Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Terminologi

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimanakah gambaran ukuran timpanogram pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran ukuran timpanogram pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan jenis kelamin, umur, suku. 2. Mengetahui nilai normal volume liang telinga luar Vea pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan 3. Mengetahui nilai normal puncak statik admitan akustik peak Ytm pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan 4. Mengetahui nilai normal kelebaran timpanogram TW pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior THT di RSUP H.Adam Malik Medan Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian dapat menjadi gambaran ukuran timpanogram orang Indonesia dewasa normal di RSUP H.Adam Malik Medan. b. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan untuk penelitian lebih lanjut, dengan ukuran sampel yang lebih luas dan dengan cakupan tujuan yang lebih dalam. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan diskusi literatur THT di RSUP H Adam Malik Medan. c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai patokan bagi seorang klinisi untuk dapat mengetahui kondisi patologis di telinga tengah. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Telinga Tengah

Rongga yang terdapat antara membran timpani dengan tulang labirin yang terdapat ditulang petrosus berisi antara lain rantai osikuler, tuba eustachius dan sistem vascular. Rongga timpani dibagi menjadi: epitimpani, mesotimpani dan hipotimpani Ballenger’s 2009

2.1.1. Membran Timpani

Membran timpani merupakan dinding lateral kavum timpani yang memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran timpani ini berbentuk oval dan mempunyai ukuran panjang vertical rata-rata 9- 10 mm, dan diameter antero-posterior kira-kira 8-9 mm, tebal kira-kira 0,1 mm. Membran ini tipis, licin dan berwarna putih mutiara Dhingra, 2007. Membran timpani terdiri dari tiga lapisan, lapisan luar terdiri dari epitel skuamosa, bagian dalam merupakan lanjutan dari mukosa telinga tengah yang dilapisi epitel kuboidal. Lapisan tengah merupakan lapisan fibrosa yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan radial dan sirkuler sirkumferensial Yates, 2008. Secara anatomis membran timpani dibagi dalam dua bagian yaitu: 1.Pars tensa, merupakan bagian terbesar dari membran timpani merupakan suatu permukaan yang tegang dan bergetar dengan sekelilingnya yang menebal dan melekat di annulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang temporal. 2. Para flaksida atau membran Shrapnel’s, letaknya di bagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa. Pars flaksida dibatasi oleh dua lipatan yaitu plika maleolaris anterior lipatan muka dan plika maleolaris posterior lipatan belakang Dhingra 2007. 6 Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Kavum timpani

Kavum timpani mempunyai bentuk ireguler antara dinding lateral dan dinding medial kavum timpani berisi udara. Kavum timpani terdiri dari tiga bagian yaitu bagian superior yang berhubungan dengan membran timpani disebut epitimpani atau atik, yang terletak dipinggir atas dari membran timpani. Setentang membran timpani adalah mesotimpani dan di bawah pinggir membran timpani disebut hipotimpani Colman, 1993; Yates,2008; Ballenger’s, 2009. Kavum timpani mempunyai enam dinding yaitu bagian atap, lantai dinding lateral, dinding medial, dinding anterior dan dinding posterior Helmi, 2005: Dhingra,2007. Atap kavum timpani dibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen timpani memisahkan telinga tengah dari fosa kranial media Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Lantai kavum timpani dibentuk oleh tulang tipis yang memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus vena jugularis dan dinding superiornya dibatasi oleh lempeng tulang yang mempunyai ketebalan yang bervariasi, bahkan kadang-kadang hanya dibatasi oleh mukosa dengan kavum timpani Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Dinding medial kavum timpani memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakan dinding lateral dari telinga dalam. Dinding ini pada mesotimpani menonjol kearah kavum timpani yang disebut promontorium. Tonjolan ini karena didalamnya terdapat kokhlea Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Dinding posterior kavum timpani kearah superior terdapat sebuah saluran disebut aditus yang menghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid melalui epitimpani. Pada bagian posterior ini dari medial ke lateral terdapat eminentia pyramidalis dengan tempat keluarnya khorda timpani. Terdapat juga fosa inkudis yang terletak persis diatas sinus lateral Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Universitas Sumatera Utara Dinding anterior kavum timpani sebagian besar berhadapan dengan arteri karotis, dibatasi lempengan tulang tipis. Dibagian atas dinding anterior terdapat semikanal otot tensor timpani yang terletak persis diatas muara tuba eustachius Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Membran timpani merupakan dinding lateral kavum timpani sedangkan dibagian epitimpani dinding lateralnya adalah skutum yaitu lempeng tulang yang merupakan bagian pars skuamosa tulang temporal Helmi, 2005: Dhingra, 2007. Ada 5 faktor yang mengatur tekanan pada kavum timpani, yaitu : Ahmed, 2004 1. Fungsi ventilasi tuba Eustachius. 2. Proses keluar masuknya gas dari sirkulasi melalui difusi. 3. Ketebalan mukosa telinga tengah. 4. Elastisitas membran timpani. 5. Ukuran pneumatisasi mastoid.

