lebih besar dari volume liang telinga. Hal ini terjadi jika terdapat pemakaian tube pada membran timpani atau terjadi perforasi membran
timpani. Minessota Dept of Health community, 2009. b. Peak Ytm : adalah nilai akustik admittance pada permukaan lateral
membrane timpani yang berdasarkan pada peak pressure timpanogram. Abnormalitas puncak Y
tm
c. Kelebaran timpanogram TW : adalah kelebaran timpanogram yang diukur dalam decapascals daPa pada setengah dari ketinggian
puncak timpanogram sampai dasar Wahab Rasyid, 2009. terjadi pada otitis media efusi
Wahab Rasyid, 2009
d. Pemeriksaan otoskopi : adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk memastikan membrane timpani dalam kondisi normal dan liang telinga
luar tidak ada sumbatan serumen Wahab Hasyim, 2009. e. Timpanometri : adalah suatu teknik pemeriksaan yang objektif dari
membran timpani, perubahan tekanan udara pada liang telinga tengah, timpanometri menilai mobilitas membran timpani, yang dipengaruhi
tekanan udara di belakang membran timpani. Pemeriksaan timpanometri dilaksanakan selama lebih kurang tiga detik sampai
pemeriksaan selesai, posisi probe ditempatkan sedemikian rupa pada liang telinga luar.
f. Timpanogram: Hasil pengukuran timpanometri g. Umur adalah usia yang dihitung dalam tahun dan dihitung berdasarkan
ulang tahun terakhir. h. Jenis kelamin sesuai dengan keberadaan jenis kelamin, yaitu 1 Laki-
laki; dan 2 Perempuan
3.6 Bahan dan Alat Penelitian
1. Lampu kepala 2. Spekulum telinga merk Hartmann.
3. Otoskop merk Reister 4. Larutan Peroksida 3 H
2
O
2
3.
Universitas Sumatera Utara
5. Alat penghisap suction merk Thomas Medipump tipe 1132 GL. 6. Kanul penghisap nomor 6 dan 8 tipe Fergusson.
7. Spekulum hidung merk Renz. 8. Spatel lidah tipe burning.
9. Kaca laringoskopi dan kaca rinoskopi. 10. Bunsen
11. Pengait serumen. 12. Timpanometer merk Inter Acoustics, tipe Audio Traveller AA222.
3.7. Cara Kerja
Semua peserta penelitian yang memenuhi kriteria menjalani penelitian dengan urutan tata cara sebagai berikut :
1. Semua peserta penelitian diminta persetujuan tertulis bersedia mengikuti penelitian sampai selesai dengan menandatangani formulir
inform consent.
2. Semua sampel yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan otoskopi dengan menggunakan lampu
kepala dan otoskop.
3. Pemeriksaan timpanometri dilakukan dengan menggunakan alat timpanometer merk Inter Acoustics, tipe Audio Traveller AA222.
Cara penggunaannya dengan memasukkan probe yang sesuai dengan besar liang telinga subjek sehingga telinga tertutup rapat kemudian
alat akan secara otomatis memberikan tekanan udara dan suara ke telinga subjek yang kemudian akan dipantulkan kembali oleh membran
timpani. Pantulan gelombang suara inilah yang akan ditangkap oleh mikrofon yang ada pada probe dan kemudian diterjemahkan sebagai
gambar pada grafik timpanogram. Pada grafik ini terdapat gambaran kurva timpanogram, nilai tekanan telinga tengah dan volume kanalis
auditorius eksternus Selanjutnya pada alat timpanometer ditekan tanda yang bertulis timpanometri, jika pada probe terlihat lampu hijau
Universitas Sumatera Utara
menandakan tidak ada kebocoran; gambaran timpanogram akan terlihat di layar
Mikolai TK 2006.
3.8 Cara Analisa Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik untuk menilai rerata volume
liang telinga normal. Pengolahan data kuantitatif menggunakan analisis data deskriptif untuk mendapatkan ukuran pemusatan serta variasi data.
3.9 Kerangka Kerja Penelitian