BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kualitas Air limbah Olahan IPAL
Analisis kualitas air limbah olahan IPAL Tanjung Gading selama 3 tiga bulan terakhir, yaitu September, Oktober dan Nopember tahun 2010 yang dilakukan
oleh PT. Inalum dan Peneliti dimana analisa dilakukan di laboratorium Departemen Perindustrian memberi hasil seperti dalam Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Air Limbah Olahan IPAL Tanjung Gading September - November 2010
Parameter Rata-Rata
Hasil Analisis Standard Kualitas
Hasil Analisis Dept Industri
Kepmen LH PT. Inalum
Sept 2010 No.112 thn 2003
pH 7.1
6.28 6.0-9.0
Padatan tersuspensi 23 mgL
5 mgL 100 max
Minyak 0.8 mgL
2 mgL 10 max
BOD 4.3
mgL 6.19 mgL
100 max Sumber : Data Penelitian, 2010.
Ket : Untuk analisis di laboratorium Dept. Industri hanya dilakukan 1 kali di bulan September sebagai pembanding.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3 terlihat bahwa hasil analisis PT. Inalum maupun hasil analisis Departemen Perindustrian terhadap keempat parameter fisika, kimia dan biologi
kualitas air limbah olahan pH, padatan tersuspensi, minyak dan BOD memperlihatkan perbedaan antara satu sama lainnya, akan tetapi hasil kedua analisis
masih belum melampaui batas maksimum standard kualitas yang ditetapkan oleh Kepmen LH No. 112 tahun 2003. Dengan demikian kualitas air limbah olahan IPAL
Tanjung Gading telah memenuhi standard kualitas yang ditetapkan pemerintah. Hal ini dikarenakan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan di Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik Sewage Station Tanjung Gading telah cukup memadai untuk mengurangi kadar pollutant yang ada pada air limbah domestik yang
berasal dari perumahan Tanjung Gading.
4.2. Kualitas Air Sungai Sipare-pare
Analisis kualitas air sungai Sipare-pare 50 m sebelum dan 50 m setelah outlet IPAL selama 3 tiga bulan terakhir, yaitu September, Oktober dan Nopember tahun
2010 yang dilakukan oleh PT. Inalum dan Peneliti dimana analisis dilakukan di laboratorium Departemen Perindustrian memberi hasil seperti pada Tabel 4 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Sipare‐pare September ‐
November 2010
Sampel Parameter
PT. Inalum
Departemen Perindustrian
Standard Rata
‐rata Rata‐rata Sebelum
Setelah PP
822001 Sebelum
Setelah Sept. 2010 Sept. 2010 Kelas
II
1 Suhu
27.50 27.50
‐ ‐
30 max
2 pH
7.07 7.00
6.98 6.71
6.0 ‐9.0
3 Susp.solid
165.00 191.67
7.00 9.00
50 mgL max
4 BOD
5.00 9.00
19.20 11.90
3 mgL max
5 COD
15.57 15.13
20.00 31.90
25 mgL max
6 Pospat
0.31 0.46
0.20 0.22
0.2 mgL max
Sumber : Data Penelitian, 2010.
Ket :
50 m sebelum outlet IPAL
50 m setelah outlet IPAL Untuk analisis di laboratorium Dept. Industri hanya dilakukan 1 kali di bulan
September sebagai pembanding.
Baku Mutu Kelas II sesuai PP No. 82 Tahun 2001
Tabel 4 memperlihatkan bahwa ada perbedaan parameter dan hasil analisis antara
PT. Inalum dan Departemen Perindustrian dimana berdasarkan hasil analisis PT. Inalum,
kualitas air sungai Sipare‐pare hanya memenuhi persyaratan standard kualitas PP No. 82
tahun 2001 Kelas II dalam parameter suhu, pH dan COD baik sebelum maupun setelah
Universitas Sumatera Utara
outlet, sedangkan berdasarkan analisis Departemen Perindustrian, kualitas air sungai Sipare‐
pare hanya memenuhi persyaratan standard kualitas PP No. 82 tahun 2001 kelas II dalam
parameter pH dan padatan tersuspensi sebelum dan sesudah outlet dan kadar pospat
sebelum outlet. Dengan demikian kualitas air sungai Sipare‐pare tidak memenuhi semua
persyaratan kualitas standard yang ditetapkan pemerintah dalam PP. No. 82 tahun 2001
kelas II terutama dalam parameter BOD dan Pospat. Dengan kata lain, kualitas air sungai
Sipare ‐pare tidak layak peruntukannya baik untuk prasaranasarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, irigasi dan peruntukan lain yang
mempersyaratkan kualitas air yang sama. Hal ini dikarenakan telah terjadi pencemaran di
Hulu Sungai Sipare‐pare yang disebabkan oleh adanya aktivitas manusia seperti MCK,
limbah domestik dari rumah makan, dll.
4.2.1. Uji Beda Rata‐Rata Kualitas Air Sungai Sebelum dan Setelah Outlet
4.2.1.1. Berdasarkan hasil analisis PT. Inalum
Analisis perbedaan kualitas air sungai Sipare‐pare sebelum dan setelah outlet
berdasarkan hasil analisis PT. Inalum adalah seperti pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata‐Rata Kualitas Air Sungai Berdasarkan Hasil
Analisis PT. Inalum
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai rata‐rata means kualitas air sebelum dan setelah
outlet secara berturut‐turut adalah 36.74 dan 41.79 dimana nilai means sebelum outlet
nilai means sesudah outlet. Hal ini berarti bahwa kualitas air sungai Sipare‐pare sebelum
outlet lebih tinggi dibandingkan sesudah outlet untuk parameter TSS, BOD dan Pospat.
Perbedaan kualitas air tersebut adalah signifikan sebagaimana diperlihatkan oleh hasil
analisis Levene Test pada Tabel 6 berikut ;
Tabel 6. Hasil Levene Significance Test
Uji Sampel Bebas
.072 .794
-.127 10
-5.05167 -93.77872
83.67539 -.127
9.78 -5.05167
-94.05297 83.94964
Kualitas air menurut analisis lab PT. Inalum
F Sig.
Uji Levene Untuk Pers.
Variasi
t df
Beda Rata-rata
Rendah Tinggi
Rentang Kepercayaan 95 untuk
Beda Uji-t untuk Pers. Beda
Grup Statistik
6 36.7417
63.55951 25.94806
6 41.7933
73.99010 30.20633
Kelompok Sebelum outlet
Sesudah outlet Kualitas air menurut
analisis lab PT. Inalum N
Rata-rata Simp. Baku
Std. Error Mean
Dari Tabel 6 terlihat bahwa nilai sig‐F = 0.794 atau lebih besar dari 0.05. Berdasarkan kriteria
persyaratan Levene test jika nilai significance test 0.05, berarti perbedaannya signifikan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perbedaan kualitas air Sipare‐pare
Universitas Sumatera Utara
sebelum dan setelah outlet adalah signifikan. Hal ini juga didukung oleh hasil t‐test for
equality of means dimana perbedaan nilai means adalah positif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kualitas air sungai Sipare‐pare sebelum outlet lebih tinggi dari kualitas
air sesudah outlet dan perbedaannya adalah signifikan.
4.2.1.2. Berdasarkan hasil analisis Departemen Industri
Analisis perbedaan kualitas air sungai Sipare‐pare sebelum dan setelah outlet
berdasarkan hasil analisis Departemen Perindustrian adalah seperti pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rata‐Rata Kualitas Air Sungai Berdasarkan Hasil
Analisis Departemen Perindustrian
Kelompok Statistik Uji -t
5 10.6760
8.60981 3.85043
5 11.9460
11.95573 5.34677
Kelompok Sebelum outlet
Sesudah outlet Kualitas air Menurut
Lab Dept.Industri N
Rata-rata Simp. Baku
Std. Error Mean
Dari Tabel 7 terlihat bahwa nilai rata‐rata means kualitas air sebelum dan setelah
outlet secara berturut‐turut adalah 10.67 dan 11.94 dimana nilai means sesudah outlet
nilai means sebelum outlet. Hal ini berarti bahwa kualitas air sungai Sipare‐pare sebelum
outlet lebih tinggi dibandingkan sesudah outlet untuk parameter COD dan Pospat.
Perbedaan kualitas air ini adalah signifikan sebagaimana diperlihatkan oleh hasil analisis
Levene Test pada Tabel 8 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hasil Levene Significance Test
Uji Sampel Bebas
.048 .832
-.2 8
-1.27000 6.58891 -16.46404
13.92404 -.2
7.27 -1.27000
6.58891 -16.73396 14.19396
Kualitas air Menurut Lab Dept.Industri
F Sig.
Uji Levene Untuk Pers.
Variasi
t df
Beda Rata-rata
Std. Error Difference
Rendah Tinggi
Rentang Kepercayaan 95
Untuk Beda Uji-t untuk Pers. Beda
Dari Tabel 8 terlihat bahwa nilai F = 0.832 atau 0.05. Berdasarkan kriteria persyaratan
Levene test jika nilai significance test 0.05, berarti perbedaannya adalah signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perbedaan kualitas air Sipare‐pare sesudah
dan sebelum outlet adalah signifikan. Hal ini juga didukung oleh hasil t‐test for equality
of means dimana perbedaan nilai means adalah positif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kualitas air sungai Sipare‐pare sesudah outlet lebih tinggi dari kualitas air
sebelum outlet.
4.3. Analisis Persepsi Masyarakat
4.3.1. Analisis Univariate
Universitas Sumatera Utara
Analisis univariate dipergunakan untuk mengetahui distribusi karakteristik
responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jarak rumah, letak rumah,
lama tinggal dan CSR dengan hasil sebagai berikut :
4.3.1.1. Pendidikan
Karakteristik pendidikan dalam analisis ini dibagi 4 bagian yakni 1 tidak sekolah 2.
SDSMP, 3. SMA dan 4. Perguruan Tinggi sehingga distribusi karakteristik pendidikan dapat
disusun pada Tabel 9 berikut :
Tabel 9. Distribusi Pendidikan Responden
No Pendidikan
Frekuensi n
Persentase
1 Perguruan
Tinggi 4
8.00 2
SMA 21
42.00 3
SDSMP 22
44.00 4
Tidak sekolah
3 6.00
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 9 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 4 8.00 responden
berpendidikan perguruan tinggi, 21 42.00 responden berpendidikan SMA, 22 44.00
responden berpendidikan SDSMP dan 3 6.00 responden tidak bersekolah. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan SDSMP
yakni sebanyak 22 44.00 responden.
4.3.1.2. Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan dalam analisis ini dibagi 7 bagian yakni 1 Pensiunan, 2
Pengemudi, 3 IRT, 4 Karyawan swasta, 5 PNS, 6 Petani dan 7 Wiraswasta sehingga
distribusi karakteristik pekerjaan dapat disusun pada Tabel 10 berikut :
Tabel 10. Distribusi Pekerjaan Responden
No Pekerjaan
Frekuensi n
Persentase
1 Pensiunan
1 2.0
2 Pengemudi
2 4.0
3 IRT
15 30.0
4 Karyawan
swasta 8
16.0 5
PNS 1
2.0 6
Petani 11
22.0 7
Wiraswasta 12
24.0 Total
50 100.00
Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 1 2.00 responden
adalah pensiunan, 24.0 pengemudi, 15 30.0 IRT, 8 16.0 karyawan swasta, 1 2.0
PNS, 1122.0 petani, dan 12 24.0 wiraswasta. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga IRT yakni sebanyak 15
30.0 responden.
4.3.1.3. Pendapatan
Karakteristik pendapatan dalam analisis ini dibagi 3 bagian yakni 1 1.500.000, 2
Rp 750.000 ‐ Rp. 1.500.000, 3 Rp 750.000, sehingga distribusi karakteristik pendapatan
dapat disusun pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Distribusi Pendapatan Responden
No Pendapatan
Frekuensi n
Persentase
1 Rp
1.500.000 10
20.0 2
Rp 750.000 ‐ Rp. 1.500.000
18 36.0
3 Rp
750.000 22
44.0 Total
50 100.00
Sumber : Data Penelitian diolah, 2010. Tabel
11 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 10 20.0 responden
memperoleh pendapatan di atas Rp. 1.500.000, 1836.00 responden memperoleh
pendapatan antara Rp. 750.000 sd Rp. 1.500.000, 22 44.0 responden memperoleh
pendapatan dibawah Rp. 750.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
mayoritas responden memperoleh pendapatan kurang dari Rp. 750.000 yakni sebanyak 22
44.0. 4.3.1.4.
Letak rumah Karakteristik
letak rumah dalam analisis ini dibagi 2 bagian yakni 1. Sebelum outlet IPAL
dan 2 sesudah outlet IPAL, sehingga distribusi karakteristik letak rumah adalah seperti Tabel
12 berikut :
Tabel 12. Distribusi Letak Rumah Responden
No Letak
Rumah Frekuensi
n Persentase
1 Sebelum
outlet IPAL 39
78.0 2
Sesudah outlet IPAL
11 22.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 12 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 39 78.0
responden memiliki letak rumah sebelum outlet IPAL dan 11 22.0 responden memiliki
letak rumah sesudah outlet IPAL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memiliki letak rumah sebelum outlet IPAL yakni sebanyak 39 78.0.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.5. Jarak rumah
Karakteristik jarak rumah dalam analisis ini dibagi 3 bagian yakni 1. 100 m, 2. 51‐
100 m dan 3. 50 m, sehingga distribusi karakteristik jarak rumah adalah seperti Tabel 13
berikut :
Tabel 13. Distribusi Jarak Rumah Responden
No Jarak
Rumah Frekuensi
n Persentase
1 100
m 12
24.0 2
51 ‐100m
29 58.0
3 50 m
9 18.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 13 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 12 24.0
responden memiliki jarak rumah lebih dari 100 m, 29 58.0 responden memiliki jarak
rumah antara 51‐100 m dan 9 18.0 responden memiliki jarak rumah 50 m. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki jarak rumah antara 51‐
100 m yakni sebanyak 29 58.0.
4.3.1.6. Lama tinggal
Karakteristik lama tinggal dalam analisis ini dibagi 3 bagian yakni 1. 20 tahun 2.
Antara 10 – 20 tahun dan 3. 10 tahun sehingga distribusi karakteristik lama tinggal adalah
seperti Tabel 14 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Distribusi Lama Tinggal Responden
No Lama
Tinggal Frekuensi
n Persentase
1 20 tahun
34 68.0
2 10
‐20 tahun 12
24.0 3
10 tahun 4
8.0 Total
50 100.00
Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 14 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 34 68.0
responden memiliki lama tinggal lebih dari 20 tahun, 12 24.0 responden memiliki lama
tinggal antara 10‐20 tahun dan 4 8.0 responden memiliki lama tinggal kurang dari 10
tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki lama
tinggal lebih dari 20 tahun yakni sebanyak 34 68.0.
4.3.1.7. Corporate Social Responsibility CSR
Karakteristik CSR dalam analisis ini dibagi 3 bagian yakni 1. Sering 2. Jarang dan 3.
Tidak pernah sehingga distribusi karakteristik CSR adalah seperti Tabel 15 berikut :
Tabel 15. Distribusi CSR Responden
No CSR
Frekuensi n
Persentase
1 Sering
11 22.0
2 Jarang
7 14.0
3 Tidak
pernah 32
64.0
Universitas Sumatera Utara
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 15 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 11 22.0
responden sering memperoleh CSR, 714.0 responden jarang memperoleh CSR dan 32
64.0 responden tidak pernah memperoleh CSR. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden tidak pernah memperoleh CSR yakni sebanyak 32 64.0.
4.3.1.8. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang air limbah domestik
Karakteristik pengetahuan tentang air limbah domestik dalam analisis ini dibagi 3
bagian yakni 1. Baik 2. Cukup dan 3. Kurang sehingga distribusi karakteristik pengetahuan
tentang air limbah domestik adalah seperti Tabel 16 berikut :
Tabel 16. Distribusi Pengetahuan Tentang Air Limbah Domestik
No Pengetahuan
tentang Air Limbah Domestik
Frekuensi n
Persentase
1 Baik
15 30.0
2 Cukup
7 14.0
3 Kurang
28 56.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 16 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 15 30.0
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang air limbah domestik, 7 14.0
Universitas Sumatera Utara
responden memiliki pengetahuan cukup dan 28 56.0 responden memiliki pengetahuan
kurang tentang air limbah domestik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan kurang tentang air limbah domestik 56.0.
4.3.1.9. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang IPAL Tanjung Gading
Karakteristik pengetahuan tentang IPAL Tanjung Gading dalam analisis ini dibagi 3
bagian yakni 1.Baik 2. Cukup dan 3. Kurang sehingga distribusi karakteristik pengetahuan
tentang IPAL Tanjung Gading adalah seperti Tabel 17 berikut :
Tabel 17. Distribusi Pengetahuan Tentang IPAL Tanjung Gading
No Pengetahuan
Tentang IPAL Tanjung
Gading Frekuensi
n Persentase
1 Baik
27 54.0
2 Cukup
16 32.0
3 Kurang
7 14.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 17 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 27 54.0
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang IPAL Tanjung Gading, 16 32.0
responden memiliki pengetahuan cukup dan 7 14.0 responden memiliki pengetahuan
kurang tentang IPAL Tanjung Gading. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang IPAL Tanjung Gading 54.0
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.10. Pengetahuan masyarakat tentang penggunaan air sungai
Karakteristik pengetahuan tentang penggunaan air sungai dalam analisis ini dibagi
3 bagian yakni 1. Baik 2. Cukup dan 3. Kurang sehingga distribusi karakteristik
pengetahuan tentang penggunaan air sungai adalah seperti Tabel 18 berikut :
Tabel 18. Distribusi Penggunaan Air Sungai
No Penggunaan
Air Sungai Frekuensi
n Persentase
1 Baik
2 4.0
2 Cukup
12 24.0
3 Kurang
36 72.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 18 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 2 4.0 responden
menggunakan air sungai dengan baik, 12 24.0 responden cukup baik menggunakan air
sungai dan 36 72.0 responden kurang memanfaatkan penggunaan air sungai dengan
baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden kurang baik
menggunakan air sungai 72.0
4.3.1.11. Persepsi tentang kualitas air hasil olahan IPAL
Universitas Sumatera Utara
Persepsi tentang kualitas air olahan IPAL dalam analisis ini dibagi 3 bagian yakni 1.
Baik 2. Cukup dan 3. Kurang sehingga distribusi persepsi masyarakat tentang kualitas air
olahan IPAL adalah seperti Tabel 19 berikut :
Tabel 19. Distribusi Persepsi Tentang Kualitas Air Olahan IPAL
No Persepsi
Frekuensi n
Persentase
1 Baik
15 30.0
2 Cukup
24 48.0
3 Kurang
11 22.0
Total 50
100.00 Sumber : Data Penelitian diolah, 2010.
Tabel 19 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian,15 30.0
responden memberi persepsi baik tentang kualitas air olahan IPAL, 24 48.0 responden
memberi persepsi cukup baik tentang kualitas air olahan IPAL dan 11 22.0 responden
memberi persepsi baik tentang kualitas air olahan IPAL. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden memberi persepsi cukup baik 48.0 dan baik 30.0
tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Jadi total persepsi yang baik 78.
4.3.2. Uji Bivariate dengan Chi‐square
Uji bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, letak rumah, jarak rumah, lama tinggal dan CSR
terhadap persepsi masyarakat tentang air hasil olahan IPAL.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1. Antara pendidikan dengan persepsi masyarakat
Tabel 20. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Persepsi Masyarakat
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Pendidikan
F f
F f
Perguruan Tinggi
0.00 0.00
4 8.00
4 8.00
SMA 2
4.00 12
24.00 7
14.00 21
42.00 SDSMP
6 12.00
12 24.00
4 8.00
22 44.00
Tidak sekolah
3 6.00
0.00 0.00
3 6.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010. Dari
Tabel 20 terlihat bahwa dari 4 8.00 responden berpendidikan perguruan tinggi,
tidak ada responden yang memberi persepsi kurang atau cukup, seluruhnya memberi
persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya, dari
21 42.00 responden berpendidikan SMA, 2 4.00 responden memberi persepsi kurang,
12 24.00 responden memberi persepsi cukup dan 7 14.00 responden memberi
persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Dari 22 44.00
responden berpendidikan SDSMP, 6 12.00 responden memberi persepsi kurang,
12 24.00 responden memberi persepsi cukup dan 4 8.00 responden memberi persepsi
baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 36.00
Universitas Sumatera Utara
responden yang tidak berpendidikan, seluruhnya memberi persepsi kurang tentang kualitas
air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistic dengan chi‐square antara pendidikan dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 21 berikut :
Tabel 21. Hasil Analisis Chi‐square Antara Pendidikan dan Persepsi Masyarakat
Uji Chi-Square
23.398
a
6 .001
22.667 6
.001 13.962
1 .000
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
8 cells 66.7 have expected count less than 5. The minimum expected count is .66.
a.
Tabel 21 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 23.398 dan nilai sig‐p =0.001. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 12.59 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=6 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
23.398 X
2
‐
tabel
12.59 dan nilai sig
‐p 0.01 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan memiliki hubungan signifikan
dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading. 4.3.2.2.
Antara pekerjaan dengan persepsi masyarakat
Tabel 22. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dan Persepsi Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Pekerjaan
F f
f F
Pensiunan 1
2.00 0.00
0.00 1
2.00 Pengemudi
0.00 1
2.00 1
2.00 2
4.00 IRT
1 2.00
7 14.00
7 14.00
15 30.00
Karyawan swasta
0.00 4
8.00 4
8.00 8
16.00 PNS
0.00 0.00
1 2.00
1 2.00
Petani 6
12.00 5
10.00 0.00
11 22.00
Wiraswasta 3
6.00 7
14.00 2
4.00 12
24.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010. Dari
Tabel 22 terlihat bahwa 1 2.00 responden dengan pekerjaan sebagai pensiunan
memberi persepsi kurang tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya,
dari 2 4.00 responden dengan pekerjaan pengemudi, tidak ada responden yang
memberi persepsi kurang, 1 2.00 responden memberi persepsi cukup dan 1 2.00
responden memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Dari 15 30.00 responden dengan pekerjaan sebagai IRT,1 2.00 responden memberi
persepsi kurang, 7 14.00 responden memberi persepsi cukup dan 4 8.00 responden
memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Dan
12.00 responden dengan pekerjaan PNS, memberi persepsi baik tentang kualitas air
hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Dari 11 22.00 responden dengan pekerjaan sebagai
Universitas Sumatera Utara
petani, 6 12.00 responden memberi persepsi kurang, 5 10.00 responden memberi
persepsi cukup dan 2 4.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil
olahan IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 12 24.00, 3 6.00 responden memberi
persepsi kurang, 7 14.00 responden memberi persepsi cukup dan 2 4.00 responden
memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistik dengan chi‐square antara pekerjaan dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 23 berikut :
Tabel 23 Hasil Analisis Chi‐square Antara Pekerjaan dan Persepsi Masyarakat
Uji Chi-Square
22.056
a
12 .037
25.853 12
.011 5.838
1 .016
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
18 cells 85.7 have expected count less than 5. The minimum expected count is .22.
a.
Tabel 23 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 22.056 dan nilai sig‐p =0.037. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 21.03 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=12 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
22.056 X
2
‐
tabel
21.03 dan nilai
sig‐p 0.037 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan
Universitas Sumatera Utara
signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor pekerjaan memiliki hubungan
signifikan dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading.
4.3.2.3. Antara pendapatan dengan persepsi masyarakat
Tabel 24. Tabulasi Silang Antara Pendapatan dan Persepsi Masyarakat
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Pendapatan
F f
F f
Rp 1.500.000 1
2.00 2
4.00 7
14.00 10
20.00 Rp.
750.000 – Rp. 1.500.000
3 6.00
11 22.00
4 8.00
18 36.00
Rp 750.000 7
14.00 11
22.00 4
8.00 22
44.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010. Dari
Tabel 24 terlihat bahwa dari 10 20.00 responden dengan pendapatan di atas Rp.
1.500.000, 12.00 responden memberi persepsi kurang tentang kualitas air hasil olahan
IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya, dari 18 36.00 responden dengan pendapatan antara
Rp.750.000 sd Rp. 1.500.000, 3 6.00 responden memberi persepsi kurang, 11 22.00
responden memberi persepsi cukup dan 4 8.00 responden memberi persepsi baik
tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 22 44.00 responden
dengan penghasilan dibawah Rp. 750.000, 7 14.00 responden memberi
Universitas Sumatera Utara
persepsi kurang, 11 22.00 responden memberi persepsi cukup dan 4 8.00 responden
memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistic dengan chi‐square antara pendapatan dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 25 berikut :
Tabel 25. Hasil Analisis Chi‐square Antara Pendapatan dan Persepsi
Masyarakat
Uji Chi-Square
10.868
a
4 .028
10.087 4
.039 6.500
1 .011
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
5 cells 55.6 have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.20.
a.
Tabel 25 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 22.056 dan nilai sig‐p =0.037. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 9.49 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=4 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
10.868 X
2
‐
tabel
9.49 dan nilai sig
‐p 0.028 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor pendapatan memiliki hubungan signifikan
dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading. 4.3.2.4.
Antara letak rumah dengan persepsi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 26. Tabulasi Silang Antara Letak Rumah dan Persepsi Masyarakat
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Letak
Rumah
F f
F f
Setelah outlet IPAL
6 12.00
19 38.00
14 28.00
39 78.00
Sebelum outlet IPAL
5 10.00
5 10.00
1 2.00
11 22.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010. Dari
Tabel 26 terlihat bahwa dari 39 78.00 responden dengan letak rumah setelah
outlet IPAL, 612.00 responden memberi persepsi kurang, 19 38.00 responden memberi
persepsi cukup dan 14 28.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas
air hasil olahan IPAL Tanjung Gading selanjutnya, dari 11 22.00 responden dengan
letak rumah sebelum outlet IPAL, 5 10.00 responden memberi persepsi kurang, 5
10.00 responden memberi persepsi cukup dan 12.00 responden memberi persepsi baik
tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya
hasil uji statistic dengan chi‐square antara letak rumah dan persepsi masyarakat
adalah seperti Tabel 27 berikut :
Tabel 27. Hasil Analisis Chi‐square Antara Letak Rumah dan Persepsi
Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 5.601 dan nilai sig‐p =0.061. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 5.99 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=2 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
5.601 X
2
‐
tabel
5.99 dan nilai sig
‐p 0.061 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti tidak ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor letak rumah tidak memiliki hubungan
signifikan dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading.
4.3.2.5. Antara jarak rumah dengan persepsi masyarakat
Tabel 28. Tabulasi Silang Antara Jarak Rumah dan Persepsi Masyarakat
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Jarak
Rumah
F f
f f
100 m
0.00 4
8.00 8
16.00 12
24.00
Uji Chi-Square
5.601
a
2 .061
5.621 2
.060 5.296
1 .021
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
2 cells 33.3 have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.42.
a.
Universitas Sumatera Utara
51 ‐100 m
7 14.00
16 32.00
6 12.00
29 58.00
50 m 4
8.00 4
8.00 1
2.00 9
18.00
Total
11 22.00
24 48.00
15 30.00
50 100.00
Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010.
Dari Tabel 28 terlihat bahwa dari 12 20.00 responden dengan jarak rumah lebih
dari 100 m, tidak ada responden yang memberi persepsi kurang, 4 8.00 responden
memberi persepsi cukup dan 8 16.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas
air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya, dari 29 58.00 responden dengan
jarak antara 51‐100 m, 7 14.00 responden memberi persepsi kurang, 16 32.00
responden memberi persepsi cukup dan 4 8.00 responden memberi persepsi baik
tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 9 18.00 responden
dengan jarak rumah kurang dari 50 m, 48.00 responden memberi persepsi kurang, 4
8.00 responden memberi persepsi cukup dan 1 2.00 responden memberi persepsi
baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistic dengan chi‐square antara jarak dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 29 berikut :
Tabel 29. Hasil Analisis Chi‐square Antara Jarak dan Persepsi Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Uji Chi-Square
12.919
a
4 .012
14.178 4
.007 10.611
1 .001
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
5 cells 55.6 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.98.
a.
Tabel 29 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 12.919 dan nilai sig‐p =0.012. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 9.49 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=4 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
12.919 X
2
‐
tabel
9.49 dan nilai sig
‐p 0.012 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor jarak memiliki hubungan signifikan
dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading.
4.3.2.6. Antara lama tinggal dengan persepsi masyarakat
Tabel 30. Tabulasi Silang Antara Lama Tinggal dan Persepsi Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Persepsi Kurang
Cukup Baik
Total Lama
Tinggal
F f
f f
20 tahun 4
8.00 16
32.00 14
28.00 34
68.00 10
‐20 tahun 4
8.00 7
14.00 1
2.00 12
24.00 10 tahun
3 6.00
1 2.00
0.00 4
8.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010.
Dari Tabel 30 terlihat bahwa dari 34 68.00 responden dengan lama tinggal lebih
dari 20 tahun, 48.00 responden memberi persepsi kurang, 16 32.00 responden
memberi persepsi cukup dan 14 28.00 responden memberi persepsi baik tentang
kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya, dari 12 24.00 responden
dengan lama tinggal antara 10‐20 tahun, 4 800 responden memberi persepsi kurang, 7
14.00 responden memberi persepsi cukup dan 1 2.00 responden memberi persepsi
baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 4 8.00
responden dengan lama tinggal kurang dari 10 tahun, 36.00 responden memberi
persepsi kurang, 12.00 responden memberi persepsi cukup dan tidak ada responden
memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistic dengan chi‐square antara lama tinggal dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 31 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31. Hasil Analisis Chi‐square Antara Lama Tinggal dan Persepsi
Masyarakat
Tabel 31 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 12.634 dan nilai sig‐p =0.013. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 9.49 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=4 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
12.634 X
2
‐
tabel
9.49 dan nilai sig
‐p 0.013 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor lama tinggal memiliki hubungan signifikan
dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading. 4.3.2.7.
Antara CSR dengan persepsi masyarakat
Tabel 32. Tabulasi Silang Antara CSR dan Persepsi Masyarakat
Penerimaan Persepsi
Total
Uji Chi-Square
12.634
a
4 .013
12.771 4
.012 10.720
1 .001
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
5 cells 55.6 have expected count less than 5. The minimum expected count is .88.
a.
Universitas Sumatera Utara
Kurang Cukup
Baik CSR
F F
f f
Sering 1
2.00 2
4.00 8
16.00 11
22.00 Jarang
2 4.00
2 4.00
3 6.00
7 14.00
Tidak pernah
8 16.00
20 40.00
4 8.00
32 64.00
Total 11
22.00 24
48.00 15
30.00 50
100.00 Sumber
: Data Penelitian diolah, 2010.
Dari Tabel 32 terlihat bahwa dari 11 22.00 responden yang sering menerima
CSR, 12.00 responden memberi persepsi kurang, 2 4.00 responden memberi persepsi
cukup dan 8 16.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan
IPAL Tanjung Gading. Selanjutnya, dari 7 14.00 responden yang jarang menerima CSR,
2 400 responden memberi persepsi kurang, 2 4.00 responden memberi persepsi
cukup dan 3 6.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil olahan
IPAL Tanjung Gading. Terakhir, dari 32 64.00 responden yang tidak pernah menerima
CSR, 816.00 responden memberi persepsi kurang, 2040.00 responden memberi
persepsi cukup dan 48.00 responden memberi persepsi baik tentang kualitas air hasil
olahan IPAL Tanjung Gading.
Selanjutnya hasil uji statistic dengan chi‐square antara CSR dan persepsi
masyarakat adalah seperti Tabel 33 berikut :
Tabel 33. Hasil Analisis Chi‐square Antara CSR dan Persepsi Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Uji Chi-Square
15.438
a
4 .004
15.228 4
.004 8.976
1 .003
50 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear
Association N of Valid Cases
Nilai df
Asymp. Sig. 2-sided
5 cells 55.6 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.54.
a.
Tabel 33 memperlihatkan bahwa nilai X
2
‐
hitung
= 15.438 dan nilai sig‐p =0.004. Jika dibandingkan
dengan nilai X
2
‐
tabel
= 9.49 yang diperoleh dari daftar nilai kritis uji chi‐square untuk
df=4 dan sig‐α =0.05, terbukti bahwa nilai X
2
‐
hitung
15.438 X
2
‐
tabel
9.49 dan nilai sig
‐p 0.004 sig‐ α0.05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan
dimana jika X
2
‐
hitung
X2‐
tabel
dan sig‐p sig‐ α0.05, berarti ada hubungan signifikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor CSR memiliki hubungan signifikan
dengan persepsi masyarakat tentang kualitas air olahan IPAL Tanjung Gading.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Kualitas Air Hasil Olahan IPAL Tanjung Gading
Bila dilihat pada tiap parameter, terdapat perbedaan hasil analisis dari kedua
laboratorium tersebut, hal ini dikarenakan hasil analisa laboratorium PT. Inalum merupakan
rata ‐rata analisa pada bulan September, Oktober dan Nopember 2010. Sedangkan hasil
analisa laboratorium Baristand Departemen Perindustrian hanya analisa pada bulan
Universitas Sumatera Utara
September 2010. Berdasarkan hasil analisis dari laboratorium PT. Inalum dan Baristand
Departemen Perindustrian, kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading yang berasal dari
Limbah Domestik Perumahan Tanjung Gading telah sesuai dengan Baku Mutu Effluen Air
Limbah Domestik menurut Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 untuk parameter pH, BOD, TSS,
serta MinyakLemak. Hal ini dikarenakan PT. Inalum telah memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik Sewage Station yang sangat memadai dalam pengolahan air limbah
domestik perumahan Tanjung Gading.
4.4.2. Kualitas Air Sungai Sipare‐pare
Bila dilihat pada tiap parameter, terdapat perbedaan hasil analisis dari kedua
laboratorium tersebut, hal ini dikarenakan hasil analisa laboratorium PT. Inalum merupakan
rata ‐rata analisa pada bulan September, Oktober dan Nopember 2010. Sedangkan hasil
analisa laboratorium Baristand Departemen Perindustrian hanya analisa pada bulan
September 2010. Berdasarkan hasil analisis dari laboratorium PT. Inalum dan Baristand
Departemen Perindustrian, kualitas air Sungai Sipare‐pare tidak memenuhi PP RI No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Baku
Mutu Air Kelas II untuk parameter BOD, COD dan Pospat. Hal ini dikarenakan telah terjadi
pencemaran di Hulu Sungai Sipare‐pare yang disebabkan oleh adanya aktivitas manusia
seperti MCK, limbah domestik dari rumah makan, dll. Jadi bukan disebabkan oleh adanya air
hasil olahan IPAL Tanjung Gading yang mengalir ke badan Sungai Sipare‐pare. Sehingga Air
Sungai Sipare‐pare dapat dikategorikan untuk Baku Mutu Air Kelas III. Karena memenuhi
untuk semua parameter kecuali parameter BOD Lampiran 7.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas air Sungai Sipare‐pare sebelum outlet IPAL lebih baik dari pada yang setelah
outlet IPAL. Hal ini disebabkan oleh adanya air hasil olahan IPAL Sewage Station Tanjung
Gading yang berasal dari air limbah domestik perumahan Tanjung Gading mengalir ke badan
Sungai Sipare‐pare. Akan tetapi pengaruhnya sangat kecil karena Instalasi Pengolahan Air
Limbah Sewage Station Tanjung Gading sangat memadai dalam pengolahan air limbah
domestik perumahan Tanjung Gading. Sehingga air hasil olahan tersebut aman untuk
dialirkan ke badan Sungai Sipare‐pare.
4.4.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Selain faktor faktor pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jarak rumah, letak rumah,
lama tinggal dan pernah tidaknya menerima CSR, persepsi tentang kualitas air olahan IPAL
juga dipengaruhi oleh faktor pengetahuan responden tentang air limbah domestik dan
tentang IPAL Tanjung Gading.
4.4.3.1. Pengetahuan tentang air limbah domestik
Dari tabel 16. sebelumnya diketahui bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan kurang tentang air limbah domestik 56.0 meskipun sebagian besar dari
responden 78.0 menggunakan air sungai Sipare‐pare sebagai tempat pembuangan air
limbah domestik. Penggunaan air sungai tersebut antara lain adalah untuk MCK, mencuci
kenderaan dan yang paling dominan adalah untuk irigasi pertanian 50. Sedangkan untuk
kebutuhan air minum dan makan, sumber utama air yang digunakan adalah sumur 80
dan PAM 20 data terlampir.
Universitas Sumatera Utara
Tingginya aktifitas penggunaan air sungai Sipare‐pare sebagian besar didorong oleh
keyakinan masyarakat responden bahwa hanya sedikit bahkan tidak ada pengaruh air
limbah domestik terhadap air sungai Sipare‐pare. Hal ini diindikasikan oleh data distribusi
jawaban responden tentang ada tidaknya pengaruh air limbah domestik, dimana mayoritas
responden 74.0 menyatakan tidak ada pengaruh, 20 ragu‐ragu dan hanya 6.0
responden menyatakan ada pengaruh air limbah terhadap air sungai tersebut data
terlampir. Kondisi
kualitas air sungai Sipare‐pare sebagai tempat pembuangan air limbah domestik
juga dapat ditinjau dari aspek kesehatan atau penyakit khususnya gatal‐gatal dimana
92 responden menyatakan tidak pernah mengalami gatal‐gatal dan hanya sebagian
kecil responden menyatakan pernah atau sering mengalami gatal‐gatal. Juga sebagian
besar responden 76.0 menyatakan bahwa tidak ada masalah jika anak anak bermain
di sekitar air sungai Sipare‐pare, meskipun ada 16 responden yang menyatakan
ada masalah jika anak anak bermain disekitar sungai Sipare‐pare data terlampir.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa munculnya persepsi kurang baik
tentang kualitas air sungai Sipare‐pare dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang air limbah domestik.
4.4.3.2. Pengetahuan tentang IPAL Tanjung Gading
Dari Tabel 17. pengetahuan tentang IPAL Tanjung Gading dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang IPAL Tanjung Gading 54.0.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel lampiran terbukti bahwa sebagian besar responden 46.0 justru tidak
mengetahui adanya proses pengolahan air limbah domestik di IPAL Tanjung Gading,
selebihnya ada responden 18.0 yang masih ragu‐ragu tentang keberadaan pengolahan
air limbah IPAL di Tanjung Gading. Data ini menggambarkan kurangnya pengenalan
masyarakat terhadap proses pengolahan air limbah IPAL di Tanjung Gading. Hal ini
tentunya sangat mempengaruhi mereka dalam memberikan persepsi tentang kualitas air
Sungai Sipare‐pare.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengetahuan membentuk
suatu nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima
hal ‐hal baru dan juga cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk
dapat berfikir secara obyektif, hal mana yang akan dapat memberikan kemampuan baginya
untuk dapat menilai, apakah kebudayaan masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan
atau tidak. Soekirman, 1994. Hal yang sama dikemukakan oleh Ihsan 2005 bahwa
pendidikan termasuk pengetahuan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan Ihsan, 2005.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa secara definisi sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara‐cara
tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang di maksud dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respon. Nursalam, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Di sisi lain, dijelaskan bahwa sikap berhubungan dengan pengetahuan dimana
pengetahuan adalah: hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu penginderaan terjadi panca indra manusia, yakni, indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Didalam pengetahuan, ada unsur
memahami, kemampuan aplikasi dan analisis termasuk sikap Notoatmodjo, 2007.
Berdasarkan hasil kuisioner, mayoritas responden yaitu masyarakat yang tinggal di
pinggiran Sungai Sipare‐pare yang sebagian besar menggunakan air Sungai tersebut untuk
mandi, mencuci dan irigasi pertanian, berpersepsi baik terhadap air hasil olahan IPAL
Sewage Station Tanjung Gading. Karena tidak berpengaruh terhadap aktivitas mereka. Hal
ini dikarenakan PT. Inalum telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Sewage
Station yang sangat memadai dalam pengolahan air limbah domestik perumahan Tanjung
Gading.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan tentang kualitas air dan persepsi
masyarakat terhadap air hasil olahan IPAL Tanjung Gading, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kualitas
air limbah domestik hasil olahan IPAL Tanjung Gading berdasarkan analisis laboratorium
telah memenuhi standard kualitas yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003. 2.
Kualitas air Sungai Sipare‐pare sebelum dan setelah outlet IPAL Tanjung Gading
berdasarkan analisis laboratorium tidak memenuhi standard kualitas yang
ditetapkan pemerintah sesuai dengan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang baku mutu
air kelas II untuk parameter BOD dan Pospat.
3. Mayoritas
responden masyarakat yang berada di pinggiran Sungai Sipare‐pare yang menggunakan
air Sungai Sipare‐pare memberikan persepsi cukup baik 48.0, dan ada
juga yang berpersepsi baik 30 terhadap kualitas air hasil olahan IPAL Tanjung Gading.
Universitas Sumatera Utara
5.2. S