Pengolahan Lumpur Air Limbah Domestik

upaya peningkatan kualitas limbah cair dari pengolahan tahap kedua agar dapat dibuang ke badan air penerima dan penggunaan kembali efluen tersebut. Pengolahan tahap ketiga, disamping masih dibutuhkan untuk menurunkan kandungan BOD, juga dimasudkan untuk menghilangkan senyawa fosfor dengan bahan kimia sebagai koagulan, menghilangkan senyawa nitrogen mealui proses ammonia stripping menggunakan udara ataupun nitrifikasi-denitrifikasi dengan memanfaatkan reactor biologis, menghilangkan sisa bahan organic dan senyawa penyebab warna melalui proses absorpsi menggunakan karbon aktif, menghilangkan padatan terlarut melalui proses pertukaran ion, ormosis balik maupun elektrodialisis.

2.4.2. Pengolahan Lumpur

Lumpur dikelola untuk dua alasan, yaitu : memperkecil ukuran dan menstabilkan zat organiknya Nathanson, 1986. Lumpur yang telah distabilkan tidak memiliki bau dan dapat ditangani tanpa menyebabkan terganggunya kesehatan. Volume lumpur tereduksi meminimalkan penyimpanan dan pemompaan. Ada beberapa proses pengolahan lumpur, yaitu thickening, digestion, dewatering and inceneration. Ketika incenerasi lumpur digunakan, tidak diperlukan penghancuran awal atau penstabilan lumpur. Terkadang lumpur dipadatkan untuk memperkecil ukurannya. Tiga tipe perlakuan untuk lumpur ditunjukkan pada Gambar 3. Universitas Sumatera Utara Aplikasi tanah atau Sludge TPA Sludge Abu residu Opsional Sludge Pembuangan Pengentalan Pembakaran Pengeringan Pengentalan Pengeringan Penghancuran Pengentalan Sumber : Nathanson, 1986 Gambar 3. Tiga Cara Mengolah Lumpur 1. Thickening Pengentalan Biasanya tidak dapat dilakukan perlakuan untuk lumpur cair yang memiliki konsentrasi padat kurang dari 4. Lumpur teraktivasi adalah contoh untuk lumpur tipis. Pemadatan adalah proses fisik untuk meningkatkan konsentrasi padat dari lumpur. Seperti yang telah dijelaskan, variasi ukuran lumpur berbanding terbalik dengan konsentrasi padatnya. Sebagai contoh, melipat gandakan kandungan padat dari 3 – 6, akan mengurangi ukuran volume setengahnya. 2. Digestion Penghancuran Penghalusan lumpur adalah proses dimana dekomposisi biokimia dari padatan organic terjadi; pada proses dekomposisi zat organic berubah menjadi zat yang lebih stabil dan sederhana. Penghalusan juga mengurangi berat atau massa total Universitas Sumatera Utara dari padatan lumpur, membunuh pathogen, dan memudahkan untuk mengeringkan lumpur. Lumpur yang telah dihaluskan memiliki bentuk dan karakteristik seperti butiran tanah. 3. Dewatering Pengeringan Proses menghilangkan kandungan air dari lumpur cair dengan tujuan untuk merubah kandungannya dari tanah lembab disebut penghilangan air dari lumpur. Proses ini disebut juga pengeringan lumpur, lumpur yang kering masih memiliki kandungan air, sebanyak 70. Tetapi dalam lumpur yang memiliki kandungan air 70 atau kurang tersebut, lumpur diangkat, maka tidak lagi memiliki sifat seperti zat cair dan bias ditangani dengan cara manual atau mekanis. Lumpur juga biasanya dikubur atau dibakar di incinerator. 4. Inceneration Limbah lumpur dapat dibakar agar penguapan air dapat sempurna dan untuk merubah padatan organic menjadi debu inert. Lumpur sebelumnya sebisa mungkin dikeringkan dengan tujuan untuk meminimalkan kandungan keperluan minyak. Incenerasi digunakan pada kawasan yang kurang memiliki lahan kosong, biasanya pada populasi perkotaan. Pengawasan polusi udara menjadi pertimbangan yang sangat penting pada pengelolaan lumpur dengan tipe seperti ini; gas keluaran incinerator harus dikelola sesuai dengan standar kualitas udara EPA. Universitas Sumatera Utara 2.5. Persepsi 2.5.1. Pengertian Persepsi