STATUS GIZI Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Remaja Puteri di SMP Negeri 3 Berastagi Tahun 2012

4. Perubahan Kejiwaan pada masa Remaja Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah : a. Perubahan Emosi Perubahan tersebut berupa kondisi : 1 Sensitif atau peka, misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja puteri, lebih-lebih sebelum menstruasi. 2 Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian, suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. 3 Ada kecenderungan tidak patuh pada orangtua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah. b. Perkembangan Intelegensia Pada perkembangan ini menyebabkan remaja cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik dan cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.

B. STATUS GIZI

1. Pengertian Gizi nutrion adalah berasal dari bahasa arab yaitu ”ghidza”, yang berarti makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “ geogos” yang artinya sumber-sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan Soekirman, 2000. 11 Universitas Sumatera Utara Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur- unsurikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh Sunita, 2006. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi Sunita, 2006. 2. Fungsi zat gizi Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan, sebagai pelindung dan pengatur. 3. Pengelompokan zat gizi Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient zat gizi makro dan mikro nutrient zat gizi mikro. a. Makro Nutrient Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi menyuplai energy dan zat-zat gizi esensial yang berguna untukkeperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas tubuh. Kelompok makro nutrient terdiri dari karbohidrat hidrat arang, lemak, protein zat putih telur, makro mineral dan air ada yang tidak memasukkan air dalam zat gizi. b. Mikro Nutrient Dalam golongan zat gizi mikro ini, termasuk vitamin baik yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak dan sejumlah mineral yang hanya dibutuhkan dalam kuantitas yang hanya sedikit. Vitamin yang larut dalam air yakni vitamin C 12 Universitas Sumatera Utara dan B kompleks meliputi vitamin B2 [riboflamin], niacin, vitamin B 6 [piridoksin], asam folat, biotin, asam pantotenat, dan vitamin B 12 [kobalamin] . Vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A retinol , vitamin D kalsiferol, vitamin E tokoferol, dan vitamin K quinon. Mikro mineral meliputi zat besi, yodium, fluor, zink, chromium, selenium, mangan, molipdenum dan kurfum. Kebanyakan diantaranya terikat pada enzim dan hormon serta berfungsi pada metabolisme Erna, 2005. 4. Penilaian Status Gizi Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung meliputi : antropometri, biokimia, klinis dan biofisik. Penilaian secara tidak langsung meliputi : survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi adalah tujuan, unit sampel yang diukur, jenis informasi yang dibutuhkan, tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan, tersedianya fasilitas dan peralatan, ketenangan dan dana Nyoman, Bakri Fajar. 2002. 5. Jenis Parameter Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia seperti lingkar lengan atas LILA. 13 Universitas Sumatera Utara Lingkar Lengan Atas dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik. Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan. Ada tujuh urutan pengukuran LILA, yaitu : a. Tetapkan posisi bahu dan siku b. Letakkan pita antara bahu dan siku c. Tentukan titik tengah lengan d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan e. Pita jangan terlalu ketat f. Pita jangan terlalu longgar g. Cara pembacaan skala yang benar Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata Nyoman, 2002. 6. Klasifikasi Status Gizi Klasifikasi Status Gizi menurut Rekomendasi Lokakarya Antropometri 1975 dan Puslitbang Gizi dibagi menjadi tiga yaitu: 14 Universitas Sumatera Utara a. Gizi Baik, dengan ukuran LILA 20,5cm-24,5cm b. Gizi kurang, dengan ukuran LILA 19,5cm-20,4cm c. Gizi Buruk, dengan ukuran LILA kurang dari 19,5cm Nyoman, Bakri Fajar. 2002 7. Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja adalah pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi. C. PREMENSTRUAL SYNDROME PMS 1. Pengertian Premenstrual syndrome PMS adalah gabungan dari gejala fisik dan psikologis yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu sebelum haid dan menghilang setelah haid datang Mitayani, 2009. Premenstrual syndrome adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi Bruner and sunddart, 2001. 