Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

terjadi. Salah satu media yang mudah dipakai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah media gambar. Media gambar termasuk dalam kategori media visual yng tidak diproyeksikan karena tidak menggunakan alat proyektor. Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti dalam Djuanda, 2014 bahwa media dikelompokan menjadi dua kategori yaitu media visual yang tidak dapat diproyeksikan dan media yang dapat diproyeksikan. Menurut Djuanda 2014 gambar dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, mudah di dapat, dan dapat menerjemahkan ide abstrak. Pemilihan gambar harus berdasarkan kriteria tertentu dengan ciri-ciri yng baik. Menurut Sudirman dalam Djuanda, 2014, hlm. 152 „Gambar atau foto yang baik dan dapat digunakan sebagai media belajar ialah foto atau gambar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Dapat menyampaikan pesandan ide tertentu. b. Memberi kesan yang kuat dan menarik perhatian kesederhanaan, yaitu sederhana dalam warna, tetapi memiliki kesan tertentu. c. Merangsang orang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek-objek dalam gambar. d. Berani, dinamis, pembuatan gambar hendaknya menunjukkan gerak atau perbuatan. e. Bentuk gambar bagus, menarik, dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

B. Hakikat Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

1. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Keterampilan menulis adalah bentuk dari sebuah komunikasi yang merupakan suatu kegiatan mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman.Menurut Resmini dkk.2009 pembelajaran menulis hendaknya berorientasi pada kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan pesan setelah siswa mengalami prosedur berkomunikasi dengan memadukan aspek pengetahuan, pengalaman skemata, kebahasaan, strategi produktif, mekanisme psikofisik dan konteks. Pengetahuan yang telah dimiliki siswa dipadukan dengan aspek kebahasaaan lalu diolah melalui mekanisme psikofisik dan strategi produktif untuk menghasilkan tulisan yang sesuai dengan konteks. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit di antara keterampilan lainnya.Keterampilan menulis juga bukan merupakan bawaan dari lahir.Oleh karena itu, pembelajaran menulis dilakukan dengan mengadakan banyak latihan menggunakan berbagai metode dan strategi.Metode yang digunakan haruslah sesuai dengan karakteristik siswanya.Selain itu, pembelajaran menulis juga harus dilakukan secara berkelanjutan. Pembelajaran menulis dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan proses menulis dan pendekatan produk tulisan. Menurut Tompkins dalam Resmini , 2009, hlm. 218 „Fokus orientasi pembelajaran menulis adalah bagaimana siswa dapat menulis learning about written language dan belajar melalui tulisan learning trough writing .‟ Guru dalam proses pembelajarannya mengarahkan siswa untuk belajar menulis, belajar bahasa tulis, dan belajar melalui tulisan. Inti dari pembelajaran menulis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan sehingga siswa dapat memiliki keterampilan menulis yang baik.Menurut Resmini dkk. 2009, hlm. 214 “Guru hendaknya selalu memberdayakan potensi siswa untuk menulis, mulai dari menulis huruf, kata-kata, dan kalimat sampai tulisan yang berbentuk teks.” Dengan demikian, pembelajaran menulis pun harus mempertimbangkan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Siswa harus dipandang sebagai seorang individu yang memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkan. Mereka dapat membangun pengetahuannya tentang menulis yang diperoleh dari interaksi sosialnya dengan cara dan tujuan yang berbeda. Hal ini dikemukakan oleh Pappas dalam Resmini, 2009, hlm. 215 bahwa ada beberapa asumsi yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran menulis yaitu Children all human are active and constructive learners, language is organizedin different ways and different patterns or registers because it is used for different purpous in different contexs, knowledge is organized and conctructed by individual learners trough social interaction. Dalam pembelajaran menulis juga terdapat unsur-unsur belajar sebagai faktor berlangsungnya suatu pembelajaran. Menurut Suyono dan Hariyanto 2011 unsur belajar meliputi tujuan belajar, proses belajar, dan hasil belajar.Unsur-unsur tersebut tidak terlepas dari peran seorang guru. Guru tentu harus membuat perencanaan pembelajaran untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Dalam unsur proses belajar, terdapat aktivitas siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tersebut akan memperlihatkan hasil belajar siswa. Menurut Gage dan Berliner Suyono Hariyanto, 2011, hlm. 187 „Ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana planner , pelaksana dan pengelola organizer , dan penilai evaluator .‟Dalam penelitian ini unsur –unsur tersebut diteliti dalam pembelajaran menulis ringkasan isi buku di kelas V SDN Sirahcipelang dengan menggunakan metode 6P.

2. Tujuan Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar