Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 26 i. Kalsit Watu Lintang :
Volume belum teridentifikasi Lokasi di Imogiri
Kegunaan alat optik, pencampur baja, ornamen, pestisida, cat, gula, soda, pemutih, penetral asam, pelapis kertas, dan
pembuatan CO2 Sudah tidak ditambang lagi
j. Bentonit abu bumi : Volume belum teridentifikasi
Lokasi di Piyungan, dan Pleret Kegunaan bahan baku lumpur bilas pada pemboran, penghilang
warna pada pelumas, pencampur pasir, pada pengecoran baja, penyumbat kebocoran dam, pencampur sabun, sebagai
katalisator Pernah ditambang
Energi
1. Komitmen pengembangan energi. 2. Komitmen penghematan energi.
Pengembangan energi menjadi salah satu sub sektor yang pada ada dalam tupoksi, dan merupakan rangkaian dalam rangka pengembangan
dan terkait erat dengan sumber daya mineral.
b. WEAKNESS KELEMAHAN PERMASALAHAN PENGHAMBAT
Kelemahan merupakan
faktor internal
yang menghambat
laju pengembangan dan pengoptimalisasian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Sumber Air. Faktor penghambat tersebut sebagai berikut: Umum
1. Kreativitas kerja kurang.
2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan belum memadai.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 27 3.
Regenerasi SDM belum berjalan. 4.
Gedungtempat kerja, alat kantor , dan peralatan teknis belum memadai.
5. Sarana kendaraan masih belum mencukupi baik roda 4
maupun roda 2. 6.
Sarana kerjaperalatan kantor belum memadai Jumlah pegawai Dinas Sumber Daya Air dari sisi jumlah cukup banyak yaitu
132 orang, namun demikian dari sisi kapasitas masih jauh dari kebutuhan. Bahkan pegawai golongan I dan II meliputi 81 orang 61.36 dari seluruh
pegawai. Sedangkan pegawai dengan golongan III dan IV ada 51 orang 38.64 . Pegawai yang sudah cukup umur dan dengan lulusan SLTP
atau SLTA maka mempunyai kemampuan yang sangat terbatas. Kapasitas yang demikian menjadi salah satu kurang berkembangnya kreativitas dari
pekerja. Regenerasi masih berjalan lambat, beberapa personil yang mempunyai
kemampuan lapangan dan teknis lebih sudah hampir masuk usia pensiunn, sementara penggantinya masih kekurangan.
Gedung tempat kerja cukup luas, namun masih perlu ruang rapat yang representatif dengan kapasitas 80 orang. Ruang rapat dengan kapasitas
tersebut diperlukan ketika mempertemukan GP3A, Desa, Juru dan pengamat secara bersamaan. Peralatan penunjang dipandang sebagai
instansi yang mempunyai tugas kususnya di bidang irigasi masih dipandang kurang. Beberapa alat ukur yang semestinya ada justru belum dipunyai,
misalnya alat ukur evopirasitranspirasi. Sarana kendaraan masih jauh dari memadai diukur tugas yang harus
dilaksanakan, dan banyak berhubungan dengan lapangan. Kendaraan roda 4 ada 3, dan roda 2 ada 8. Peralatan kantor belum semua Bidang
memadai. Sebagai contoh Bidang Konservasi yang banyak menangani
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 28 masalah Mineral hanya didukung oleh 4 komputer. Dari sisi penggunaan
software di Dinas Sumber Daya Air penggunaan software legal masih sangat minim, hanya sekitar 10, sisanya adalah software ilegal. Adapun
softwre legal yang digunakan adalah, 1 satu buah software Ad View 3.3; Windows 3 tiga buah.
Jumlah pegawai dan golongan dapat dilihat pada table berikut :
Bidang Jumlah
Golongan I Golongan II
Golongan III Golongan IV
Sekretriat 31
1 13
15 2
Konservasi SDA 11
1 2
8 -
Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi 13
- 6
6 1
Rehabilitasi Pengembangan
14 -
3 11
- UPT Pengamatan
63 20
35 8
-
Jumlah 132
22 59
48 3
Jumlahpegawai berdasar tingkat pendidikan
Bidang Jumlah
SD SLTP
SMUSMK D3
S1 S2
S3
Sekretariat 31
4 2
14 2
6 2
1 Konservasi SDA
11 1
- 4
- 4
2 -
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi
13 1
1 7
- 2
2 -
Rehabilitasi Pengembangan
14 -
- 8
- 3
3 -
UPT Pengamatan 63
20 24
19 -
- -
-
Jumlah 132
26 27
52 2
15 9
1
Jumlahpegawai berdasar eselon
Bidang Jumlah
Eselon I Eselon I I
Eselon III Eselon IV
Staf
Sekretariat 31
- 1
1 3
26 Konservasi SDA
11 -
- 1
3 7
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
13 -
- 1
3 9
Rehabilitasi Pengembangan
14 -
- 1
3 10
UPT Pengamatan 63
- -
- -
72
Jumlah 132
- 1
4 12
132
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 29 Jumlahpegawai berdasar jenis kelamin
