2.2 Jamur Tiram Pleurotus ostreatus
Berikut ini merupakan taksonomi Jamur tiram, yaitu: Kingdom :
Myceteae fungi
Division : Amastigomycotae
Sub division : Basidiomycotae
Kelas :
Basidiomycetes Ordo
: Agaricales
Familia : Agaricaeae
Genus :
Pleurotus Spesies :
Pleurotus sp Nama jamur tiram diberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat,
lonjong dan melengkung menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram licin, agak berminyak jika lembab, dan tepiannya bergelombang. Diameternya
mencapai 3-15 cm.
Gambar 2.1 Jamur usia 3,4 dan 5 hari Batang atau tangkai Jamur Tiram Putih tidak tepat berada di tengah tudung,
tetapi agak ke pinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak percabangan dan menyatu dalam media. Jika sudah tua, daging buahnya akan menjadi
liat dan keras. Warna jamur yang sering disebut oyster mushroom ini bermacam- macam, ada yang coklat, putih, abu-abu dan merah. Di Indonesia jenis yang paling
banyak dibudidayakan adalah Jamur Tiram Putih. Jamur Tiram Putih memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas
atau bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut dengan pin head atau
calon tubuh buah jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buah jamur. Jamur Tiram Putih dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar
600 m dari permukaan laut di lokasi yang memiliki kadar air sekitar 60 dan derajat
Universitas Sumatera Utara
keasaman atau pH 6-7. jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar airnya kurang dari 60, miselium jamur ini tidak bisa menyerap sari makanan dengan baik sehingga
tumbuh kurus. Sebaliknya jika kadar air di lokasi tumbuhnya terlalu tinggi jamur ini akan terserang penyakit busuk akar.
Secara alami Jamur Tiram Putih banyak ditemukan tumbuh di batang kayu lunak yang telah lapuk seperti pohon karet, dammar, kapuk atau sengon yang
tergeletak di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Tidak seperti tanaman autotrofik yang mengambil makanan dari dalam tanah
dan mengolahnya melalui proses fotosintesis, jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan yang dihasilkan oleh organisme lain. Oleh karena itu media tanam
jamur bukan tanah. Media tanam utama untuk Jamur Tiram Putih adalah batangan kayu atau bagian tubuh tanaman yang sudah mati. di tempat seperti itulah terkandung
selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan dari jamur.Parjimo Andoko,2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kandungan Nutrisi Jamur