2.6. Kerangka Konsep
2.7. Hipotesis Penelitian
2.7.1. Hipotesis Mayor
Ha: Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent
pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 terhadap nyamuk Aedes spp.
Ho: Tidak ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai
repellent pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 terhadap nyamuk Aedes spp.
Daun kenikir Tagetes erecta
Daya proteksi ekstraksi daun kenikir pada:
1. Kulit kelinci yang diolesi kontrol
2. Kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 1
3. Kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 2
4. Kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 3
5. Kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 4
6. Kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 5
Jumlah Nyamuk Aedes spp. yang
hinggap setelah dioles repellent
Kelembaban Suhu
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Hipotesis Minor
1. Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 1 terhadap nyamuk Aedes
spp. 2. Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent
pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 2 terhadap nyamuk Aedes spp.
3. Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 3 terhadap nyamuk Aedes
spp. 4. Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent
pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 4 terhadap nyamuk Aedes spp.
5. Ada pengaruh ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent pada kulit kelinci yang diolesi konsentrasi 5 terhadap nyamuk Aedes
spp.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian
ini bersifat eksperimen semu karena untuk melihat pengaruh dari ekstrak daun kenikir Tagetes erecta sebagai repellent nyamuk Aedes spp.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL, dimana percobaan dilakukan dengan enam macam konsentrasi 0
sebagai kontrol, 1, 2, 3, 4, 5 dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan pembuatan formula dilakukan
di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2012.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah nyamuk Aedes spp. dewasa. Jumlah nyamuk Aedes pada masing-masing perlakuan dan kontrol sebanyak 15 ekor.
Jumlah sampel diambil berdasarkan kebutuhkan penelitian sebanyak 270 ekor, dimana jumlah sampel nyamuk diperoleh dari jumlah unit percobaan dikali jumlah
sampel satu unit percobaan dikali tiga tahap pengulangan. Jumlah sampel = 6 unit percobaaan x 15 ekor nyamuk x 3 pengulangan = 270.
Universitas Sumatera Utara
Jadi jumlah nyamuk yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 270 ekor nyamuk.
3.4. Subjek Penelitian
Dalam proses penelitian ini diperlukan subjek test yaitu dengan menggunakan kelinci sebanyak 6 ekor.
3.5. Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara berupa data jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit yang tidak di olesi oleh lotion dan pada kulit yang diolesi lotion dengan konsentrasi 1, 2, 3,
4, 5.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku dan jurnal serta literatur-literatur yang mendukung sebagai bahan kepustakaan.
3.6. Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1. Alat Penelitian
1. Kotak Pemeliharaan 2. Kotak pengamatan
3. Timbangan 4. Cawan porselin
5. Lumpang porselin
Universitas Sumatera Utara
6. Penangas air 7. Spatula
8. Kain kasa 9. Wadah tempat larva
10. Peciduk jentik 11. Wadah untuk lotion
12. Rotary evaporator
3.6.2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Bahan pembuatan formula lotion 1 yang didapat dari Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, yaitu: a Setil alcohol : 0,5 gr
b Asam stearat : 3 gr c Lanolin
: 1 gr d Gliserin
: 2 gr e Metil paraben : 0,1 gr
f Trietanolamin : 0,75 gr g Ekstrak kenikir: 1 gr
h Aquadest : secukupnya sampai 100 gr
2. Jentik nyamuk 3. Nyamuk dewasa
4. Air gula
Universitas Sumatera Utara
3.7. Cara Kerja Penelitian
3.7.1. Cara Mendapatkan Nyamuk Aedes spp.
Untuk mendapatkan nyamuk Aedes spp. dewasa dilakukan dengan memelihara larva kedua nyamuk Aedes spp. tersebut dengan cara sebagai berikut:
1. Larva Aedes spp. yang tertangkap dimasukkan ke dalam baskom kecil yang berisi air bersih dan diletakkan dalam kotak pemeliharaan
2. Simpan di tempat yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung 3. Amati kotak pemeliharaan dan apabila jentik telah berubah menjadi pupa,
lalu masukkan air gula madu ke dalam kotak pemeliharaan untuk makanan nyamuk setelah keluar dari kepompong.
4. Setelah nyamuk dewasa maka nyamuk tersebut ditangkap dengan aspirator kemudian dipindahkan ke kotak pemeliharaan
5. Nyamuk tidak diberi makan dilaparkan 12 jam sebelum dilakukan penelitian.
6. Pada akhir penelitian, nyamuk dibunuh dengan menggunakan kloroform.
3.7.2. Cara Mendapatkan Losion dari Ekstrak Daun Kenikir
Prosedur pembuatan losion dari ekstrak daun kenikir didapat dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan daun kenikir, timbang lebih kurang 1 kg, di keringkankan dalam lemari pengering selama 1-2 hari. Setelah kering ditimbang kembali
sebanyak 300gr.
Universitas Sumatera Utara
2. Daun yang sudah kering dihaluskan dengan cara di tumbuk atau di blender hingga di dapat serbuk daun kenikir.
3. Aduk serbuk daun kenikir dengan etanol secukupnya ± 1 liter selama kurang 3 jam agar seluruh serbuk daun kenikir yang terendam tercampur
rata. 4. Serbuk dimasukkan ke dalam perkolator dan direndam dengan etanol
selama 24 jam. 5. Ekstrak diperkolasi selama 2 minggu.
6. Ekstrak kasar etanol dipekatkan dengan rotary evaporator membentuk ekstrak pekat etanol.
7. Ekstrak pekat etanol kemudian di uapakan dengan penangas air untuk mengahsilkan ektrak kental.
8. Setelah didapatkan ekstrak pekat kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lotion. Setil alkohol, asam stearat, lanolin ditimbang dan dimasukkan ke
dalam cawan porselin, dilebur di atas penangas air hingga suhu 750 C Bahan A.
9. Gliserin, metil paraben, trietanolamin dilarutkan dalam aquadest panas Bahan B.
10. Bahan A dimasukkan ke dalam lumpang porselin panas, lalu ditambahkan Bahan B, lalu ditambahkan ekstrak pekat daun kenikir dan aduk rata.
11. Kemudian tambahkan aquadest dan aduk rata.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3. Cara Melakukan Pengenceran Konsentrasi Larutan Ekstrak Daun
Kenikir
Untuk mendapatkan konsentrasi larutan hasil ekstraksi daun kenikir 1 dengan menggunakan rumus: V1.N1 = V2.N2
Keterangan : V1 = Volume dari zat awal yang dibutuhkan
N1 = Konsentrasi awal V2 = Volume yang diinginkan
N2 = Konsentrasi yang diinginkan Contoh
: Larutan 1 dari ekstrak daun kenikir dalam 100 ml aquadest Dik
: N2 = 1 V2 = 100 ml N1 = 100
Dit : V1 =……?
Jawab : V1.N1 = V2.N2
V1. 100 = 100 ml. 1 V1 = 1ml
Artinya, 1 ml ekstrak pekat 100 diencerkan dalam labu takar dengan aquadest sampai volume 100 ml.
3.7.4. Cara Pembuatan Kotak Pengamatan dan Kotak Pemeliharaan
Kotak pemeliharaan berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm p x l x t, dan kotak pengamatan dengan ukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm p x l x t. Tiap sisi kotak ditutup
dengan kain kasa kasa nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Prosedur Penelitian
3.8.1. Prosedur yang Dilakukan Pada Subjek Test
1. Kelinci yang telah dipelihara sebelumnya diberi makan. 2. Sebelum penelitian dilakukan, cukur bagian tubuh kelinci yang akan di
jadikan objek gigitan nyamuk. 3. Lalu masukkan kelinci dalam kandang pengamatan.
3.8.2. Prosedur percobaan
1. Dari kotak pemeliharaan, nyamuk dewasa diambil dengan alat aspirator dan dibagi ke dalam kotak-kotak pengamatan masing-masing sebanyak 15
ekor dan pada kotak percobaan masing-masing diberi tanda yaitu A, B, C, D, E, F.
2. Setelah itu lakukan test dengan mengoleskan lotion dari ekstrak daun kenikir pada kulit kelinci dengan konsentrasi 1 dengan menggunakan
kuas sebanyak 1 ml. Lakukan selanjutnya dengan menggunakan konsentrasi 2, 3, 4, 5 sebanyak 1 ml.
