Penentuan KHM bahan coba Penentuan KBM bahan coba

Gambar 21.

3.7.5 Penentuan KHM bahan coba

Konsentrasi ekstrak etanol lerak yang diuji dalam penelitian ini dimulai dari 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125 dan 1,625. Dari masing-masing konsentrasi tersebut diambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml suspensi bakteri dengan menggunakan mikropipet ke dalam masing- masing tabung bahan coba tersebut kemudian divorteks, lalu diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam pada inkubator CO 2 . Amati kekeruhan yang terjadi dengan bantuan spektofotometer, lalu bandingkan tabung-tabung tersebut dengan kontrol untuk menentukan nilai KHM. Tabung dengan kekeruhan yang mulai tampak jernih merupakan KHM, yaitu konsentrasi minimal bahan coba yang mampu menghambat pertumbuhan P.gingivalis dalam media perbenihan setelah diinkubasi 24 jam.

3.7.6 Penentuan KBM bahan coba

Hasil pengujian penentuan nilai KHM dilanjutkan dengan penghitungan jumlah koloni bakteri menggunakan metode Drop Plate Miles Misra. Dengan metode ini dapat dihitung jumlah bakteri hidup yang telah disuspensikan dalam bahan coba. Setelah diinkubasi pada prosedur penentuan KHM, bahan coba dari konsentrasi seperti di atas divorteks dan diambil 50 μl untuk setiap konsentrasi lalu diteteskan ke dalam media padat Mueller Hinton Agar. Petri direplikasi sebanyak 4 petri, P.gingivalis ATCC 33277 yang telah dibiakkan secara murni pada media MHA dalam suasana anaerob. Universitas Sumatera Utara diamkan selama 15-20 menit sampai kering kemudian diinkubasi dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 o C selama 24 jam. Kemudian, dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri untuk mendapatkan nilai KBM dengan bantuan mikroskop. Jumlah koloni bakteri dihitung dengan prinsip satu sel bakteri hidup bila dibiakkan pada media padat akan tumbuh menjadi satu koloni bakteri. Apabila bentuk koloni melebar dianggap berasal dari satu koloni, bila bentuknya dua koloni bersinggungan dianggap sebagai dua koloni. Koloni P.gingivalis pada media padat berbentuk bulat dan bewarna putih keruh. Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, dibuat rata-ratanya dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Oleh karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal sebelum dilakukan dilusi maka faktor pengenceran x1, selain itu karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat sebanyak 50 μl, maka hasil perhitungan harus dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil sesuai satuan standar CFUml. Contoh cara perhitungan koloni pada metode Drop Plate Miles Misra : a. Pada media padat ditetesi sebanyak 50 μl suspensi bahan coba dengan menggunakan mikropipet. b. Kemudian hitung jumlah koloni yang ada dengan menggunakan mikroskop dan didapatlah sebanyak 5 koloni. c. Jadi jumlah bakteri pada bahan coba tersebut adalah: 5 x 1 faktor pengenceran x 20 faktor pengali = 100 CFU ml

3.8 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica) sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In Vitro)

3 56 77

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Secara In Vitro

6 63 80

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

1 55 78

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 14

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 4

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 13