Bahan pelampung terbuat dari plastik, sehingga daya apung yang didapat cukup besar. Selain itu plastik tidak menghisap air dan tidak cepat rusak. Bahan
pemberat adalah timah. Timah ini mempunyai sifat daya tenggelam lebih besar, tidak mudah berkarat dan tidak perlu membuka tali pemberat pada waktu operasi alat
tangkap. Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali kolor waktu ditarik agar
bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan cincin terbuat dari besi anti karat, untuk mengumpulkan cincin atau bagian bawah, pada waktu operasi digunakan tali kolor
yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan. Dengan terkumpulnya cincin, maka bagian bawah jaring akan terkumpul menjadi satu dan jaring akan berbentuk seperti
kantong. Keadaan ini dikarenakan tali kolo r memerlukan kekuatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tali- tali yang lain Subani dan Barus, 1989.
Di dalam purse seine terdapat serampat salvadge, yaitu bagian dari jaring yang lebih kuat dan berfungsi untuk memperkuat jaring akibat gesekan dari tarikan
pada saat operasi. Serampat ada tiga bagian, yaitu yang menghubungkan antara jaring pokok dengan tali pelampung, jaring pokok dengan tali pemberat dan yang
menghubungkan tali samping denga sayap Ditjen Perikanan, 1991.
2.4 Metode Penangkapan Purse Seine
Menurut Ditjen Perikanan 1991, cara pengoperasian alat tangkap purse seine adalah dengan melingkari dan menutupi bagian bawah jaring. Setelah jaring
dilingkarkan dan tali kolor ditarik, maka alat ini membentuk kantong besar sehingga ikan-ikan yang terkurung di dalamnya tidak dapat meloloskan diri.
Alat tangkap purse seine biasanya dioperasikan di laut dalam dan tidak berkarang. Purse seine ada yang dioperasikan dengan sebuah kapal dan ada pula yang
dioperasikan dengan dua buah kapal. Dala m pengoperasiannya kadang-kadang dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu atau rumpon yang berfungsi sebagai alat
pengumpul ikan. Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang hari dan malam hari.
Penangkapan yang dilakukan pada saat matahari terbit, matahari terbenam, atau pada malam hari ternyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan pada waktu lainnya
Ditjen Perikanan, 1991.
2.5 Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan matematik antara produksi output dan faktor- faktor produksi atau input. Secara umum fungsi produksi dapat dinyatakan
sebagai persamaan Y = f X
1
, X
2
, X
3
, .................., X
n
. Dimana ; X
1
, X
2
, X
3
, .............., X
n
merupakan faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan produksi Y. Persamaan diatas hanya menerangkan bahwa
produksi yang dihasilkan tergantung dari faktor- faktor produksi, belum menggambarkan bagaimana hubungan kuantitatif antara faktor- faktor produksi
dengan produksi. Untuk dapat menggambarkan hubungan kuantitatif, fungsi tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk yang khas seperti fungsi Cob-Douglass Panayotou
1986; Khaled 1986; Soekartawi 1994 yaitu: Y = aX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
......X
j bj
..... X
k bk
Fungsi Cobb-Douglass pada prinsipnya adalah persamaan regresi linier berganda dalam bentuk logaritma dengan tujuan agar persamaan tersebut menjadi
linier, yaitu log Y = log a + b
1
log X
1
+ b
2
log X
2
+ b
3
log X
3
+ ........ + b
k
log X
k
. Kajian untuk menentukan fungsi produksi dibidang perikanan tangkap pernah
dilakukan oleh Sudibyo 1998, Tokrisna et al. 1986. Manfaat diketahuinya produksi Cob-Douglass adalah menguji fase
perkembangan produksi menurut masukan untuk faktor produksi yang digunakan. Jika koefisien eksponensial bi
Σ 1, penambahan satu unit input akan meningkatkan
peubah output
Y ∆
. Apabila bi
Σ = 1, penambahan input tidak akan mempengaruhi
perubahan output
∆
Y sedangkan bi
Σ 1, maka penambaha n input akan
mengurangi perubahan output
∆
Y Gaspersz, 1990.
2.6 Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan