2.6 Pengujian Aktivitas Antimikroba
Komponen antimikroba dihasilkan oleh tumbuhan dan aktif terhadap mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap tumbuhan maupun manusia
Das, et al., 2011. Beberapa bahan antimikrobial tidak bersifat membunuh, tetapi hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Bahan antimikrobial
bersifat menghambat apabila digunakan dalam konsentrasi kecil, namun bila digunakan dalam konsentrasi tinggi dapat mematikan mikroorganisme.
Berdasarkan ini, perlu diketahui Konsentrasi Hambat Minimum KHM yaitu konsentrasi terendah bahan antimikrobial yang menghambat pertumbuhan dan
Konsentrasi Bunuh Minimum KBM bahan antimikrobial terhadap mikroorganisme. KHM didefinisikan sebagai konsentrasi terendah bahan
antimikrobial yang menghambat pertumbuhan, sedangkan KBM adalah konsentrasi terendah bahan antimikrobial yang mematikan Lay, 1994.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk uji aktivitas antimikroba, antara lain:
a. Metode dilusi Metode ini digunakan untuk menentukan KHM dan KBM dari zat
antimikroba. Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair broth dilution dan dilusi padat solid dilution. Untuk metode dilusi cair yaitu
menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi dengan media cair dan sejumlah tertentu mikroba yang diuji. Kemudian masing-masing tabung
diuji dengan zat antimikroba yang telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu ± 36
o
C selama 18-24 jam dan diamati
Universitas Sumatera Utara
terjadinya kekeruhan pada tabung. Selanjutnya biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada media agar padat, diinkubasikan pada suhu
± 36
o
C selama 18-24 jam. Lalu diamati ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh Pratiwi, 2008.
b. Metode difusi Metode ini merupakan metode yang umum digunakan di laboratorium
dimana didapat kepekaan suatu organisme terhadap senyawa atau obat. Zat yang akan diuji berdifusi dari pencadang reservoir kedalam medium agar
yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji. Diinkubasi selama waktu tertentu dan amati adanya hambatan pertumbuhan bakteri uji. Prinsip
penetapannya yaitu mengukur luas diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri.
Sebagai cadangan larutan uji dapat digunakan: a Silinder gelas atau logam
Silinder yang dipakai terbuat dari gelas atau logam tahan karat dengan diameter 6-8 milimeter. Keuntungannya jumlah larutan uji
dalam silinder dapat diperbanyak untuk menjamin ketersediaan larutan uji dalam cadangan selama waktu inkubasi. Kerugiannya
adalah sukar mengatur kedalaman silinder secara manual, sehingga difusi yang terjadi ada kemungkinan tidak homogen yang ditujukan
oleh diameter hambatan yang tidak berupa lingkaran.
Universitas Sumatera Utara
b Cakram kertas Paper Disc Dengan menggunakan cakram kertas ini, jumlah larutan uji yang
diserap dapat diatur homogen sesuai dengan kapasitas dan daya serap kertas yang tergantung pada diameter dan ketebalan cakram.
c Cetak lubang Dilakukan dengan cara melobangi medium agar dengan alat
penghisap agar atau pelobang gabus. Keuntungannya yaitu jumlah larutan yang berdifusi dapat terukur jumlahnya dan medium yang
digunakan tidak terlalu tebal, namun bila mencetak lubang kurang sempurna akan mempengaruhi difusi zat uji Masripah, 2009.
c. Metode turbidimetri Metode turbidimetri dilakukan berdasarkan hambatan pertumbuhan
mikroba dalam media cair yang mengandung zat antimikroba. Hambatan pertumbuhan mikroba ditentukan dengan mengukur serapannya dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Tahap penelitian meliputi pengambilan bahan tumbuhan, identifikasi bahan
tumbuhan, pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan fraksi-fraksi, selanjutnya dilakukan uji aktivitas
antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran. Parameter yang diamati yaitu besarnya diameter daya hambat pertumbuhan bakteri.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, autoklaf Fisons, blender Miyako, bola karet, desikator, freeze
dryer Modulio,
hot plate Fisons,
inkubator Fiber Scientific, jangka sorong, jarum ose, kamera digital Samsung, krus porselin, laminar air flow cabinet
Astec HLF 1200L, lemari pendingin Glacio, lumpang dan alu, mikroskop Olympus, neraca listrik Mettler Tolledo, oven Memmert, penangas air
Yenaco, pinset, pipet mikro Eppendorf, rotary evaporator Haake D, seperangkat alat penetapan kadar air, spektrofotometer visibel Dynamica dan
tanur Nabertherm.
Universitas Sumatera Utara