Rao 1992 mengelompokkan bahan pencemar di peraiarn menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1 limbah yang mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut
oxygen demanding waste, 2 limbah yang mengakibatkan munculnya penyakit disease causing agents, 3 senyawa organik sintetis, 4 nutrient tumbuhan, 5
senyawa anorganik dan mineral, 6 sedimen, 7 radioaktif, 8 panas thermal discharge, dan 9 minyak. Bahan pencemar polutan yang masuk ke dalam air
biasanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis pencemar yang saling berinteraksi.
2.3. Limbah
Yang dimaksud dengan limbah atau bendazat buangan yang kotor adalah bendazat yang mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan
manusia atau hewan dan umumnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk dari industrialisasi Daryanto, 1995.
2.3.1. Sumber Air Limbah
Daryanto 1995 menyebutkan bahwa biasanya air limbah dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
1. Air limbah rumah tangga
Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya
adalah daerah perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Air limbah rumah tangga dapat dibedakan atas air limbah rumah tangga dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Daerah pemukiman penduduk
b. Daerah perdaganganpasartempat usahahotel dan lain- lain
c. Daerah kelembagaan kantor-kantor pemerintahan dan swasta
d. Daerah rekreasi
2. Air limbah industri
Jumlah aliran limbah yang berasal dari industri sangat berva riasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat
penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. 3.
Air limbah rembesan dan tambahan Apabila turun hujan di suatu daerah, maka air yang turun secara cepat akan
mengalir masuk ke dalam saluran pengering atau saluran air hujan. Apabila saluran ini tidak mampu menampungnya, maka limpahan air hujan akan
digabung dengan saluran air limbah, dengan demikian akan merupakan tambahan yang sangat besar.
2.3.2. Karakteristik Air Limbah
Hindarko 2003 menyatakan bahwa melebihi suatu karakteristik tertentu, buangan air limbah ke sungai, danau, laut dan lain-lain, akan menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah PP mengenai baku mutu air
limbah yang dibuang ke badan air. Semula peraturan yang ada hanya berbentuk “Baku Mutu Effulen Standar – Departemen Kesehatan”, yang sangat umum sifatnya.
Kemudian disempurnakan dalam PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
Universitas Sumatera Utara
air dan pengendalian pencemaran air, dimana Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 empat kelas, yaitu : a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air
yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut Hindarko, 2003. Selanjutnya menurut Hindarko 2003, karakteristik fisik air limbah meliputi
jumlah zat padat terlarut, bau, suhu, berat jenis dan warna. Karakteristik kimiawi air limbah meliputi bahan organik dalam air limbah protein, karbohidrat, lemak dan
minyak, surfaktan, peptisida, senyawa anorganik dalam air limbah pH, alkalinitas, klor, nitrogen, phospor, logam berat dan senyawa beracun. Sedangkan karakteristik
biologis dari air limbah meliputi jamur, ganggang, organism pathogenik.
2.3.3. Pengolahan Air Limbah