Bidang Jumlah
Laki-Laki Wanita
Sekretariat 31
22 9
Konservasi SDA 11
10 1
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
13 13
- Rehabilitasi Pengembangan
14 14
- UPT Pengamatan
63 63
-
Jumlah 132
122 10
Irigasi
1. Adanya kerusakan bendung dan jaringan irigasi 2. Banyaknya PNS yang memasuki pensiun.
3. Jaringan irigasi belum berfungsi optimal. 4. Jaringan irigasi semi teknis dan non teknis.
5. Lemahnya pengawasan pelaksanaan konstruksi. 6. Data kurang akurat dan belum adanya sistem informasi SDA.
7. Koordinasi belum optimal. 8. Adanya jalan inspeksi yang belum berfungsi.
9. Belum lengkapnya data IKMN. Pada sektor irigasi kelemahan yang paling dominan adalah adanya
kerusakan bendung dan jaringan irigasi. Kerusakan jaringan dan bendung berakibat langsung terhadap petani dalam memperoleh air, sehingga dapat
menyebabkan gagal panen. Kualitas bangunan yang rendah serta jumlah yang cukup banyak menyebabkan biaya yang dialokasikan bagi
pengelolaan cukup besar sementara tersedianya hanya terbatas. Dengan dana OP terbatas serta kemampuan P3A yang belum semuanya
baik menyebabkan jaringan belum dapat terpelihara dengan baik. Beberapa calon jalan inspeksi belum tergarap, karena ketiadaan biaya.
Jumlah pegawai yang belum cukup juga menjadi salah satu factor lemahnya pengawasan pelaksanaan kontruksi, sehingga hasil tidak adapat optimal.
Data aset irigasi serta informasi SDA yang menjadi base dari system
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 30 informasi SDA belum digarap. Base data relatif belum ada yang dapat
dipakai sebagai patokan yang tetap.
Banjir
1. Adanya kerusakan tebing sungai, tanggul, agradasi dan degradasi dasar sungai.
2. Data kurang akurat. 3. koordinasi belum optimal.
4. Kualitas SDM belum memadai. 5. Sarana dan prasarana kurang.
Kelemahan pada sektor banjir hampir sama dengan sektor irigasi dan umum. Kelemahan ini menjadikan beratnya permasalahan yang harus
dihadapi, karena secara geografis Kabupaten Bantul ada pada daerah hilir yang menjadi tumpuan air waktu penghujan.
Galian Gol. C
1. Belum semua jabatan terisi. 2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan penambangan
Mineral belum memadai. 3. Tidak bisa menerapkan sanksi bagi pelanggar penambangan.
4. Penegakan aturan rendah. 5. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai.
6. Regenerasi SDM pengelola belum baik. 7. Data kelayakan lokasi penambangan dan potensi bahan galian
mineral belum ada. Pada sektor pertambangan mineral, masih cukup banyak kelemahan
terutama karena regulasi yang belum cukup memadai, mineral menjadi kebutuhan mutlak bagi pembangunan serta sarana dan prasara pendukung
belum cukup memadai.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 31 Untuk partisipasi peningkatan PAD Kabupaten Bantul, kewenangan wajib
bukan wajib Dinas Sumber Daya Air belum diberikan payung berupa peraturan-peraturan baik PERDA maupun surat keputusan-keputusan
Bupati dibidang perijinan dan pajak retribusi meliputi antara lain : • Perizinan tentang exsplorasi bahan galian mineral.
• Perizinan tentang exsploitasi bahan galian mineral. • Perizinan tentang pemurnian pengolahan bahan galian mineral.
• Perizinan tentang pengangkutan bahan galian mineral. • Perizinan tentang pemasaran penjualan bahan galian mineral.
Perizinan penggunaanpengambilan air tanah .
Energi
1. Belum ada adanya visi dan misi. 2. Struktur lembaga pengelola sub sektor energi belum ada.
3. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan energi belum memadai.
4. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 5. Jumlah pegawai belum memadai.
6. Data potensi sumber energi sebagian sudah masuk. Di bidang ESDM struktur lembaga, sarana
–prasarana, kemampuan SDM masih perlu ditingkatkan terutama belum adanya pengawas tambang yang
belum bersertifikat.
Air Tanah
1. Tingkat pengetahuan pengelolaan air dalam belum memadai. 2. Belum semua jabatan terisi.
3. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 4. Regenerasi SDM pengelola belum baik.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2011
Bab I. : 32 5. Belum terincinya data kapasitas sumber air dalam.
6. Data jumlah pengambilan air dalam belum lengkap. Air baku menjadi salah satu sektor yang menjadi tupoksi Bidang
Konservasi. Prasarana, data, SDM sektor ini juga kurang memadai. Data yang belum ada dikarenakan pada periode sebelum otonomi, air dalam
masih menjadi wewenang propinsi. Perda atau peraturan Bupati yang mengatur pemboran air bawah tanah belum ada sehingga aturan yang
dipakai adalah PERDA yang memuat Tupoksi serta Pergub atau Kepmen ESDM. Untuk mengetahui kondisi air tanah, tahun 2009 telah dimulai
pengukuran elevasi permukaan air tanah di beberapa titik sebagai sampel di Kabupaten Bantul.
c. OPPORTUNITY PELUANG