3. Kelinci yang sudah diolesi losion dari esktrak daun kenikir dimasukkan ke dalam kotak percobaan selama 5 menit untuk pengamatan I pertama,
selanjutnya kelinci dikeluarkan selama 30 menit, dan dimasukkan kembali ke kotak percobaan selama 5 menit untuk pengamatan II kedua, dan
kelinci kembali dikeluarkan selama 30 menit kemudian dimasukkan kembali selama 5 menit untuk pengamatan ke III.
Universitas Sumatera Utara
4. Selama percobaan, kulit kelinci tidak dicuci dan perlakuan lotion tidak ditambah, hal ini untuk melihat daya tahan proteksi repellent.
5. Amati dan hitung jumlah nyamuk yang hinggap pada kulit kelinci. Dalam penelitian dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban.
6. Hasil data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan analisa sesuai dengan metode statistik yang digunakan.
3.9. Defenisi Operasional
1. Daun kenikir adalah bagian tumbuhan berwarna hijau yang diambil dari tumbuhan kenikir.
2. Daya proteksi formulasi ekstrak daun kenikir adalah kemampuan ekstrak daun kenikir untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk.
3. Jumlah nyamuk Aedes spp. yang hinggap adalah banyaknya nyamuk Aedes spp. yang hinggap di kulit setelah perlakuan pemberian repellent
hasil ekstrak daun kenikir selama beberapa waktu penggunaannya. 4. Suhu adalah temperatur udara di tempat melakukan penelitian selama
penelitian berlangsung yang diukur dengan menggunakan thermometer dan dinyatakan dalam derajat celcius.
5. Kelembaban adalah kandungan uap air di udara di tempat melakukan penelitian selama penelitian berlangsung yang diukur dengan
menggunakan alat hygrometer dan dinyatakan dalam persen.
Universitas Sumatera Utara
4.0. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji Anova menggunakan tabel F untuk mengetahui adanya pengaruh hasil ekstraksi
daun kenikir sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes spp. Dengan tingkat kemaknaan 0,05, tolak Ho jika p α 0,05.
Uji Anova:
1. Faktor Koreksi FK FK =
2. Jumlah Kuadrat JK JKT = TYij2 – FK
Db = k.t – 1 3. Jumlah Kuadrat Perlakuan JKP
JKP = Dbp = k – 1
4. Jumlah Kuadrat Galat JKG JKG = JKT – JKP
5. Kuadrat Total Perlakuan KTP KTP =
6. Kuadrat Total Galat KTG KTG =
Universitas Sumatera Utara
7. F Hitung F Hitung =
Dilanjutkan Dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncans SY =
BJND = P.SY
Keterangan:
FK = Faktor Koreksi
JKT = Jumlah Kuadrat Total JKP
= Jumlah Kuadrat Perlakuan Dbp
= Derajat Bebas Perlakuan JKG
= Jumlah Kuadarat Galat SY
= Kuadrat standar Rata-rata Deviasi P
= Jumlah Kuadrat Nyata Duncan KTP = Kuadrat Total Perlakuan
KTG = Kuadrat Total Galat k
= konsentrasi t
= ulangan Dbg = derajat bebas galat
BJND = Beda Jarak Nyata Duncan
Uji Daya Proteksi
Daya Proteksi = x 100
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Saat penelitian dilakukan, pengukuran suhu ruangan dan kelembaban ruangan pada tempat percobaan diukur sebagai hal yang menunjang perkembangan hidup
nyamuk.
4.1.1. Suhu Udara
Selama penelitian, dilakukan pengukuran temperature udara di ruangan penelitian dengan menggunakan thermometer, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Suhu Ruangan Penelitian di Laboratorium Pada Saat Penelitian Dilakukan
Konsentrasi Hasil Pengukuran Suhu °C
Rata-rata Ulangan
I II
III
Kontrol 0 27°C
27°C 27°C
27°C 1
27°C 27°C
27°C 27°C
2 27°C
27°C 27°C
27°C 3
27°C 27°C
27°C 27°C
4 27°C
27°C 27°C
27°C 5
27°C 27°C
27°C 27°C
Tabel 4.1. diatas menunjukkan suhu ruangan pada laboratorium percobaan
diukur dengan menggunakan thermometer dengan suhu rata-rata 27°C.
4.1.2. Kelembaban Udara
Pengukuran kelembaban udara diruangan dilakukan untuk mengetahui kelembaban yang sesuai dengan kelangsungan hidup nyamuk. Pengukuran
Universitas Sumatera Utara