2.1.3. Tuba Eustachius

Fungsi tuba Eustachius adalah sebagai ventilasi telinga tengah yang mempertahankan keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase secret yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya secret dari nasofaring menuju ke kavum timpani Healy, 2003; Helmi,2005; Ballenger’s, 2009. Lumen tuba Eustachius menghubungkan antara nasofaring proksimal dengan telinga tengah distal. Pada pertengahan terdapat penyempitan yang disebut isthmus. Pertemuan antara bagian tulang rawan dengan bagian tulang rawan bagian tulang tuba Eustachius ini dinamakan junctional portion. Pada dinding lateral nasofaring terdapat penonjolan disebut torus tubarius, yang menonjol ke nasofaring. Penonjolan ini dibentuk oleh kumpulan jaringan lunak yang melapisi tulang rawan tuba Eustachius Bluestone, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Prosesus Mastoideus

Air cell system tulang mastoid merupakan perpanjangan dari rongga pada telinga tengah yang berasal dari kantung pharyngeal pertama. Proses ini terjadi pada perkembangan tulang temporal yang menghasilkan berbagai tingkat variasi pneumatisasi di bagian mastoid. Terjadinya infeksi pada telinga tengah dan mastoid dapat mempengaruhi pneumatisasi air cell system. Air cell system pada mastoid meluas mulai dari aditus ad antrum di epitimpani ke sentral mastoid antrum dapat meluas ke berbagai arah. Ballenger’s; 2009 Luasnya pneumatisasi tulang temporal bervariasi untuk masing- masing individu. Hal ini ditentukan oleh dua factor, yaitu factor heriditer dan factor lingkungan. Sel udara mastoid mempunyai peranan penting terhadap fungsi fisiologis telinga tengah. Turmarkin dan Holmquist menyatakan bahwa sel udara mastoid berperan sebagai rongga udara pada telinga tengah dan bertanggung jawab terhadap pengaturan tekanan telinga tengah. Menurut Wittmaack’s teori endodermal mukosa telinga tengah yang normal merupakan syarat mutlak untuk terjadinya pneumatisasi normal sel udara mastoid, tetapi proses tersebut dapat dihambat oleh inflamasi atau kelainan fungsi tuba Eustachius Virapongse, 1985: Ahmet, 2004.

2.2 Timpanometri

Timpanometri merupakan suatu metode pemeriksaan fungsi telinga tengah yang aman dan cepat pada anak-anak maupun orang dewasa, dimana tekanan udara didalam liang telinga luar diubah untuk mengukur nilai imitans akustik pada permukaan lateral membran timpaniShahnaz Bork,2008. Timpanometri adalah suatu teknik pemeriksaan yang objektif dari membran timpani, perubahan tekanan udara pada liang telinga tengah, timpanometri menilai mobilitas membran timpani, yang Universitas Sumatera Utara dipengaruhi tekanan udara di belakang membran timpani. Pemeriksaan timpanometri dilaksanakan selama lebih kurang tiga detik sampai pemeriksaan selesai, posisi probe ditempatkan sedemikian rupa pada liang telinga luar Minessota Dept of Health community, 2009. Dua komponen timpanometri yang menjadi parameter dalam interpretasi hasil pemeriksaan yaitu Compliance mobilitas membran timpani dan tekanan dalam satuan decaPascals daPa. Parameter lain pada pemeriksaan timpanometer seperti volume liang telinga Ear Canal Volume Acoustic Reflexes AR dan Gradients GR Minessota Dept of Health community , 2009. Gambar 2.2.1 Skema Alat yang Digunakan untuk Pemeriksaan Timpanometri Jerger 1976 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2.2. Hasil Pemeriksaan Timpanometri Timpanogram

2.2.1. Volume liang telinga

Volume liang telinga merupakan pengukuran jumlah berisi volume udara dalam rongga antara ujung probe timpanometer dan membran timpani. Jika ukuran volume liang telinga 0.3, ini mengindikasikan bahwa probe harus diletakkan secara benar di liang telinga. Ada kalanya pengukuran liang telinga lebih sempurna dengan menggunakan wax, hasil yang dicapai lebih rendah pada pengukurannya. Ukuran volume lebih dari 2.0 ml merupakan indikasi bahwa ukuran rongga lebih besar dibanding volume liang telinga. Hal ini terjadi pada perforasi membran timpani. Nilai untuk dewasa normal normal: 0.6 – 1.5 ml. Minessota Dept of health community, 2009

2.2.2 Compliance mobilitas sistem telinga tengah

Sistem telinga tengah yang normal dengan membran timpani dan rantai ossicular lebih mudah bergetar, transmisi energy suara ke telinga dalam diubah menjadi gelombang suara oleh gerakan mekanik Minessota Dept of health community, 2009 Universitas Sumatera Utara • Pada timpanometri, gerakan dengan bebas mobilitas atau compliance dari membran timpani dan rantai osikular dibedakan oleh jumlah ukuran energy yang penting untuk menggerakkannya. Timpanogram merupakan representasi dari tinggi gelombang dalam satuan millimeter ml. • Beberapa kondisi dari telinga tengah menyebabkan mobilitas sebagian atau keseluruhan dari sistem telinga tengah menjadi berkurang. Kondisi lain dapat diikuti terjadinya gerakan yang berlebihan. Mobilitas yang sangat rendah ataupun sangat tinggi diindikasikan bahwa memerlukan perhatian yang lebih. • Ukuran compliance Peak Ytm 0.3 – 1.4 untuk dewasa, bila kecil dari 0.3 menunjukkan bahwa telinga tengah lebih kaku dibanding normal. Ukuran compliance lebih besar dari 1.5 menunjukkan bahwa membran timpani lebih lentur. Nilai yang lebih besar dari 3.0 ml menunjukkan disartikulasi rantai osikular.

2.2.3 Tekanan Udara

Pada telinga tengah yang normal, tuba eustachius akan terbuka diikuti udara yang bergerak masuk dan keluar dirongga telinga tengah. Hal ini untuk menjaga tekanan udara di belakang membran timpani sama dengan tekanan atmosfer atau tekanan udara di liang telinga. Jika tuba Eustachius tidak berfungsi secara normal, normal atau tekanan positif akan terjadi didalam telinga tengah. Hasil pengukuran didalam satuan daPa decaPascal atau mmH2O millimeter air raksa. Pada umumnya hasil pengukuran timpanometri mulai dari +200 daPa sampai -400 daPa. Ukuran untuk dewasa normal +50 sampai -250 daPa. Minessota Dept of health community, 2009 Universitas Sumatera Utara

2.3 Terminologi

Beberapa terminologi atau istilah yang harus diketahui : 1. Imitans : istilah umum yang menunjukan pengabungan akustik impedans dan admitans 2. Impedans : suatu ukuran dimana sebuah sistem dapat menahan aliran energy yang melaluinya tahanan 3. Admitans : total aliran energi yang melalui sebuah sistem masukan 4. Static Acoustic Admitattance SAA Compliance Peak: titik pada sumbu Y dalam timpanogram, di mana kurva mencapai maksimum, pada dasarnya merupakan titik dari kurva, nilai normal anak-anak adalah 0.2-0.9 mmho; mean: 0.5 ASHA dan dewasa adalah adalah 0.3-1,4 mmho; mean: 0.8. 5. Timpanometric Peak Pressure TPP: Titik pada sumbu x pada timpanogram, dimana compliance peak berada, nilai normalnya adalah: -150 s.d +100 decaPascal daPa. 6. Ear Canal Volume ECV: nilai normalnya : 0.3 – 1.0 cm 3 anak- anak dan 0,65 – 1.75 cm 3 7. DecaPascal daPa : Satuan unit pengukuran tekanan udara, dimana 1 daPa = 10 pascal. dewasa. Volume pada wanita lebih kecil dibanding laki-laki. 8. Milim0 mmh0 : Satuan unit pengukuran imitans, dimana 1 mh0 = 1000 mmh0. Katz, 1994 ; Stach, 1998

2.4 Peralatan