Nilai Penting dalam Tujuh Minggu Pascapenerangan Sempurna

11 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

2. Nilai Penting dalam Tujuh Minggu Pascapenerangan Sempurna

Buddha mengakui bahwa pengembaraan-pengembaraan-Nya yang lampau dalam kehidupan membawa penderitaan adalah suatu kenyataan. Hal ini membuktikan tentang tumimbal lahir kembali. Beliau berusaha mencari obat untuk mengobati penderitaan manusia dan sebagai akibatnya Beliau menderita. Selama Beliau tidak dapat menemukan arsitek yang membangun rumah ini tubuh, penderitaan tidak mungkin lenyap. Beliau melakukan pengembaraan, setelah suatu proses pencarian penyebab penderitaan tidak berhasil. Akhirnya, Beliau menemukan penyebab penderitaan, yaitu arsitek bangunan “rumah” yang sulit ditangkap ini. Ternyata arsitek itu tidak terletak di luar tubuh, tetapi di dalam lubuk hati sendiri. Arsitek ini berupa nafsu keinginan atau kemelekatan, pencipta diri, unsur mental yang tersembunyi dalam semua makhluk. Bagaimana dan kapan nafsu keinginan muncul ini sulit untuk dapat dipahami. Apa yang diciptakan oleh diri sendiri, oleh diri sendiri pula ciptaan itu dapat dihancurkan. Penemuan ini akan menghasilkan pemberantasan nafsu keinginan untuk pencapaian keadaan Arahat, yang disebut sebagai ‘akhir dari nafsu keinginan.’ Atap rumah ciptaan sendiri ini adalah kegemaran kilesa seperti kemelekatan keserakahan lobha, kebencian dosa, khayalankebodohan moha, kesombongan mana, pandangan-pandangan salah ditthi, keragu-raguan vicikiccha, kemalasan thina, kegelisahan uddhacca, moral yang tidak takut malu ahirika, moral yang tidak takut terhadap akibat anottappa. Belandar yang menunjang atap melambangkan kebodohan. Kebodohan adalah akar penyebab semua nafsu keinginan. Kehancuran kebodohan melalui kebijaksanaan mengakibatkan penghancuran total dari rumah itu. Tiang belandar dan atap adalah bahan yang diperlukan oleh arsitek untuk membangun rumah yang tidak diinginkan ini. Dengan perusakan mereka, arsitek kehilangan bahan- bahan untuk membangun rumah yang tidak diinginkan ini. Dengan penghancuran semua ini, pikiran yang sulit dikendalikan mencapai keadaan tanpa kondisi, yaitu Nibbãna. Apa pun yang bersifat keduniawian ditinggalkan dan hanya keadaan yang bersifat di luar keduniawian itulah Nibbãna yang kekal. Releksi Umumnya orang sesaat setelah menikmati kesusksesan biasanya akan berhenti sejenak sambil merenungkan apa yang telah dilaluinya. Pernahkah kamu merasakan seperti itu? 12 Buku Guru Kelas VII SMP Sebagai penghargaan terhadap pohon Bodhi yang sudah menaungi Bodhisattva Pangeran Sidharta selama bermeditasi sampai Beliau memperoleh Penerangan Sempurna, umat Buddha sampai sekarang menghargai pohon Bodhi. Batin yang teguh dapat menghindarkan kita dari segala godaan. Oleh sebab itu, kita harus berlatih mengendalikan pikiran dan membersihkan batin sehingga kita mampu menghalau segala bentuk godaan. Buddha sudah menemukan arti kebahagiaan sejati. Kebahagiaan itu dapat dicapai kalau kita tidak melekat pada keinginan dan mampu melenyapkan nafsu keinginan tidak baik. Kebahagiaan abadi ini disebut Nibbãna atau Nirvana. Petunjuk Guru: a. Materi pembelajaran di atas dapat dipakai untuk beberapa kali pertemuan. b. Pada minggu pertama, berdiskusi untuk meringkas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. c. Pada minggu ke dua, peserta didik melakukan latihan meditasi duduk, berdiri, dan berjalan dengan bimbingan guru. d. Peserta didik menceritakan pengalaman-pengalaman batin yang diperoleh pada saat melakukan meditasi. e. Kelompok diskusi mencatat hasil pengalaman-pengalaman batin tersebut. f. Guru menyediakan daftar pertanyaan yang dapat dijawab oleh peserta didik setelah materi di atas disajikan. Releksi Kalau kita sudah memahami permasalahan dengan jelas, kita akan mudah mengurutkan penyebab maupun pemecahannya. Kita akan mampu melihat apa pun dan siapa pun yang terlibat dan membantu proses keberhasilan penghancuran rumah ciptaan sendiri itu. Kita tidak boleh melupakan apa pun dan siapa pun yang sudah berjasa. 1. Renungkan apa dan siapa yang berjasa dalam kehidupanmu di saat-saat tertentu maupun sampai kamu pada kondisi seperti sekarang. Bagaimanakah rasa atau cara kamu untuk menunjukkan membalas budi kepada mereka yang berjasa dalam kehidupanmu? 2. Perankan kalian melakukan meditasi seperti yang dilakukan Buddha Gotama? Coba lakukan meditasi secara bertahap 1, 2, 3 menit dst....tiap pagi setelah bangun tidur dan malam ketika mau tidur. 13 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

H. Pelaksanaan Pembelajaran