3.6.5 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan
diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1 . Jika terjadi warna biru atau kehitaman menunjukkan adanya tanin
Depkes, 1989.
3.6.6 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
menunjukan adanya saponin Depkes, 1995.
3.6.7 Pemeriksaan steroidtriterpenoid
Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa
ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann-Burchard, diteteskan pada saat akan mereaksikan
sampel uji. Timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukan adanya steroid, sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya
triterpenoid Harborne, 1987.
3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Belimbing Wuluh Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi. Sebanyak 200 g serbuk
simplisia dimasukkan kedalam wadah kaca yang bertutup, cairan penyari
Universitas Sumatera Utara
dituangi sampai semua simplisia terendam, biarkan sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator
sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml tiap menit, cairan penyari ditambahkan
berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia. Perkolasi dihentikan hingga 500 mg perkolat yang keluar terakhir
diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap rotary evaporator. Kemudian dikeringkan dengan freeze dryer
Depkes, 1986.
3.7.1 Pembuatan fraksi-fraksi dari ekstrak etanol
Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etilasetat. Sebanyak 5 g ekstrak etanol
ditambahkan etanol dan 10 ml air suling, lalu dimasukkan kedalam corong pisah, kemudian ditambahkan 40 ml n-heksana, dikocok, didiamkan sampai
terdapat 2 lapisan yang terpisah, lapisan n-heksana lapisan atas diambil dengan cara dekantasi, dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan
n-heksana jernih, kemudian ditambahkan 50 ml etilasetat pada lapisan air, dikocok, didiamkan sampai terdapat 2 lapisan yang terpisah, lapisan etilasetat
lapisan atas diambil dengan cara dekantasi, dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan etilasetat jernih, dan fraksi air fraksi sisa diambil dan semua
Universitas Sumatera Utara
fraksi yang diperoleh diuapkan sampai diperoleh ekstrak kental. Masing- masing fraksi yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antibakteri.
3.8 Sterilisasi Alat