1. 16 enam belas persen untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan
disalurkan ke rekening kas umum daerah propinsi dan, 2.
64 enam puluh empat persen untuk daerah kabupatenkota penghasil dan disalurkan ke rekening kas umum daerah
kabupatenkota. Sementara itu 20 dua puluh persen bagian pemerintah dari penerimaan
BPHTB dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai pembanding dari penelitian ini akan dibahas beberapa penelitian terdahulu :
1. Halim dan Nasir 2006 telah meneliti tentang keuangan daerah
pemerintah kota Malang dan dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dilihat dari aspek kemampuan keuangan daerah adalah belum mampu.
Dikarenakan kontribusi PAD terhadap APBD kota Malang sebesar 13,23 selama tahun 2000–2004. sedangkan kemampuan PAD untuk
menopang pengeluaran daerah relatif masih rendah dengan kontribusi rata- rata 15,51 untuk periode yang sama, sehingga ketergantungan Pemko
Malang terhadap sumber keuangan lainnya masih relatif tinggi. 2.
Ester 2007 telah meneliti tentang “pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan daerah, dan pendapatan asli daerah PAD”. Penelitian ini
dilakukan di pemerintah kabupaten Langkat, hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien dari pajak daerah
b
1
= 98 dan koefisien retribusi daerah b
2
= 402, ini menunjukkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh secara positif
terhadap penerimaan daerah. b.
Hasil penelitian menunjukkan nilai R
2
sebesar 0,690. artinya 69 variable dependen penerimaan daerah kabupaten langkat dijelaskan oleh
variable independent pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten Langkat, dan sisa 31 dijelaskan oleh variable lain yang tidak
disebutkan dalam model. 3.
Joko Tri Haryanto 2007 telah meneliti tentang “Kemandirian Daerah sebuah perspektif dengan metode Path Analysis”. Studi penelitian ini
dilakukan di 26 propinisi di Indonesia dengan menggunakan metode analisis data panel. Dengan pride tahun dari tahun 2002 sampai dengan
2004, hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: a.
Dari tabel ANOVA diperoleh F untuk model 1 sebesar 165.932 dengan nilai probabilitas = 0.000. Karena nilai P 0.05 maka keputusannya
adalah Ho ditolak karena itu pengujian secara individual dapat dilakukan.
b. Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel Coefficient model 1.
Hipotesis penelitian yang hendak diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
H = 0 dimana tinggi rendahnya kapasitas fiskal daerah tidak
dipengaruhi oleh Pajak Daerah PD, Retribusi Daerah RD, PDRBjasa PDRBj, dan Bagi Hasil PajakBHP.
H
1
0 secara individual tinggi rendahnya kapasitas fiskal daerah dipengaruhi secara positif oleh Pajak Daerah PD, Retribusi
Daerah RD, PDRB jasa PDRBj dan Bagi Hasil Pajak BHP. Statitik uji
digunakan uji t yang dihitung dengan rumus. Kriteria uji, Ho ditolak jika nilai t hitung t tabel df 15;
α = 0.05 atau jika nilai P sig 0.05.
Dari hasil tabel Coefficients diperoleh informasi bahwa :
1. Koefisien jalur Pajak Daerah PD dan BHP Bagi Hasil Pajak ke
Kapasitas Fiskal keduanya secara statistik signifikan t=2.819 dengan nilai P = .006 dan t=3.672 dengan nilai P= .000. Dengan demikian,
Ho ditolak artinya koefisien jalur signifikan. 2.
Koefisien jalur Retribusi Daerah RD dan PDRB jasa PDRBj secara statistik ternyata tidak signifikan t= .856 dengan nilai P = .395
dan t= -.734 dengan nilai P = .465 sehingga Ho diterima.
Oleh karena ada koefisien jalur yang tidak signifikan maka model perlu diperbaiki melalui metode trimming yaitu mendrop atau mengeluarkan
varibel yang tidak signifikan dalam hal ini Retribusi Daerah RD dan PDRB jasa PDRBj dari analisis selanjutnya. Hasil trimming dijelaskan
oleh model 3. Perhatikan tabel coefficient model 3. Setelah dilakukan trimming maka besarnya koefisien jalur Pajak Daerah PD dan Bagi Hasil
Pajak BHP berubah masing-masing menjadi ρPD = .307 t = 3.577, P =
.001 dan ρBHP = .661 t = 7.707, P = .000 dengan nilai R
2
= .899 dan
Universitas Sumatera Utara
nilai F = 332.769. Dengan demikian kerangka hubungan kausal empiris antara Pajak Daerah PD dan Bagi Hasil Pajak BHP dengan Kapasitas
Fiskal KF dapat diperagakan melalui persamaan struktural sebagai berikut :
KF = 0.307Pajak Daerah + 0.661Bagi Hasil Pajak + 0.3178; = 0.899.
4. Frida Febriana Fajrin 2009 telah meneliti tentang “analisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kapasitas fiskal daerah”. Studi penelitian ini dilakukan pada 30 propinsi di Indonesia, dengan priode dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2005, hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut:
a. Hasil dari uji t dalam penelitian ini membuktikan bahwa Pajak Daerah
dan Bagi Hasil Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kapasitas Fiskal Daerah. Sedangkan Retribusi Daerah dan Produk Domestik Regional
Bruto tidak berpengaruh signifikan terhadap Kapasitas Fiskal Daerah. b.
uji F menghasilkan F hitung yaitu 5299,503 lebih besar dari F tabel yaitu 2,45, maka dapat dikatakan bahwa pajak daerah, retribusi daerah,
bagi hasil pajak, dan produk domestik regional bruto secara bersama sama berpengaruh terhadap kapasitas fiskal daerah. dengan R2 sebesar
0,992757 ini berarti pajak daerah, retribusi daerah, bagi hasil pajak, dan produk domestik regional bruto berpengaruh terhadap kapasitas fiskal
daerah sebesar 99,28 dan sisanya 0,72 dipengaruhi variabel lain diluar model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka konseptual