e. Pemublikasian
Pada tahap ini penulis menyempurnakan tulisannya dengan membagikan apa
yang ia
tulis kepada
orang lain,
baik dengan
membacakan ataumemperlihatkan kepada orang lain agar dibaca. Tahapan ini bertujuan agar
penulis mendapat penguatan dari komentar yang diberikan oleh pembaca. Dalam penelitian ini, siswa tetap menggunakan tahapan menulis mulai dari
menulis draf hingga mempublikasikan ringkasannya. Pada tahap padukan di metode 6P, siswa membuat draf dengan membuat peta pemikiran dan
menuangkannya dalam ringkasan. Pada tahap panggil siswa memperbaiki isi dari tulisan. Pada tahap periksa, siswa menyunting penggunaan huruf kaptal dan tanda
titiknya. Stelah itu, siswa membacakan ringkasannya di depan kelsa sebagai tahap pemublikasian.
3. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya
Keterampilan berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling berkaitan satu sama lainnya dan tidak dapat terpisahkan.
Tarigan 2013, hlm. 1 berpendapat bahwa “Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-
tunggal.” Menurut Alexander dalam Resmini dkk.
2009, hlm. 215 menyatakan aksioma bahwa “
Nothing should be spoken before it has been heard, nothing should be read before it has been spoken, nothing should be written before it has been read
.‟Oleh karena itu, ada keterhubungan antara keterampilan menulis dengan keterampilan lainnya.
Keterampilan menulis
memiliki hubungan
dengan keterampilan
menyimak.Keterampilan menyimak yang bersifat reseptif yang hanya menyimak ujaran bisa menjadi sebuah gagasan yang akan dituangkan secara produktif. Hasil
simakan berupa informasi berbentuk ujaran akan dituangkan kembali dalam bentuk tulisan dengan menuliskan apa yang telah disimak oleh penulis. Menurut
Suparno dan Yunus 2011, hlm. 1.8 “Melalui menyimak ini, penulis tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk tulisannya, tetapi juga menginspirasi tata
saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik hatinya, yang akan berguna untuk aktifitas menulisnya.”
Keterampilan menulis
juga berkaitan
dengan ketermapilan
berbicara.Menurut Humboldt dalam Tarigan, 2013 hlm. 1 6 „Bahasa tulis tidak
akan pernah menjelma dan tidak akan ada hari ini tanpa adanya ujaran atau bahasa lisan.‟Secara ideal, seorang pembicara yang baik adalah seorang penulis yang baik
pula.Namun, terkadang sulit dalam pengamalannya. Menurut Suparno dan Yunus 2011 menulis dan berbicra merupakan keterampilan yang bersifat aktif produktif
di mana dalam proses menulis dan berbicara bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Banyak ahli berpendapat bahwa kedua keterampilan ini
saling berdiri sendiri di mana menulis merupakan bentuk tulisan sedangkan berbicara berbentuk ujaran.Namun, pada akhirnya lama-kelamaan kedua
keterampilan ini bertemu dalam sebuah hubungan retorik dan makna. Keterampilan
menulis berhubungan
pula dengan
keterampilan membaca.Ketika akan menulis, seorang penulis akan menyampaikan gagasan,
perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Terkadang ia mendapatkan gagasan-gagasan tersebut dari proses membaca karya orang lain, karena menurut
Frank Smith dalam Suparno dan Yunus, 2011 , hlm. 1.7 „Ketika membaca,
secara tidak sadar pembaca membaca seperti penulis.‟ Penulis juga harus bisa memperhatikan kebutuhan dari pembacanya. Seorang pembaca akan membaca
hasil tulisan dan mencoba memahami gagasan dan informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Goodman dalam Suparno dan
Yunus, 2011, hlm. 1.8 „Baca tulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis.‟
Dalam penelitian ini, menulis ringkasan berkaitan erat dengan kemampuan membaca. Siswa tidak akan bisa menulis ringkasan jika ia tidak membaca buku
terlebih dahulu. Jika ia telah membaca buku, maka ia pasti akan mengetahui isi buku dan bisa meringkas isi bukunya.
4. Menulis dengan Ejaan yang Benar