digunakan, maka potensi untuk mengiritasi jaringan juga semakin besar. Oleh karena itu, jarum irigasi harus ditempatkan secara longgar agar bahan irigasi NaOCl tidak
melewati foramen apikal karena dapat menyebabkan iritasi yang serius pada jaringan periapikal.
13
2.1.1.2 Ethylenediaminetetraacetic acid EDTA
Ethylenediamine Tetra-Acetic Acid EDTA mulai digunakan sebagai bahan irigasi sejak tahun 1957.
11
Penggunaan EDTA efektif untuk mendemineralisasi permukaan dentin dan menghilangkan smear layer, namun tidak efektif untuk
menghilangkan debris organik dan tidak memiliki efek antimikrobial. Oleh sebab itu, penggunaan EDTA sering dikombinasikan dengan NaOCl yang dapat melarutkan
jaringan pulpa dengan baik dan memiliki efek antimikrobial.
15
Namun, penggunaannya harus dilakukan secara terpisah karena EDTA sangat reaktif terhadap
NaOCl.
32
Efek EDTA pada dentin bergantung pada konsentrasi larutan dan lamanya waktu berkontak dengan dentin.
33
EDTA efektif digunakan pada pH netral dan konsentrasi yang umum dipakai dalam bidang endodonti adalah 17. Waktu yang
direkomendasikan adalah irigasi dengan EDTA 17 selama 1 menit pada akhir prosedur preparasi untuk menghilangkan smear layer. Dentin yang terpapar EDTA
selama lebih dari 10 menit dapat menyebabkan dentin peritubular dan intratubular terkikis berlebihan.
10,11
2.1.1.3 Klorheksidin CHX
Klorheksidin CHX pertama sekali dikembangkan oleh laboratorium penelitian Imperial Chemistry Industries Ltd pada akhir tahun 1940-an. Larutan ini
bersifat basa kuat dan paling stabil dalam bentuk garam, yaitu klorheksidin diglukonat. CHX merupakan antiseptik yang potensial, sehingga CHX 0,1 - 0,2
sering digunakan untuk mengontrol pembentukan plak dalam rongga mulut.
32
CHX juga direkomendasikan sebagai bahan irigasi dan medikamen saluran akar karena
bersifat biokompatibel dan memiliki efek antimikrobial yang luas.
11,32
Terlebih lagi, CHX sangat efektif untuk melawan bakteri E.faecalis, yaitu salah satu bakteri
patogen yang paling sering ditemukan pada perawatan saluran akar yang gagal.
10
Hal
Universitas Sumatera Utara
ini disebabkan karena adanya perlekatan antara CHX dengan hidroksiapatit pada dentin sehingga menghasilkan efek antimikrobial yang bertahan lama.
11,13
CHX bersifat bakteriostatik pada konsentrasi minimal 0,2 dan bakterisidal pada konsentrasi 2 sehingga CHX 2 lebih sering digunakan sebagai bahan irigasi
saluran akar.
12,32,33
Beberapa penelitian menemukan bahwa CHX 2 memiliki efek antibakterial yang sedikit lebih baik dari NaOCl 5,25.
11,33
Walaupun CHX bersifat biokompatibel dan memiliki efek antibakterial yang baik, namun CHX kurang efektif
terhadap bakteri gram negatif dan tidak dapat digunakan sebagai irigan tunggal karena CHX tidak dapat melarutkan jaringan nekrotik dan debris sehingga dapat
menyumbat tubulus dentin.
12,13
Oleh sebab itu, penggunaan CHX biasanya dikombinasikan bersama bahan irigasi lain seperti NaOClEDTA dan digunakan
sebagai final rinse.
32
2.1.1.4 MTAD
Mixture of tetracycline isomer, acid and detergent MTAD merupakan bahan irigasi berbasis antibiotik yang dikembangkan dari campuran tetracycline isomer,
asam dan deterjen.
11,15,16
Penggunaan bahan irigasi ini sebenarnya memicu kontroversial karena dikhawatirkan dapat memicu peningkatan bakteri yang
resisten.
11
MTAD bersifat biokompatibel dan telah dibuktikan efektif untuk mengeliminasi mikroorganisme dan memiliki aktivitas antimikroba secara
berkepanjangan.
15,16
Penelitian membuktikan bahwa MTAD memiliki efek antibakterial yang lebih baik dalam mengeliminasi bakteri E.faecalis dibandingkan
dengan NaOCl 2,5 dan CHX 2.
12
MTAD direkomendasikan sebagai final rinse karena mengandung asam yang dapat menghilangkan smear layer dan tetrasiklin
untuk membunuh bakteri.
16
Konsentrasi yang disarankan untuk digunakan sebagai bahan irigasi adalah MTAD 1,3. Namun, karena MTAD kurang efektif dalam
melarutkan jaringan organik, MTAD lebih disarankan untuk digunakan pada akhir preparasi setelah penggunaan NaOCl. Penelitian secara in vitro juga melaporkan
bahwa penggunaan MTAD dalam jangka panjang dapat menyebabkan stain pada jaringan keras gigi.
17
Walaupun MTAD memiliki sifat antimikrobial yang baik,
Universitas Sumatera Utara
namun masih sangat sedikit penelitian yang membandingkan tentang keefektifannya terhadap NaOCl dan CHX sehingga belum diketahui apakah MTAD merupakan
bahan irigasi yang lebih baik dari NaOCl dan CHX.
12
2.1.2 Teknik Irigasi Saluran Akar