Hasil Penelitian Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi tahun 2012” yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 165 orang remaja puteri siswi di SMP Negeri 3 Berastagi yang telah mengalami menstruasi, maka dapat disajikan hasilnya sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur dan kelas. Kelas responden dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelas satu, dua, dan tiga. Dari table 5.1. dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012 Data Demografi F Umur - 11 Tahun - 12 Tahun - 13 Tahun - 14 Tahun - 15 Tahun - 16 Tahun 1 13 57 50 35 9 0,6 7,9 34,5 30,3 21,2 5,5 Kelas - Satu - Dua - Tiga 30 55 80 18,2 33,3 48,5 Jumlah 165 100 33 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.1. di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar umur responden adalah 13 tahun yaitu 57 orang 34,5 dan sebagian kecil berada pada umur 11 tahun yaitu 1 orang 0,6. Berdasarkan kelas responden mayoritas berada di kelas tiga yaitu 80 orang 48,5.

2. Status Gizi Remaja Responden

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi pada remaja puteri. Status gizi responden dibagi menjadi dua kategori yaitu status gizi baik dan status gizi kurang. Dari table 5.2. dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012 Status Gizi F Baik 118 71,5 Kurang 47 28,5 Jumlah 165 100 Dari tabel 5.2. di atas dapat disimpulkan bahwa status gizi responden mayoritas baik adalah 118 orang 71,5, sedangkan status gizi yang kurang adalah 47 orang 28,5.

3. Kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada Responden

Premenstrual Syndrome PMS adalah gejala fisik, psikis emosional, dan tingkah laku yang sering terjadi dalam siklus menstruasi dan menghilang setelah haid datang pada remaja puteri. Kejadian Premenstrual Syndrome ini dibagi menjadi dua 34 Universitas Sumatera Utara kategori yaitu mengalami premenstrual syndrome dan tidak mengalami premenstrual syndrome. Dari tabel 5.3 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012 Premenstrual Syndrome PMS F Mengalami 108 65,5 Tidak mengalami 57 34,5 Jumlah 165 100 Berdasarkan tabel 5.3. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS yaitu sebanyak 108 orang 65,5 dan minoritas responden yang tidak mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS yaitu sebanyak 57 orang 34,5.

4. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada

Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012. Dari tabel di bawah ini yang menghubungkan status gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada remaja puteri di SMP Negeri 3 Berastagi tahun 2012 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.4 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012 Status Gizi Premenstrual Syndrome PMS pada Remaja Puteri Total P Mengalami Tidak mengalami n N n 0,175 Baik 73 61,9 45 38,1 118 100 Kurang 35 74,5 12 25,5 57 100 Total 108 65.5 57 34,5 165 100 35 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.4. di atas dapat diperoleh hasil analisis bahwa sebagian besar yaitu 73 orang dari 165 orang 61,9 remaja puteri siswi memiliki status gizi baik dan mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS, sedangkan remaja puteri siswi yang memiliki status gizi baik tetapi tidak mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS berjumlah 45 orang dari 165 orang 38,1. Dan remaja puteri siswi yang mempunyai status gizi kurang tetapi mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS ada sebanyak 35 orang dari 165 orang 74,5, dan siswi yang berstatus gizi kurang dan tidak mengalami kejadian Premenstrual Syndrome PMS ada sebanyak 12 orang dari 165 orang 25,5. Analisis hubungan status gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome PMS di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012 diukur dengan menggunakan uji chi square. Dari hasil analisis data diperoleh nilai p=0,175 α=0,05 yang berarti Ho gagal ditolak, artinya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome PMS pada remaja puteri di SMP Negeri 3 Berastagi tahun 2012.

B. PEMBAHASAN