Daun kenikir Tagetes erecta menurut Syamsuhidayat 1991 dalam buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia dapat digunakan sebagai penangkal serangga
dengan cara daun kenikir dijemur terlebih dahulu sampai kering yang kemudian selanjutnya dibakar. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent nyamuk Aedes spp.
Keterbatasankelemahan penelitian tersebut dengan yang di alam adalah dilihat dari tingkat keefektifan dari repellent tersebut apakah ada yang menerima
keberadaan dari repellent tersebut sebagai obat penolak yang biasa digunakan atau tidak. Maka untuk mengantisipasi keadaan seperti ini nantinya hasil penelitian
tentang repellent tersebut ada baiknya untuk di sosialisikan atau di perkenalkan secara luas terlebih dahulu kepada masyarakat, bahwa repellent yang terbuat dari bunga
kenikir tersebut aman digunakan sebagai obat penolak nyamuk seperti yang obat-obat lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
Melihat begitu banyaknya pembasmian vektor nyamuk dengan insektisida yang mengandung zat kimia berbahaya yang dapat meninggalkan pengaruh negatif
terhadap lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian repellent dengan menggunakan insektisida nabati yang dikenal lebih ramah lingkungan. Bunga Kenikir
Tagetes erecta merupakan salah satu jenis tanaman insektisida hidup pengusir nyamuk. Tanaman ini memiliki bau yang menyengat dan daun kenikir mengandung
saponin, flavonoid tagetiin, terthienyl, helenial, dan flavoxanthin. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
perlu dilakukan penelitian mengenai efektifitas daun kenikir sebagai repellent nyamuk Aedes spp.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes spp.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci setelah diolesi ekstrak daun kenikir dengan konsentrasi 1
2. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci setelah diolesi ekstrak daun kenikir dengan konsentrasi 2.
3. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci setelah diolesi ekstrak daun kenikir dengan konsentrasi 3.
4. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci setelah diolesi ekstrak daun kenikir dengan konsentrasi 4.
5. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci setelah diolesi ekstrak daun kenikir dengan konsentrasi 5.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kenikir dapat digunakan sebagai repellent yang aman.
2. Sebagai masukan bagi penulis dan mahasiswa FKM, khususnya mahasiswa kesehatan lingkungan untuk menambah wawasan mengenai
repellent.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Mengenai Nyamuk
Aedes spp.
Nyamuk Aedes spp. merupakan vektor utama dari demam berdarah dengue DBD yang terdiri dari Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir semua di pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut suhu
udara rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak Siregar, 2004.
Nyamuk-nyamuk Aedes yang aktif pada waktu siang hari seperti Ae. aegypti dan Ae. albopictus biasanya meletakkan telur dan berbiak pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki penampungan air, vas bunga di rumah, sekolah, kantor, atau di pekuburan, kaleng-kaleng atau
kantung-kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka, talang rumah, bambu pagar, kulit-kulit buah seperti kulit buah rambutan, tempurung kelapa, ban-ban bekas,
dan semua bentuk kontainer yang dapat menampung air bersih Sembel, 2009. Ae. aegypti pada malam hari beristirahat dalam rumah pada benda-benda yang
digantung, seperti pakaian, kelambu, pada dinding dan di bawah rumah dekat tempat berbiaknya, biasanya di tempat yang gelap Soedarmo, 1988. Sedangkan nyamuk
Ae. albopictus lebih suka berisitirahat di luar rumah Gandahusada, 2000. Nyamuk dewasa betina mengisap darah manusia pada siang hari yang
dilakukan baik di dalam rumah ataupun di luar rumah. Pengisapan darah dilakukan dari pagi sampai petang dengan dua puncak waktu yaitu setelah matahari terbit
Universitas Sumatera Utara