangan, Pengelolaan & Konservasi Sungai, Danau, dan Sumberdaya Air lainnya meliputi:

o Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Air. Kegiatan ini dilaksanakan

untuk mengendalikan pemanfaatan sumber daya air diantaranya meliputi motivasi terhadap wajib pajak air tanah untuk memasang water meter, mengawasi dan mengendalikan penutupan saluran irigasi, dan


(2)

Tahun 2011

Bab III : 38 pengendalian, pengawasan terhadap pemboran air tanah dalam. Realisasi Capaian target fisik sebesar 100%, realisasi keuangan sebesar 75.75 %

3). Kegiatan pokok pada program Pengendalian banjir meliputi kegiatan :

o Rehabilitasi/ Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai dengan

indicator capaian menurunnya banjir luapan dan banjir genangan.

kegiatan menunjukkan bahwa penyelenggaraan kegiatan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai terealisasi sebesar 99,77 %. Angka ini diperoleh dari pencapaian indikator kinerja sebagaimana dalam tabel dibawah ini.

 Menurunkan luas lahan banjir luapan dari tahun 2005 yang luasnya

1.646,70 ha menjadi 235.95 ha pada tahun 2011 atau turun 1,410.75 ha atau 85,67%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010 maka penurunan lahan yang terkena banjir luapan sebesar 565.43 ha atau turun 70.56%. Penurunan luas lahan yang terkenan banjir luapan dapat dilihat pada table berikut :

Table Luas Lahan Yang Terkena Banjir Luapan Di Kab. Bantul

Tahun

Luas Lahan banjir Luapan Selisih Dg Tahun 2005

Selisih Dg tahun 2010 Target

Fisik (ha)

Target %

Realisasi Fisik (ha)

Realisasi %

Fisik

(ha) %

Fisik (ha) % 2005 1,646.70 100.00 0 0.00 2010 1,037.07 63.00 801.38 48.67 845.32 51.33 0 0 2011 905.69 55.00 235.95 14.33 1,410.75 85.67 565.43 70.56

 Menurunkan tingkat genangan akibat drainase yang kurang baik di

Kabupaten Bantul dari 2.229,26 ha (65,19%) di tahun 2010 menjadi 2.183,60 ha (63,85%) di tahun 2011. Genangan akibat drainasi yang kurang baik yang semula di tahun 2005 adalah 3.419,51 ha dapat


(3)

diturunkan di tahun 2011 menjadi 2.183,60 ha atau turun 1,235.91 ha (36,14%) sedangkan kalau dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 45.66 (1.6%) sebagaimana table di bawah ini :

Tahun

Luas lahan banjir Genangan Selisih Dg Tahun 2005

Selisih Dg tahun 2010 Target

Fisik (ha)

Target %

Realisasi Fisik

(ha)

Realisasi %

Fisik

(ha) %

Fisik (ha) % 2005 3,419.51 100.00 0 0.00 2010 2,701.62 79.00 2,229.26 65.19 1,190.25 34.81 0 0 2011 2,564.83 75.00 2,183.60 63.85 1,235.91 36.14 45.66 1.61

3) Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral

Implementasi urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Bantul tidak hanya menyangkut bidang pertambangan saja tetapi juga berkaitan dengan upaya mengembangkan energi baru dan terbarukan, baik dari air, angin, tenaga surya, umbi-umbian dan biji-bijian yang diolah menjadi biodiesel. Termasuk energi biogas dari kotoran ternak maupun biomassa, yang dapat dimanfaatkan untuk skala rumah tangga maupun industri.

a. Program

Program yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan. b. Hasil Pelaksanaan Program

Kegiatan pokok pada program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan meliputi :

Hasil pelaksanaan program pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan.


(4)

Tahun 2011

Bab III : 40 Hasil dari pelaksanaan program ini berupa terlaksananya sosialisasi regulasi kegiatan penambangan bahan galian golongan C di 14 lokasi. Selain itu berupa terlaksananya pengawasan dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian golongan C diseluruh wilayah Kabupaten Bantul dan terlaksananya koordinasi dan pendataan hasil produksi pertambangan di 17 kecamatan.

F. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1. Terbatasnya debit air irigasi yang tersedia sebagai konsekuensi posisi geografi kabupaten bantul yang berada daerah hilir dari satuan lahan alluvial Gunung Api Merapi.

Solusi mengoptimalkan potensi sebaik baiknya. 2. Dana APBD terbatas

Pemecahan : mencari peluang pembiayaan APBN

3. Kesadaran menjaga kelestarian jaringan dan penerapan pembagian air yang berkeadilan masih kurang.

Pemecahan : Sosialisasi pengelolaan irigasi dan aturan terkait, dan usulan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan lingkungan yang baik pada aparat dan masyarakat.

4. Sarana dan prasarana irigasi belum semuanya lengkap Pemecahan : mengoptimalkan potensi yang ada

5. Belum tersedia peta potensi energi terbarukan.

Pemecahan : mengusulkan kegiatan pada tahun berikutnya

6. Sarana dan prasarana operasional pemeliharaan irigasi cukup banyak sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Pemecahan : Mengusulkan anggaran sesuai kebutuhan.

7. Tenaga teknis/lapangan banyak berkurang karena pension.


(5)

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul ini, memberikan gambaran tentang pencapaian pelaksanaan pembangunan yang menjadi tanggung jawab Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul. Hasil pencapaian kinerja Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul tahun anggaran 2011 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Anggaran SKPD tahun anggaran 2011 sebesar

Rp.12.942.350.700,- dan terealisasi sebesar Rp.12.762.024.781,- atau 98,61%, dengan sisa anggaran Rp.180.325.919,- yang dikarenakan adanya :

a. Efisiensi kegiatan.

b. Sisa dana pembelian barang modal.

c. Sisa dana pengadaan jasa konsultansi dan konstruksi. 2. Secara umum kegiatan fisik realisasinya melebihi 100 %.

3. Laporan ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi seluruh komponen yang terlibat mengenai tugas kegiatan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul sehingga pada pelaksanaan kegiatan yang akan datang lebih baik lagi dalam hal :

a. Pelaksanaan pemenuhan kebutuhan air yang merata, serta sarana dan prasarana yang cukup memadai.

b. Pelaksanaan Operasi dan pemeliharaan Jaringan Pengawasan dan Pengendalian perencanaan, sumber daya mineral / air bawah tanah dan pengendalian bangunan disepadan jaringan irigasi, survey dan desain dalam rangka mendukung kegiatan perencanaan serta pembinaan P3A/GP3A, IP3A dan FKP3A , serta rehabilitasi jaringan irigasi.

Demikian laporan LAKIP Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul ini disusun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


(6)

Tahun 2011

Bab IV : 2

LAMPIRAN