2. Insiden Insiden atau kejadian dari premenstrual syndrome PMS sedikitya 85 dari wanita menstruasi yang mengalaminya. Study epidemiologi menunjukan kurang lebih 20 dari wanita usia reproduktif mengalami gejala PMS sedang sampai berat Freeman, 2007. Sekitar 3-8 memiliki gejala hingga patah yang disebut disporic disorder atau Premenstrual Dysporc Disorder PMDD Saryono, 2002. 15 Universitas Sumatera Utara 3. Penyebab Penyebab premenstrual syndrome PMS belum jelas. Beberapa penyebab premenstrual syndrome PMS antara lain: ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesterone kelebihan estrogen atau kekurangan progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi, faktor-faktor evolusi dan genetik, gangguan fungsi serotin, jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu mekanisme tubuh yang mengontrol, produksi estrogen dan progesteron, kelebihan atau defisiensi kortison dan androgen, kelebihan hormon anti dieresis, defisiensi vitamin A, B 1 , B 6 atau mineral seperti magnesium, hipoglikemia reaktif, alergi hormone, toksi haid, stres dan masalah emosional, masalah social, gaya hidup, misalya kurang olahraga, diet tinggi gula, minum alkohol, konsumsi tinggi garam. 4. Gejala Wanita dapat mengalami berbagai macam gejala premenstrual syndrome PMS, baik gejala fisik maupun gejala emosional. Tabel. Gejala-gejala Premenstrual Syndrome PMS GEJALA FISIK GEJALA EMOSIONAL Perut kembung Nyeri payudara, bengkak, keras Sakit kepala atau migraine Kejang atau bengkak pada kaki Nyeri panggul Hilang koordinasi Nafsu makan bertambah Hidung tersumbat Tumbuh jerawat Sakit pinggul Suka makan manis atau asam Palpitasi Peka suara atau cahaya Depresi Cemas Suka menangis Sifat agresif atau pembantahan Pelupa Tidak bisa tidur Merasa tegang Irritabilitas Suka marah Paranoid Perubahan dorongan seksual Konsentrasi berkurang Merasa tidak aman Sumber : dikutip dari Rayburn et.al., 2001, halaman 287. 16 Universitas Sumatera Utara 5. Tipe Premenstrual Syndrome PMS berdasarkan gejalanya : Menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari fakultas kedokteran UCLA, AS membagi PMS menjadi 4 tipe menurut gejalanya, yakni tipe A, H, C, dan D. a. PMS Premenstrual Syndrome Tipe A PMS tipe A Anxiety ditandai dengan gejala seperti : 1 Rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. 2 Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron ; hormon estrogen lebih tinggi daripada hormon progesteron. 3 Penderita PMS Tipe A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi. b. PMS Tipe H PMS tipe H Hyiperhydration memiliki gejala : 1 Edema pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. 2 Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. 3 Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi penimbunan air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. 4 Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari. 17 Universitas Sumatera Utara c. PMS Tipe C PMS tipe C Craving ditandai dengan gejala seperti : 1 Rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis biasanya cokelat dan karbohidrat sederhana biasanya gula. 2 Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala, terkadang sampai pingsan. 3 Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. 4 Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial omega 6, atau kurangnya magnesium. d. PMS tipe D PMS tipe D Depression ditandai dengan gejala : 1 Rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata verbalisasi, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. 2 Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3 dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D. 3 Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stress, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbale di tubuh atau kekurangan magnesium dan vitamin B terutama B6 . 18 Universitas Sumatera Utara 4 Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan tipe A Saryono, 2009. 6. Penanggulangan Premenstrual Syndrome a. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu untuk mengurangi penahanan air berlebihan. b. Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, cokelat. c. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi. d. Makan makanan berserat dan perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia. e. Perbanyak minum air putih. f. Penatalaksanaan secara medis : 1 Untuk mengatasi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid penggunaan garam dibatasi dan biasanya diberikan pengobatan diuretika. 2 Pemberian hormon progesterone selama 8-10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen. 3 Pemberian hormon testosterone dalam bentuk metiltestosteron sebagai tablet isap untuk mengurangi kelebihan hormon estrogen Mitayani, 2009. 19 Universitas Sumatera Utara

D. Hubungan Status Gizi dengan Premenstrual Syndrome PMS