Amisa Puja Cara Pemujaan

86 Buku Guru Kelas VII SMP ●

G. Materi Pembelajaran

Puja Bakti

A. Cara Pemujaan

Agama Buddha mengenal pemujaan yang ditujukan pada objek benar dan berdasar pandangan benar. Ada dua cara pemujaan, yaitu Amisa Puja dan Patipatti Puja.

1. Amisa Puja

Amisa puja berawal dari sejarah bagaimana Bhikkhu Ananda sebagai murid Buddha merawat Buddha selama hidup. Amisa puja memiliki pengertian bahwa pemujaan dilakukan dengan persembahan. Kitab Mangalatthadipani menguraikan empat hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Amisa Puja ini, yaitu seperti berikut. a. Sakkara: memberikan persembahan materi b. Garukara: menaruh rasa bakti terhadap nilai-nilai luhur c. Manana: memperlihatkan rasa percayakeyakinan d. Vandana: mengungkapkan puji-pujian Agar Amisa puja dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, ada tiga kesempurnaan yang perlu diperhatikan, yaitu seperti berikut. a. Vatthusampada: kesempurnaan materi b. Cetanasampada: kesempurnaan dalam kehendak c. Dakkhineyyasampada: kesempurnaan dalam objek pemujaan Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum berbicara tentang puja bakti adalah sejarah bagaimana terjadinya puja bakti. 1. Buddha tidak pernah mengajar bagaimana cara suatu upacara. Buddha hanya mengajarkan Dharma agar semua makhluk terbebas dari penderitaan. 2. Upacara yang ada pada saat itu hanyalah upacara upasampada bhikkhu dan samanera. Sebelum materi ini disampaikan, Guru mengajak peserta didik untuk melakukan hening meditasi sejenak 87 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 3. Upacara yang sekarang ini kita lihat merupakan perkembangan dari kebiasaan yang ada, yang terjadi sewaktu Buddha masih hidup yang disebut `Vattha’. Artinya, kewajiban yang harus dipenuhi oleh para bhikkhu seperti merawat Buddha, membersihkan ruangan, mengisi air dan sebagainya. Kemudian, mereka semua bersama dengan umat duduk mendengarkan khotbah Buddha. 4. Setelah Buddha parinibbana wafat, para bhikkhu dan umat tetap berkumpul untuk mengenang Buddha dan menghormat Sang Tiratana, yang merupakan kelanjutan kebiasaan Vattha. 5. Buddha Dharma sebagai ajaran universal tidak mengalami perubahan pengurangan maupun tambahan. Oleh sebab itu, manifestasi pemujaan kita pada Triratna Tiratana yang diwujudkan dalam bentuk upacara dan cara kebaktian hendaknya tetap didasari dengan pandangan benar sehingga tidak menyimpang dari Buddha Dharma itu sendiri.

2. Patipatti Puja