Di kelas V, materi pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menulis meliputi menulis karangan, menulis undangan, menulis dialog, meringkas isi
buku, menulis laporan pengamatan, dan menulis puisi bebas. Berikut ini standar kompetensi dan kompetensi dasar menulis SD kelas V sesuai dengan KTSP.
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Menulis Di SD Kelas V
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis 4.
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis
dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.
4.1Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan. 4.2 Menulis surat undangan ulang tahun,
acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll. dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan ejaan. 4.3 Menulis dialog sederhana antara dua atau
tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.
8. Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi
bebas. 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri
dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
8.2 Menulis
laporan pengamatan
atau kunjungan berdasarkan tahapan catatan,
konsep awal, perbaikan, final dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Penelitan ini meneliti tentang materi yang berada di kelas V yaitu meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan,
standar kompetensi nomor 8, kompetensi dasar nomor 8.1.
C. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis yang merupakan bagian dari keterampilan berbahasa digunakan dalam berkomunikasi secara tidak langsung.Penulis hanya mengungkapkan
gagasan dalam bentuk tulisan sehingga pembaca tidak bertemu secara langsung
saat mendapatkan informasi. Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan 2013, hlm.
3 bahwa “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang la in.” Suriamiharja dalam Djuanda, 2008, hlm. 180
mengemukakan bahwa “Menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan dan kehendak kepada orang lain.” Sedangkan menurut Tarigan dalam Djuanda, 2008, hlm. 180 mengemukakan bahwa
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Takala dalam Cahyani dan Rosmana, 2006, hlm. 97 mengemukakan bahwa „Menulis adalah sebagai suatu proses menyususn, mencatat, dan
mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda-tanda
konvensional yang dapat dibaca.‟ Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah suatu keterampilan untuk berkomunikasi dalam bentuk lambang- lambang yang dapat dimengerti yang dilakukan secara tidak langsung sehingga
tidak membutuhkan intonasi melainkan memerlukan tanda baca dan ejaan yang baik dan benar.
2. Proses Menulis
Menulis bukanlah keterampilan yang diperoleh secara alamiah.Belajar menulis perlu dilakukan secara berkelanjutan dalam prosesnya.Mengacu pada hal
tersebut Resmini, dkk. 2006, hlm. 229 berpen dapat bahwa “Mengacu pada
proses pelaksanaanya, menulis merupakan kegiatan yang dapat dipandang dapat sebagai suatu keterampilan, proses berpikir kegiatan bernalar, kegiatan
transformasi, kegiatan komunikasi, dan sebuah proses.” Sebagai suatu keterampilan, menulis diajarkan secara konsisten dalam
latihannya sehingga dengan latihan yang baik dapat meningkatkan keterampilan menulis. Sebagai proses berpikir, menulis merupakan kegiatan memproses dan
mengorganisasi gagasan dalam pikiran secara kreatif untuk dituangkan dalam sebuah tulisan. Sebagai kegiatan transformatif, menulis memerlukan proses
bagaimana mengorganisasikan ide dan perasaan yang harus dituangkan dalam bentuk tulisan yang sistematis dengan bahasa tulisan, baik pemilihan kalimat,
aturan penulisan dan sebagainya. Sebagai kegiatan berkomunikasi, isi dan bentuk tulisan harus diperhatikan karena akan disajikansecara komunikatif kepada orang
lain. Sebagai suatu proses, menulis dilakukan melalui kegiatan dalam beberapa tahapan. Resmini, dkk. 2006 mengemukakan proses menulis terdiri dari
menyusun rencana perencanaan dan pramenulis, menulis draft, perbaikan, penyuntingan, dan pemublikasian.
Proses menulis
writing proces
menurut Resmini dkk. 2006, hlm. 230 “Merupakan suatu pendekatan untuk mengamati pembelajaran menulis yang
penekanannya bergeser dari produk pada proses penuangan apa yang dipikir dan ditulis siswa.” Proses ini dilakukan secara berulang, fleksibel dan tidak kaku.
Ketika beberapa tahap telah terlewati, penulis dapat kembali pada tahap sebelumnya guna menjadikan tulisannya lebih baik.Setiap tahapan memiliki
penekanan tersendiri. a.
Menyusun rencana Pada tahap ini penulis memilih topik, tujuan dan bentuk tulisan serta
mengorganisasikan gagasan-gagasan dari topik yang telah dipilih dengan membuat kerangka karangan.
b. Menulis draft
Tahap kedua ini menekankan pada penyususnan konsep kasar mengenai isi dari tulisan. Penulis dapat menuliskan semua gagasan yang akan
dikembangkan tanpa harus memperhatikan ejaan dan tanda baca terlebih dahulu. c.
Perbaikan Pada
tahap ini
penulis mulai
menyaring ide
yang telah
dituangkannya.Penulis dapat
menambah atau
mengurangi hal
yang ditulisnya.Yang menjadi fokus pada tahap ini adalah memperbaiki isi dari tulisan.
d. Penyuntingan
Tahapan keempat menekankan pada aspek mekanik dalam menulis.Setelah isi diperbiki, maka ejaan dan tanda baca yang harus diperbaiki agar menjadi
sebuah tulisan yang utuh.
e. Pemublikasian
Pada tahap ini penulis menyempurnakan tulisannya dengan membagikan apa
yang ia
tulis kepada
orang lain,
baik dengan
membacakan ataumemperlihatkan kepada orang lain agar dibaca. Tahapan ini bertujuan agar
penulis mendapat penguatan dari komentar yang diberikan oleh pembaca. Dalam penelitian ini, siswa tetap menggunakan tahapan menulis mulai dari
menulis draf hingga mempublikasikan ringkasannya. Pada tahap padukan di metode 6P, siswa membuat draf dengan membuat peta pemikiran dan
menuangkannya dalam ringkasan. Pada tahap panggil siswa memperbaiki isi dari tulisan. Pada tahap periksa, siswa menyunting penggunaan huruf kaptal dan tanda
titiknya. Stelah itu, siswa membacakan ringkasannya di depan kelsa sebagai tahap pemublikasian.
3. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya