Permasalahan yang timbul dalam Pelaksanaan Program Asuransi Kesehatan PNS

C. Permasalahan yang timbul dalam Pelaksanaan Program Asuransi Kesehatan PNS

Program asuransi kesehatan Indonesia yang membentuk sistem proteksi sosial terdiri dari sub-sub sistem pendekatan dalam penyelenggaraan jaminan sosial dan upaya penciptaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah serta pemberdayaan komunitas marjinal untuk menjadikan komunitas mandiri yang sejahtera. Hambatan utama dalam implementasi pelaksanaan asuransi kesehatan adalah masalah tindak-lanjut UU tentang BPJS yang belum terwujud. Maka dengan itu permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program asuransi kesehatan terhadap di Indonesia adalah : 49 1. Disparitas status kesehatan Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan masih cukup tinggi. Angka kematian bayi dan angka kematian balita pada golongan termiskin hampir empat kali lebih tinggi dari golongan terkaya. Selain itu, angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi di daerah perdesaan, di kawasan timur Indonesia, serta pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita yang berstatus gizi kurang dan buruk di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan cakupan imunisasi pada golongan miskin lebih rendah dibanding dengan golongan kaya. 49 Achmad Subianto, Problematika Kesejahteraan PNS, Seminar Nasional Perbaikan Sistem Pensiun Pegawai Negeri Sipil yang Diselenggarakan oleh Kementerian PAN, Tanggal 11 Mei 2005 Di Jakarta. Universitas Sumatera Utara 2. Beban ganda penyakit Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut ISPA, malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan kanker. Selain itu Indonesia juga menghadapi emerging diseases seperti demam berdarah dengue terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan double burdens. Terjadinya beban ganda yang disertai dengan meningkatnya jumlah penduduk, serta perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan meningkatnya penduduk usia produktif dan usia lanjut, akan berpengaruh terhadap jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat di masa datang. 3. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah. Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Masih rendahnya kinerja pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi penemuan kasus Case Detection Rate tuberkulosis paru. 4. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Perilaku Universitas Sumatera Utara masyarakat yang tidak sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok, rendahnya pemberian air susu ibu ASI eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada anak balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIVAIDS, penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif NAPZA dan kematian akibat kecelakaan. 5. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. 6. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupatenkota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya masih di bawah standar. Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan belum memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena lambatnya pelayanan, kesulitan administrasi dan lamanya waktu tunggu. Perlindungan masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah. Dalam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin rentan akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. 7. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Banyak puskesmas belum memiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat. Keterbatasan ini diperburuk oleh distribusi tenaga Universitas Sumatera Utara kesehatan yang tidak merata. Misalnya, lebih dari dua per tiga dokter spesialis berada di Jawa dan Bali. Permasalahan kesejahteraan PNS di asuransi kesehatan adalah masih diperburuk oleh faktor nilai rupiah yang tidak stabil. Setiap waktu nilai rupiah terpuruk sehingga mereka yang berpendapatan tetap seperti PNS semakin mengecil nilai penghasilannya dan mengalami proses pemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah dituntut untuk selalu mempertahankan nilai rupiah dan tidak membiarkan pendapatan PNS tergerus oleh kemerosotan nilai rupiah. Program pembiayaan kesehatan yang ideal untuk masyarakat Indonesia ialah yang dikenal sebagai Program Jaminan Kesehatan di Indonesia disebut Managed Care. Yaitu suatu bentuk asuransi dengan sistem prabayar prepayment berdasarkan kapitasi per kepala. Bentuk asuransi ini berbeda dengan asuransi konvensional yang sistemnya pasca bayar berdasarkan biaya yang dibayar ke dokterRS. Sehingga sering tidak disebut sebagai asuransi atau insurance, tetapi lebih sebagai jaminan kesehatan atau managed care. Masalah pembayaran pada asuransi kesehatan menjadi tanggungannya, maka bayaran dimuka itu tetap besarnya sebegitu setiap bulannya. Karena sudah dibayar dimuka, tentunya dokter bersangkutan akan lebih senang kalau pasien tanggungannya itu tidak sering datang sehingga tidak capek. Kalau dokter tersebut melakukan upaya-upaya promotif preventif sehingga pasien tanggungannya tersebut jadi lebih sehat dan tidak akan sering datang berobat. Jadi, program jaminan kesehatan ini berorientasi lebih kepada upaya agar para tertanggung menjadi sehat atau yang sering disebut sebagai paradigma sehat. Ini berbeda Universitas Sumatera Utara dengan asuransi kesehatan konvensional yang dokter dibayar hanya kalau tertanggung jatuh sakit dan berobat ke dia. Program jaminan kesehatan ini akan menekan biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat, karena dokter keluarga di layanan primer akan menjadi Gate Keeper sehingga pasien tidak akan banyak pergi ke pelayanan sekunder dan tersier di RS yang biayanya mahal. Dokter keluarga akan memberikan pelayanan yang komprehensif dan holistik meliputi berbagai masalah kesehatanpenyakit yang banyak terdapat di PNS. Jaminan kesehatan berkualitas hanya bisa direalisasikan jika didukung dengan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara karena negara berkewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan dasar berupa kesehatan dan pengobatan. Karenanya, negara wajib membangun berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik, pusat dan lembaga litbang kesehatan, sekolah kedokteran, apoteker, perawat, bidan dan sekolah lainnya yang menghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan pengobatan lainnya. Negara juga wajib mengadakan pabrik yang memproduksi peralatan medis dan obat-obatan; menyediakan SDM kesehatan baik dokter, apoteker, perawat, psikiater, penyuluh kesehatan dan lainnya. 50 50 H. Thabrany. Asuransi Kesehatan Pilihan Kebijakan Nasional, Jakarta: FKM UI, 1998, Hal 105. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENERAPAN JAMINAN KESEHATAN PT. ASKES INDONESIA