2.3 Buah Lerak Sapindus rarak DC
Sapindus rarak merupakan jenis tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara yang dapat tumbuh dengan baik pada hampir semua jenis tanah dan keadaan iklim.
20
Tanaman ini lebih dikenal dengan nama lerak, namun di daerah lain lerak memiliki nama yang berbeda-beda. Masyarakat Sunda menyebutnya dengan nama Rerek, di
Jawa disebut WerakLerak, di Jambi disebut dengan Kalikea, penduduk Minang menyebutnya Kanikia, di Sumatera Selatan disebut dengan Lamuran dan di Tapanuli
Selatan dikenal dengan nama buah sabun.
19
Menurut taksonominya, Sapindus rarak diklasifikasikan dalam :
20
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Bangsa : Sapindales
Suku : Sapindaceae
Marga : Sapindus
Spesies : Sapindus rarak
Sapindus rarak merupakan tanaman rimba yang memiliki tinggi rata-rata 10 m, walaupun bisa mencapai tinggi 42 m dengan diameter batangnya 1 m. Tanaman
ini tumbuh liar di Jawa pada ketinggian antara 450 sampai 1500 m diatas permukaan laut. Tanaman ini mempunyai batang berwarna putih kotor dan berakar tunggang.
Daun tanaman ini majemuk menyirip ganjil dan anak daun berbentuk lanset. Bunga lerak berbentuk tandan racemes, melekat di pangkal, warna kuning keputihan, dan
daun mahkotanya empat. Tanaman ini mempunyai buah yang keras, bulat dengan diameter ± 2 cm dan berwarna kuning kecoklatan Gambar 10. Permukaan buah licin
atau mengkilat, bijinya bulat, keras dan bewarna hitam.
19,20
Daging buah sedikit berlendir dan aromanya wangi.
20
Buah lerak terdiri dari 73 daging buah dan 27 biji. Buah lerak sering digunakan sebagai pencuci kain batik di Jawa, biasa juga
digunakan untuk mencuci emas, sebagai pembersih muka guna menghilangkan jerawat dan sebagai obat penyakit kulit terutama penyakit kudis.
19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10.
Kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam buah lerak adalah saponin 28, senyawa alkaloid, polifenol, senyawa antioksidan dan golongan flavonoid, juga
tanin.
19
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kulit buah, biji, kulit batang dan daun lerak mengandung saponin dan flavanoid, sedangkan kulit buahnya juga mengandung
alkaloida dan polifenol. Kulit batang dan daun tanaman lerak mengandung tanin. Dengan demikian, ekstrak buah lerak mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan
polifenol. Masing-masing kandungan tersebut mempunyai efek antibakteri.
19,20
Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba sebagai surfaktan atau deterjen yang diduga akan menyerang lapisan batas sel bakteri melalui ikatan gugus
polar dan non polar sehingga menyebabkan terjadinya lisis pada dinding sel bakteri. Flavonoid diduga dapat merusak membran sel karena sifatnya yang lipofilik dan
kemampuannya membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler. Senyawa fenol menghambat enzim penting mikroorganisme, sedangkan alkaloid sudah digunakan
berabad-abad dalam bidang medis karena dapat melawan sel asing melalui ikatan dengan DNA sel sehingga mengganggu fungsi sel.
47
Berbagai penelitian untuk mengembangkan lerak sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar telah dilakukan. Dalam pengembangannya, diketahui bahwa
Buah lerak yang berasal dari Desa Maga, Kecamatan Panyabungan Tapanuli Selatan
skala = 1cm
19
Universitas Sumatera Utara
ekstrak lerak memiliki efektivitas antibakteri dan antifungal. Penelitian membuktikan bahwa ekstrak lerak 0,01 mempunyai efek antibakteri terhadap Streptococcus
mutans dan Candida albicans yang lebih baik dari NaOCl 5.
21,22
Pada penelitian terhadap Fusobacterium nucleatum, ekstrak lerak mempunyai efek antibakteri dengan
nilai Kadar Hambat Minimum KHM dan nilai Kadar Bunuh Minimum KBM 0,25, dan 0,01 untuk saponin buah lerak.
23
Sedangkan pada penelitian terhadap Enterococcus faecalis, ekstrak lerak mempunyai efek antibakteri dengan nilai KBM
25.
24
Penelitian juga membuktikan bahwa ektrak lerak diketahui mempunyai efek analgetik pada konsentrasi 2,5, 5, 7,5
25
dan efek antiinflamasi pada konsentrasi 0,01.
26
Selain itu, dari penelitian terdahulu diperoleh hasil bahwa nilai LC50 ekstrak lerak berada pada konsentrasi 1,25.
27
Salah satu syarat lain agar ekstrak lerak dapat digunakan sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar adalah memiliki tegangan permukaan yang rendah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lerak 17,5 dan 20 memiliki tegangan permukaan yang sama dengan CHX 2 dan lebih rendah pada konsentrasi 25,
28
sedangkan bila dibandingkan dengan NaOCl 2,5 ekstrak etanol lerak memiliki tegangan permukaan yang lebih rendah pada konsentrasi 5 - 25.
29
Pada penelitian mengenai pengaruh berbagai sediaan ekstrak lerak terhadap pembentukan celah
mikro pada apikal saluran akar tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara celah mikro yang dihasilkan ekstrak etanol lerak 0,01 dan saponin buah lerak
0,008 dengan celah mikro yang dihasilkan oleh kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18. Hal tersebut menunjukkan bahwa irigasi dengan ekstrak lerak 0,01 dan irigasi
dengan saponin buah lerak 0,008 dapat mengangkat smear layer sama efektifnya dengan irigasi menggunakan kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18.
30
Selain itu, dari penelitian juga didapatkan bahwa irigasi menggunakan ekstrak lerak 0,01 tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kekuatan tarik resin komposit dengan dentin dibandingkan dengan irigasi menggunakan kombinasi NaOCl 5 dan
EDTA 18 yang berarti irigasi menggunakan ekstrak lerak 0,001 akan memberikan hasil kekuatan perlekatan yang sama bila dibandingkan dengan irigasi
menggunakan kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18.
31
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori